“Pada
masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan,
bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan
pada-Nya.” (Mazmur 92:15-16)
Tuhan
memanggil dan menyelematkan kita dengan tujuan supaya kita memiliki kehidupan
yang berbeda dengan orang-orang dunia. Dengan demikian keberadaan kita
berdampak dan menjadi kesaksian bagi kemuliaan nama-Nya.
Kita dapat dikatakan “berbeda” bila ada
perubahan hidup yang benar-benar nampak dan bisa dilihat oleh orang lain dengan
ditandai buah-buah Roh. “Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.”
(Matius 3:8). Berubah dan berbuah merupakan kehendak Tuhan bagi setiap
pemercaya. Inilah kehendak Tuhan itu, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan
dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat
membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah
dan yang sempurna.” (Roma 12:2). Dan “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan,
yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah
murid-murid-Ku." (Yohanes 15:8).
Mengapa
setiap orang percaya harus berubah dan berbuah? Seorang Kristen dapat dikatakan
berubah apabila karakternya juga berubah, “Ketika aku kanak-kanak, aku
berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir
seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan
sifat kanak-kanak itu.” (1 Korintus 13:11). Berubah berarti bergerak menuju ke
arah Kristus dengan meninggalkan sifat kanak-kanak dan bertumbuh menjadi dewasa
rohani. Bukankah masih banyak orang Kristen yang sudah bertahun-tahun mengikut
Tuhan dan ditinjau dari sudut umur pun sudah dewasa (tua), namun mereka tetap
saja memiliki kerohanian yang kerdil? “Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari
sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan
asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan
makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran
tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.” (Ibrani 5:12-13).
Jangan
terus menjadi bayi atau kanak-kanak rohani! Jadilah orang Kristen yang makin
hari makin dewasa. Perubahan karakter adalah salah satu tandanya.
“Sebab
itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh
Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah
dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah.” (roma 7:4).
Buah
merupakan indikator sebuah pohon sehat. Setiap pohon sehat pasti akan
menghasilkan buah pada waktunya. Sebaliknya pohon yang tidak sehat sulit sekali
untuk berbuah. Demikian pula orang percaya yang “sehat” rohaninya pasti
menghasilkan buah-buah sesuai pertobatannya. Buah-buah yang dimaksudkan adalah
buah-buah Roh, yaitu “....kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.” (Galatia
5:22-23a). Sedangkan di dalam diri orang Kristen yang “sakit” rohaninya
mustahil ada buah-buah Roh.
Keberadaan
kita ini diibaratkan sebuah ranting dan Tuhan Yesus adalah pokok anggurnya.
Tuhan berkata, “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan
setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.”
(Yohanes 15:2). Dikatakan bahwa ranting yang tidak berbuah akan dipotong-Nya
dan kemudian dicampakkan ke dalam api dan dibakar. Itulah akhir dari pohon yang
tidak menghasilkan buah. Demikian pula perumpamaan tentang pohon ara yang tidak
berbuah; sudah tiga tahun lamanya si pemilik kebun tidak menemukan buah pada
pohon aranya sehingga ia pun memerintahkan pengurus kebunya untuk menebang
pohon itu dengan berkata, “Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!”
(baca Lukas 13:6-9).
Setiap
orang percaya tidak bisa menghindarkan diri dari proses “berubah dan berbuah”
ini. Mengapa demikian? Karena hidup yang berubah dan berbuah adalah syarat
untuk mengalami penggenapan janji Tuhan dalam hidup kita. Kadangkala kita
merasa bahwa janji Tuhan itu sangat jauh dari kehidupan kita; dan kita pun
berpikir bahwa Tuhan itu ingkar akan janji-janji-Nya. Tidak sama sekali! Tak
satu pun janji Tuhan yang tidak ditepati-Nya. Pada saat yang tepat pasti
digenapi-Nya!
“sebelum
Tuhan menggenapi janji-Nya, Ia terlebih dahulu memproses dan membentuk kita
supaya kita benar-benar menjadi orang Kristen yang makin hari makin dewasa di
dalam Dia, sehingga kehidupan kita pun menjadi kesaksian yang memuliakan
nama-Nya.”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar