“Janganlah
kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari
mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.” (1
Korintus 10:8)
Perbuatan
yang diperbuat oleh umat Israel yang membuat Tuhan marah adalah karena “mereka
melakukan percabulan”. Jika memperhatikan situasi-situasi dewasa ini,
percabulan atau dosa seksual banyak sekali terjadi dan kian mengalami
peningkatan, baik ditinjau dari si pelaku maupun korbannya. Meski di tiap-tiap
Negara ada undang-undang yang mengatur tentang pornografi, godaan melakukan percabulan
dan tindakan pornoaksi tidaklantas hilang begitu saja dalam masyarakat. Apalagi
di era globalisasi seperti sekarang ini di mana teknologi semakin canggih dan
mutakhir, orang dengan mudahnya mendapatkan informasi tentang hal-hal negative
yang berbau pornografi, entah itu lewat film ataupun internet. Akibatnya banyak
orang terjerat di dalamnya dan timbul dorongan untuk melakukan seperti yang
telah mereka lihat. Dosa jenis ini tidak hanya dilakukan oleh orang-orang dunia
tapi harus diakui ada banyak anak Tuhan yang terjerat dan jatuh di dalam tipu
muslihat iblis ini.
Kita
masih ingat kasus yang terjadi dan mencuat menjadi headline di media-media
beberapa waktu lalu dan menjadi perbincangan nasional yaitu kasus pelecehan
seksual dan percabulan yang dialami oleh anak-anak dibawah umur, siswa-siswa
playgroup/TK di salah satu lembaga pendidikan ternama dan bertaraf
internasional di Jakarta. Anak-anak yang masih polos dan memiliki masa depan
sangat panjang, yang seharusnya mendapat perhatian, kasih sayang, dan
perlindungan, justru harus mengalami peristiwa yang menyisakan trauma dalam
hidupnya karena menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh
orang-orang dewasa. Tragis sekali!
Dosa
percabulan dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan menimpa siapa saja tanpa
mengenal usia. Bahkan tanpa di sadari mungkin kita sendiri telah melakukan
percabulan meskipun tidak terjadi secara vulgar karena dosa percabulan bisa
timbul melalui ucapan kita, pikiran, hati dan juga perbuatan kita. Jadi dari
dalam hati bisa timbul dosa percabulan, perzinahan dan jenis-jenis kejahatan
lainnya “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan,
percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” (Matius 15:19). Tidak ada
tempat di dunia yang sanggup melindungi dan memberikan jaminan keamanan kepada
kita, Dialah tempat perlindungan sejati!
“Tidak
tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota
Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!” (1 Korintus
6:15)
Rasul
Paulus memperingatkan dengan keras jemaat di Korintus perihal dosa percabulan
ini. Ditambahkan, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan
dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah
kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging." (1 Korintus 6:16).
Dari ayat ini rasul Paulus hendak mengingatkan bahwa dosa percabulan itu
bukanlah dosa yang sifatnya pasif, yang dapat dilakukan dengan alasan tidak sengaja
atau karena khilaf, tetapi merupakan dosa yang aktif, yang terjadi oleh karena
seseorang telah mengikatkan diri dan menyerahkan diri terhadapnya.
Berhati-hatilah! Jika tidak bisa mengendalikan hawa nafsu kita maka hawa nafsu
itu akan mengendalikan kita. Karena itu kita harus bersikap tegas untuk menolak
segala godaan yang ada.
Yusuf
adalah contoh orang muda yang tidak membiarkan dirinya jatuh ke dalam dosa
percabulan, ketika isteri Potifar menggoda dan merayunya, “marilah tidur dengan
aku”, Yusuf dengan tegas menolak ajakan wanita itu dan memilih untuk lari:
“Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa
terhadap Allah?" (Kejadian 39:7-12). Perhatikan pula nasib Simson! Seorang
yang diurapi Tuhan dan dipakai Tuhan secara luar biasa harus mengalami akhir
hidup yang begitu tragis, karena ketidakmampuannya untuk menahan hawa nafsa dan
segala godaan yang ditunjukkan kepadanya, sehingga ia pun jatuh dalam dosa
percabulan.
Bersikap
tegas dan tidak berkompromi adalah kunci untuk menolak segala hal yang
membangkitkan hawa nafsu. Jangan sedikit pun memberi celah kepada iblis melalui
situasi dan kondisi yang kita ciptakan sendiri, karena “…tiap-tiap orang
dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.” (Yakobus
1:14). Tanpa pertolongan Roh Kudus kita tidak mampu menang terhadap daging
kita, karena itu bangun persekutuan yang karib dengan Tuhan senantiasa.
“Untuk
melepaskan diri dari dosa percabulan harus punya tekad kuat menjauhkan diri
dari hal-hal yang berbau cabul, dan mengikatkan diri kepada Tuhan.”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar