Halaman

Kamis, 26 Desember 2013

TUJUAN YESUS DATANG KE DUNIA



“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." (Matius 1:21)
 
Natal adalah bukti nyata betapa sempurnanya kasih Allah kepada manusia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16). Pertanyaannya: untuk apa Yesus Kristus datang ke dunia dan menjadi manusia? Ayat nats menegaskan bahwa Dia datang untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa. Kemudian timbullah pertanyaan dalam hati banyak orang: “Mana mungkin Allah menjadi manusia?” Jawabnya adalah tidak ada perkara yang mustahil bagi Dia, karena Allah adalah Mahakuasa.
Mengapa Allah harus turun ke dunia dan menjadi sama dengan manusia melalui pribadi Yesus Kristus? Karena tidak seorang pun manusia sanggup menyelesaikan persoalan dosanya, apa pun caranya. Adakah suatu anugerah yang luar biasa bila Yesus Kristus dengan kasih-Nya yang sempurna berkenan menebus dan menyelamatkan manusia dari dosa-dosa. Yesus Kristus adalah hadiah terindah bagi Dunia. Jadi inisiatif keselamatan itu datangnya dari Allah sendiri. “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah Para Rasul 4:12). Yesus datang ke dunia dengan membawa misi mulia “...untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:10).
Siapa di antara kita yang merasa tidak berdosa? Sesungguhnya setiap manusia di belahan bumi mana pun membutuhkan Yesus dalam hidupnya. Kata “Dialah” (ayat nats) adalah penegasan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan bagi manusia sebagaimana yang Yesus katakan, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6). Hal ini menunjukkan bahwa keselamatan tidak dapat diraih melalui perbuatan baik yang kita lakukan, sebab perbuatan baik tidak akan pernah dapat melunasi dosa yang kita perbuat, melainkan semata-mata oleh karena anugerah penyelamatan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus bagi orang yang percaya kepada-Nya.
"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita.” (Matius 1:23)
Di dalam Kolose 1:13 dikatakan bahwa, “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.” (Kolose 1:13-14). Jelas sudah bahwa perbuatan baik itu tidak dapat menyelamatkan seseorang dari dosa . perbuatan baik adalah buah dari keselamatan, bukan syarat untuk beroleh keselamatan kekal. Rasul Paulus pun menambahkan, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Efesus 2:8-9). Jadi kedatangan Yesus ke dunia adalah untuk mengemban misi penyelamatan dari Bapa: menebus dosa dan menyelamatkan manusia dari penghukuman kekal. Dia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:28). Tugas kita adalah membuka hati dan percaya kepada-Nya, serta menerima keselamatan yang ditawarkan Tuhan. Jadi orang yang menolak Yesus berarti menolak Tuhan.
Selain itu Anak manusia datang ke dunia untuk menyertai umat-Nya. Kata “Imanuel” yang berarti Allah menyertai kita adalah janji Tuhan bagi orang yang percaya, dan penyertaan-Nya atas kita bukan hanya pada waktu-waktu tertentu, tapi di sepanjang musim hidup kita, bahkan Ia akan menyertai kita sampai kepada akhir zaman. “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:20b). Oleh karena itu jangan pernah merasa sendiri dalam menghadapi pergumulan hidup ini . tuhan berkata, "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5b), bahkan “....rambut kepalamupun terhitung semuanya.” (Matius 10:30), bukti betapa Tuhan sangat memperdulikan kita.
Bagi umat Kristiani Natal bukanlah sekedar seremonial atau tradisi tahunan yang identik dengan pesta, hadiah dan atraksi. Momen Natal hendaknya menyadarkan kita akan besarnya kasih dan anugerah Allah bagi dunia ini.
“Tiada hadiah terbesar dan terindah bagi dunia selain kehadiran Yesus Kristus, karena Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa.”
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

MUJIZAT TERBESAR YANG MEMBUKA PINTU-PINTU MUJIZAT



“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.” (Yesaya 9:5-6).

