Halaman

Kamis, 25 Juli 2013

ALLAH SUDAH MENULIS BUKU TENTANG ANDA




“mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.” (Mazmur 139:16)
Apakah Anda menyadari siapa diri Anda dan betapa Allah memerlukan  Anda-untuk memenuhi panggilan hidup Anda dalam memajukan Kerajaan-Nya di muka bumi ini? Allah secara khusus telah merancang suatu perjalanan hidup bagi Anda! Seluruh kehidupan Anda sudah dipetakan sebelum kelahiran Anda.
Allah sudah menulis sebuah buku tentang diri Anda bahkan sebelum orangtua Anda memikirkan Anda-sebelum satu hari pun berlangsung. Bukan hanya para selebritas dan penguasa memiliki buku yang memiliki buku yang memuat riwayat hidup mereka. Tidak, riwayat hidup Anda juga tercatat, namun realitasnya yang menkjubkan adalah: buku ini dipetakan dan dituliskan oleh Allah sebelum Anda lahir. Mustahil bagi Anda memenuhi biografi yang dirancangkan Allah itu dengan kemampuan Anda sendiri. Anda sama sekali tidak mampu melakukannya. Jika Allah merancang biografi yang dapat Anda penuhi dengan kemampuan Anda sendiri, maka Dia harus membagikan kemulian-Nya dengan Anda. Dan Allah tidak melakukan hal itu! Dia dengan jelas menyatakan, “Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung.” (Yesaya 42:8). Maka, Allah dengan sengaja menulis biografi Anda sedemikian rupa sehingga tidak mungkin dipenuhi dengan kemampuan Anda sendiri, agar Anda bersandar pada anugerah-Nya untuk memenuhi-Nya. Dengan demikian, Dia mendapatkan kemulian!
Kita tahu bahwa kita menjadi sebagaimana kita ada sekarang karena kemampuan-Nya, anugerah-Nya, dan bukan karena kemampuan kita. Itu karunia Cuma-Cuma dari Allah.
Amin.

MABUK SECARA ROHANI




“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5:8)
Iblis dapat menelan mereka yang sombong dan terbebani oleh kekhawatiran, namun mangsa yang paling empuk adalah orang percaya yang sedang mabuk. Apakah Petrus mengacu pada kecanduan alkohol? Bisa jadi, namun lebih dari itu ia mengacu pada orang percaya yang mabuk akan anggur dunia.
Menjelang akhir Kitab Wahyu, Yohanes menggambarkan hukuman yang menimpa pelacur besar. Babel, seorang malaikat berkata kepadanya:
“Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya. Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya."(Wahyu 7:1-2)
Ada berbagai pandangan tentang siapa yang dilambangkan sebagai pelacur besar ini. Ada yang mengatakan kota kuno Babel, dan ada yang percaya bahwa itu kota Roma atau Kerajaan Romawi. Saya percaya “pelacur besar” itu adalah sistem “keuangan dunia” ini. Salah satu alasan kepercayaan saya adalah nama misterius yang tertulis pada dahinya, “Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."(Wahyu 17:5). Saya tidak percaya bahwa Babel, Roma, atau Kerjaan Romawi adalah ibu dari semua percabulan dan kekejian di muka bumi. Namun Kitab Suci menegaskan pada kita bahwa, “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” (i Timotius 6: 10) dan kita dapat dengan mudah mengganti kata kejahatan dengan percabulandan kekejian, dan tetap mempertahankan makna sebenarnyaayat itu. Maksudnya ialah, cara yang digunakan sistem dunia ini sangat memikat panca indera sehingga dapat memabukkan. Perhatikanlah perkataan Yohane dalam perikop di Kitab Wahyu tadi, “penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya." Jika seseorang mabuk oleh anggur kekhawatiran, kekayaan, dan kesenangan dunia, ia dapat mudah diseret menjauh dari keintiman dengan Roh Kudus. Keadaan seperti itu sangat menyesatkan karena orang percaya bisa saja tampak saleh, namun sebenarnya mabuk oleh keinginan dunia saat ini. Saat ketajaman rohaninya menjadi tumpul, ia akan menjadi sasaran empuk pencurian, penyesatan, pemghancuran, dan bahkan pembunuhan oleh musuh.
Bagaimana kita menjaga diri agar tidak terjatuh ke dalam kebodohan itu dan tetap berpikiran sehat dan sadar? Jawabannya adalah dengan terus makan dan minum di dalam Tuhan, yang sungguh-sungguh mendatangkan kepuasaan, “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,”(Efesus 5:18) menurut saya, ia bukan hanya berbicara tentang anggur saja, tetapi tentang apa sajayang dapat memabukkan kita dan mengalihkan fokus kita dari jalan-jalan Allah. Itu bisa saja berupa perhatian yang berlebihan terhadap “ bisnis, lawan jenis, olah raga atau hobi tertentu, jejaring sosial (Facebook dan Twitter), daftarnya tak ada habisnya.
Amin.