Perayaan Natal membuat kita merenungkan mujizat terbesar pemberian Allah kepada manusia. Di dalam perayaan kelahiran Yesus, dalam ayat tersebut diungkapkan oleh nabi Yesaya: Seorang anak telah lahir dengan atribut: lambang pemerintahan ada pada bahunya, namanya disebut Penasehat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal, Raja damai, besar kekuasaannya dan damai sejahtera tidak berkesudahan di dalam kerajaannya, keadilan dan kebenarannya kokoh sampai selama-lamanya. Kehadiran Kristus di dunia adalah suatu mujizat dan kehadiran Kristus di tengah-tengah dunia juga memberikan mujizat bagi yang percaya kepada-Nya.
Siapakah putera yang telah lahir itu, Dia adalah Yesus Kristus Tuhan, kehadiran-Nya telah membawa wawasanyang baru bagi dunia, membagi masa lalu dan masa yang akan datang dalam kehidupan manusia. Kuasa-Nya mempengaruhi segalakegiatan manusia, firman-Nya menjadi pelita dalam kehidupan manusia.
Sebentar lagi kita akan meninggalkan tahun 2013, tentunya ada banyak perkara dahsyat yang telah Tuhan kerjakan dan berikan dalam hidup kita, memasuki tahun 2014, sebagai tahun dibukanya pintu mujizat, maka iman kita lebih yakin bahwa tahun depan makin dahsyat kuasa dan kemuliaan Tuhan yang akan di lakukan bagi kita.
Mengapa kelahiran Yesus menjadi mujizat yang terbesar dan membuka pintu mujizat?
1.       Kelahiran-Nya Dari Benih Roh Kudus
Keajaiban itu ada dalam kelahiran-Nya, karena melalui rahim seorang perempuan yang masih perawan dan benihnya dari Roh Kudus. “Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.” (Lukas 1:3-31).
Yesus Kristus adalah Allah yang telah menjadi manusia, bukankah ini merupakan suatu mujizat yang besar dimana Allah turun dari sorga untuk menghampiri manusia, untuk menunjukkan betapa besar dan begitu mulianya kasih Allah kepada manusia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16). Ia adalah Tuhan atas langit, bumi dan segala isinya dan Dia menetapkan segala sesuatu. “Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.” (Yohanes 3:35). Ini menunjukkan dan menyatakan asal-usul serta kehadiran-Nya yang menyatakan kuasa dan membuka pintu mujizat bagi mereka yang percaya kepada Dia.
2.       Kelahiran-Nya Membawa Keselamatan Bagi Manusia
Dosa telah membuat manusia, kehilangan hubungan komunikasi, terpisah bahkan yang sangat menyedihkan manusia hidup dengan kehilangan kemulian Tuhan. “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,” (Roma 3:23). Dosa membuat manusia selalu melawan dan memberontak kepada Allah. “seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.” (Roma 3:10-12). Dosa membuat manusia ada di bawah kutuk dan putus hubungan dengan Allah. “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesaya 59:1,2). Kehidupan manusia ada di bawah kontrol atau kendali dari si iblis, menjadi hamba atau budak dosa. Kelahiran Yesus Kristus untuk menggenapi nubuatan yang tertulis, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." (Kej. 3:15). Manusia membutuhkan keselamatan untuk terhindar oleh hukuman kekal, sedangkan manusia membutuhkan Yesus Kristus. Kelahiran-Nya membawa berita sukacita, karena didalam nama-Nya ada: Nasehat, pernyataan Kuasa Allah, Kehidupan Kekal, dan Perdamaian manusia dengan Allah. Manusia membutuhkan Yesus Kristus karena Dia satu-satunya Juruselamat dunia. “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah Para Rasul 4:12). Mujizat terbesar bagi manusia adalah keselamatan dalam hidupnya bagi kehidupan kekal. Olehnya peristiwa natal tahun ini kembali menggugah kita untuk supaya tiga genaerasi dalam keluarga kita di pakai Tuhan bagi kegerakan penuaian jiwa-jiwa. Pintu mujizat keselamatan bagi penuaian satu milyar jiwa sudah terbuka.
3.       Kelahiran-Nya Membawa Misi Pembebasan
Hidup di dunia yang penuh dengan tantangan, godaan, masalah, tipu daya iblis serta kehidupan yang jahat ini menyebabkan banyak manusia mengambil jalan dan terjerumus kedalam dosa, sehingga kemudian terbelenggu dalam kelemahan, ikatan dan budak dosa. Kelahiran Yesus juga membawa misi pembebasan, sehingga manusia yang percaya kepada-Nya akan dibebaskan dari kelemahan. “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.” (Yesaya 53:4). Manusia dibebaskan dari kutuk, “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" (Galatia 3:13) dan dibebaskan dari sakit penyakit “Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita." (Matius 8:17). Ini adalah mujizat yang disediakan Yesus bagi manusia yang percaya kepada-Nya. Pintu mujizat sudah terbuka; apapun persoalan ada pasti ada jalan keluarnya, karena kelahiran-Nya membawa misi pembebasan bagi manusia yang sedang ada dalam tawanan dan perbudakan dosa, sehingga menanggung masalah ekonomi, keluarga, pekerjaan dan sebagainya. Memasuki tahun 2014 akan terjadi perubahan, pintu apapun yang selama ini tertutup akan menjadi terbuka oleh mujizat-Nya.
4.       Kelahiran-Nya memberitahukan Bahwa Dia Adalah Penguasa Kerajaan Kekal
Dalam merayakan Natal maka kita juga harus mengingat bukan saja kelahiran-Nya, tetapi juga janji-Nya mengenai kedatangan-Nya untuk kali yang kedua, sebab ketika Yesus yang akan segera datang kembali tidak lagi menjadi bayi, tetapi menjadi Hakim yang Agung, tidak lagi menjadi bayi. Bagi mereka yang tetap mempertahankan imannya sampai dengan garis akhir, akan memasuki Kerajaan Kekal yaitu Kerajaan Tuhan Yesus, seperti yang tertulis “Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.” (2 Petrus 1:11).
Pintu Kerajaan Kekal terbuka bagi yang mempercayai Dia dan melakukan kehendak-Nya dalam zaman ini, Dia menjadi Raja, Allah dan Tuhan atas alam semesta dan manusia, menjemput mampelai-Nya yang dewasa, mengundang mereka untuk masuk dalam perjamuan bagi yang menyelesaikan pertandingan iman sampai garis akhir. Natal adalah peristiwa kelahiran Yesus Kristus; ini merupakan mujizat terbesar dimana Allah menjadi manusia, serta kelahiran-Nya juga membuat pintu mujizat terbuka. Bagi mereka yang tetap percaya, bergaul intim dengan Dia dalam doa, pujian dan penyembahan siang dan malam serta menjadi prajurit yang terus bersaksi bagi Dia, tahun 2014 akan menjadi musim dimana mujizat dan penuaian yang besar terjadi dalam kehidupan dan pelayanan kita.
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.
Selamat Hari Natal 2013 dan Selamat Tahun Baru 2014.