MERENDAHKAN DIRI DI HADAPAN TUHAN




“Orang-orang yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam TUHAN” (Yesaya 29:19a)
Sungguh suatu janji yang luar biasa! Kita semua senang bersukaria atau bersukacita. Namun, kenapa ini juga sebuah janji yang sangat penting? Karena “karena sukacita TUHAN adalah kekuatan Anda.” (Nehemia 8:10 KJV). Kekuatan untuk menyelesaikan pertandingan dengan baik. Kita tak dapat berlari dengan tak kenal menyerah dalam perlombaan dan menyelesaikannya tanpa kekuatan itu. Allah berjanji bahwa Anda dan saya akan bertambah dalam sukacita, atau kekuatan, jika kita tetap mengenakan kerendahan hati. Dia juga berjanji,
“Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.” (Yesaya 57:15).
Ketika Allah berdiam di dalam diri kita, tak ayal kita akan dapat berlari dalam perlombaan dengan ketabahan. Kita bukan mengejar lawatan dari Allah. Sebaliknya kta merindukan Dia berdiam di dalam diri kita. Hal ini membuahkan kekuatan yang berkesinambungan untuk bertahan.
Jadi, saudara yang terkasih, “Rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “ Allah menentang orang yang congkak, tetapi memberi anugerah kepada orang yang rendah hati.”
“Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.” (1 Petrus 5:6)

KARAKTER UNTUK MEMERINTAH





“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.”(Matius 5:44-45)
Yusuf mengawali hidupnya sebagai pengadu dan pelagak dan tinggi hati. Namun ia tidak tetap bersikap seperti itu. Ia belajar taat melalui penderitaan, dan dengan demikian ia mengembangkan karakter yang diperlukannya untuk nantinya memerintah secara efektif. Ia menjadi orang kedua yang paling berkuasa di muka bumi. Jika ia memendam kepahitan, rasa tersinggung, sikap tidak mau mengampuni, dan kebencian pada kakaknya, mudah saja baginya menjalankan pembalasan dendam. Ketika kakaknya datang ke Mesir untuk mencari makanan pada saat kelaparan melanda seluruh dunia. Ia dapat menyiksa dan bahkan membunuh mereka. Akan tetapi, Yusuf justru berbuat sebaliknya. Ia memberi mereka gandum secara Cuma-Cuma dan tanah terbaik di Mesir bagi keluarganya. Hati Yusuf telah diteguhkan, dikuatkan, dan dimantapkan dengan karakter yang dewasa-karakter yang seperti Yesus Kristus. Karena ia memberkati kakak-kakaknya yang mengutukinya dan berbuat baik kepada mereka yang membencinya.
Mari kita perhatikan baik-baik penutup nasehat Petrus:
“Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.” (1 Petrus 5:9-10)
Allah sumber segala kasih karunia....akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan, dan mengokohkan kamu. Itu empat (4) kata yang sangat kuat dan menjanjikan bagi Anda dan saya.
1.      Melengkapi (menyempurnakan) “memulihkan atau melengkapi melalui perbaikan, penyesuaian, atau penisikan.”
2.      Meneguhkan “mengencangkan, mengarahkan ke tujuan tertentu dengan gigih, memperbaiki, meneguhkan, mendirikan dengan mantap.”
3.      Menguatkan “meneguhkan atau menguatkan dalam pengetahuan dan kekuasaan rohani.”
4.      Mengokohkan : meletakkan dasar untuk, benar-benar menegakkan sesuatu.”
Masing-masing kata itu menggambarkan apa yang Allah kerjakan di dalam diri Yusuf saat mempersiapkannya untuk memerintah. Ia diperbaiki dan ditisik, bukan lagi tukang mengadu atau berlagak atau tinggi hati. Ia menjadi sangat kuat, diangkat oleh anugerah Allah yang luar biasa ke tempat tujuan hidupnya. Ia menjadi kuat secara rohani sehingga ia memberkati dan tidak mengutuki kakak-kakaknya. Ketaatan yang tak kenal menyerah melalui situasi yang tampaknya tanpa pengharapan membentuk hikmat, keberanian, dan karakter yang tak dapat disangkal.
Mari jadilah Anda dan saya untuk mengikuti keteladanan Yusuf dan tentunya Yesus agar kita mampu mengarungi dunia yang  kejam ini dengan memiliki iman dan ketaatan yang tak kenal menyerah kepada Firman Tuhan.
Amin.