Senin, 23 Desember 2013

WAKTU UNTUK MELUPAKAN



“"Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (Matius 18:21-22).

Ingatkah ketika.....? itulah sebuah pertanyaan yang banyak kita dengar pada tahun ini. Mengenang bersama dengan keluarga, saudara, rekan kerja atau teman sekolah dan sahabat kita, kita menyusuri Natal-Natal yang telah berlalu, menikmati kenangan sampai tanpa terelakkan, kita terbentur pada kenangan yang sebenarnya lebih baik dilupakan.
Tiba-tiba, nyeri itu kembali menyerang. Sengatnya kecaman orang tua, janji teman yang diingkari, penolakan, kekecewaan, sakit hati.......
Apakah yang seharusnya kita lakukan dengan kenangan-kenangan seperti itu?
Kita dapat melupakannya. Malah sebenarnya, kita harus melupakannya. Dan hanya ada satu cara untuk melakukannya – yaitu melalui pengampunan.
Mengampuni seseorang terdengar seperti hal yang sederhana. Namun sedikit dari kita yang sungguh-sungguh melakukannya. Kita memperlakukan pengampunan seolah-olah itu merupakan salah satu pilihan tambahan dari kehidupan. Pengampunan adalah tuntutan dasar untuk setiap pemercaya. Malah sebenarnya, tidak mengampuni justru adalah kefasikan. Dalam Matius 18, Yesus menuturkan sebuah perumpamaan yang melukiskan akibat buruknya. Perumpamaan itu melibatkan seorang hamba yang berutang kepada tuannya sejumlah sepuluh ribu talenta. Ketika waktu pembayaran tiba, dia memohon kepada tuannya, “Tuan, bersabarlah kepadaku dan aku akan melunasinya semua.” Tuannya berbelaskasihan sehingga dia melepaskan seluruh utang itu!
Segera setelah itu, hamba yang sama itu mencari seseorang yang berutang kepadanya  seratus dinar. Mengaetahui bahwa dia tidak sanggup membayar, dia mengabaikan permohonan orang itu untuk berbelaskasihan dan menjebloskannya ke dalam penjara.
Ketika tuannya mendengar itu, dia sangat gusar. Dia memanggil hamba yang jahat itu dan menyerahkan hamba yang jahat itu dan menyerahkan dia kepada para penyiksa sampai dia melunasi semua hutangnya.
Simak kembali jumlah utang yang tidak dibayar, sepuluh ribu talenta. Utang-utang kecil kebanyakan yang sering membuat kita tersandung. Kejengkelan sepele antara suami dan isteri, antara saudara dan saudari. Berhati-hatilah. Itulah jenis utang yang digunakan iblis untuk menyiksa Anda.
Bagaimanapun, Yesus melunasi segunung utang bagi Anda. Anda dapat menjadi dermawan mengenai utang-utang orang lain yang sangat kecil.
Luangkan waktu dengan Roh Kudus, dengan mengizinkan Dia menyingkapkan sikap tidak suka mengampuni di dalam diri Anda. Jadi, bertobatlah dan lepaskanlah itu. Jadikanlah Natal ini lebih daripada sekedar suatu waktu untuk mengingat. Jadikan sebagai waktu untuk melupakan kesalahan orang lain.
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati

TUHAN ADALAH GEMBALAKU



“TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” (Mazmur 23:1)

Kekristenan adalah sebuah kehidupan, karena itulah harus menjadi realita dalam hidup orang percaya setiap hari. Selama kita memandang kekristenan hanya sebatas agama dan bukan sebagai realita, sampai kapan pun kerohanian kita akan Pribadi Tuhan tetap saja dangkal. Namun jika kita memandang kekristenan sebagai suatu kehidupan yang tak terpisahkan dengan Pribadi Tuhan Yesus dan sebuah hubungan yang karib dengan Dia, maka kita akan menjadi orang Kristen yang jauh berbeda, karena mengalami perjalanan rohani yang nyata dengan dia sebagai akibat perjumpaan dengan Dia secara pribadi. itulah sebabnya Daud berkata, “TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.” (Mazmur 25:14). Artinya bagi setiap orang yang bertemu dengan Tuhan secara pribadi dan membangun hubungan yang karib dengan Dia, Dia pasti menyatakan diri-Nya sehingga orang tersebut menyebutkan nama-Nya.
Selain sebagai raja atas Israel, di masa hidupnya Daud memiliki pengalaman hidup sebagai seorang gembala. Meski kambing domba yang digembalakannya hanya berjumlah 2-3 ekor ia melakukan tugasnya dengan penuh kesetiaan. Dengan penuh kesabaran ia membimbing kambing dombanya ke padang yang berumput hijau supaya cukup makanan dan air yang tenang, ia bahkan rela mempertaruhkan nyawanya demi keselamatan kambing dombanya dari terkaman binatang buas. “Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya.” (1 Samuel 17:34-35).
Berdasarkan pengalaman inilah terciptalah Mazmur 23 ini. Daud menyadari dan merasakan betapa Tuhan sangat mengasihi dan memperhatikan hidupnya seperti seorang gembala yang begitu mempedulikan domba-dombanya sehingga ia pun berkata, “Tuhan adalah gembalaku.” Gembala yang baik adalah yang mengerti kebutuhan  domab-dombanya. “Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku.” (Mazmur 23:2-3a).
“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;” (Yohanes 10:11)
Daud menyadari bahwa dirinya tak ubahnya seperti domba; lemah, tak berdaya, tidak bisa menjaga diri sendiri, memiliki rasa takut namun keras kepala, mudah sekali lari dan memberontak sehingga rentan untuk tersesat. “Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini, sebab perintah-perintah-Mu tidak kulupakan.” (Mazmur 119:176). Dalam keadaan demikian kehadiran seorang gembala sangat dibutuhkan. Bersama dengan gembala, domba dikelilingi dengan berkat, segala kebutuhannya terpenuhi.
Daud mengakui bahwa Tuhan adalah gembala yang baik. Sebagai gembala yang baik Tuhan akan membuat kita tidak berkekurangan sesuatu apa pun, bahkan ia mau menerima kita apa adanya, menjaga, menopang, menolong dan menyatakan kasih-Nya setiap saat. Dengan penuh kesabaran Ia menuntun dan memandu kita, sehingga “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” (Mazmur 23:4). Gembala yang baik selalu berjalan di depan, kemudian domba-dombanya akan mengikutinya. “Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.” (Yohanes 10:4). Selain itu di tangan gembala selalu ada gada dan tongkat. Gada berfungsi menghajar dan membunuh binatang buas yang hendak mengganggu dan memangsa domba. Sedangkang tongkat berfungsi memukul dengan pelan bokong domba-domba yang sedang berlarian, memberontak dan bergerak menjauh dari gembala atau sedang ke luar dari jalur. Pukulan itu tidak keras tapi terasa sakit juga dengan tujuan mendisiplinkan mereka. Atau tongkat dikalungkan ke leher domba dangan tujuan menarik si domba agar kembali ke barisan atau rombongan, sebab jika domba berjalan sendirian dan tercerai dikhawatirkan akan tersesat dan kemungkinan besar akan menjadi mangsa binatang buas.
Memang tongkat didikan Tuhan itu terasa tidak nyaman dan sakit bagi daging kita, tapi semuanya mendatangkan kebaikan bagi kita.
“Tuhan adalah Jehovah Rohi, Dia adalah Gembala dan kita adalah domba-dombanya. Sebagai Gembala yang baik Dia tahu yang terbaik bagi kita.
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.