“Sebab
itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya
hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan
itu.”
(Efesus 4:1).
Tuhan
memanggil kita untuk menjadi berbeda dari dunia ini, sebab “…kamulah bangsa
yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah
sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang
telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:” (1
Petrus 2:9). Apakah kita memiliki kehidupan yang berpadanan dengan panggilan
Tuhan ini?
Setelah
kita dipanggil, keberadaan kita bukan sebagai orang biasa lagi melainkan
menjadi orang-orang pilihan Tuhan. Karena kita adalah orang-orang pilihan,
secara otomatis kita memiliki tugas dan tanggungjawab yang besar yaitu
memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Tuhan, yaitu menjadi saksi Kristus
di tengah-tengah dunia ini; dan mengerjakan panggilan Tuhan harus diwujudkan
dalam tindakan nyata, bukan sekedar berteori atau berkata-kata muluk seperti
biasa dilakukan orang-orang yang sedang berkampanye. Itulah yang disampaikan
Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus ini. Bukti kalau seseorang memiliki
kehidupan yang berpadanan dengan Tuhan adalah “…rendah hati, lemah lembut, dan
sabar.” (Efesus 4:2a). tanpa sikap hati yang benar sulit berpadanan dengan
panggilan Tuhan. Semua itu dimulai dari hati. Mengapa? “Seperti air
mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.” (Amsal
27:19), sebab “…apa yang keluar dari mulut berasal dari hati…Karena dari hati
timbul segala pikiran jahat,” (Matius 15:18-19). Maka dari itu “Jagalah hatimu
dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal
4:23).
Jadi,
dalam mengerjakan panggilan Tuhan penting sekali kita menjaga hati agar tetap
“humble”, lemah lembut dan sabar. “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat
Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
(1 Samuel 16:7b). apabila hati kita sudah teruji, kita akan mengerjakan
panggilan Tuhan itu tanpa persungutan, keluh kesah, tidak mudah kecewa dan
tetap kuat meski berada dalam situasi-situasi sulit.
“tetapi
dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam
segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.” (Efesus 4:15)
Kalau
hati kita sudah beres kita pasti akan mengerjakan segala sesuatu dengan
motivasi yang benar dan tanpa ada keterpaksaan. Hati yang beres adalah hati
yang sudah dijamah oleh Roh Kudus.
Jika
Roh Kudus sudah menjamah hatimu, “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh
yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras
dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam
batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap
berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.” (Yehezkiel 36:26-27).
Sebelum dijamah Roh Kudus hatimu tentu dipenuhi keinginan dan ambisi pribadi,
semua terfokus pada diri sendiri. Setelah mengalami jamahan-Nya hatimu dipenuhi
belas kasihan dan empati, dan sesuai perintah Tuhan. “Tunjukkanlah kasihmu
dalam hal saling membantu.” (Efesus 4:2b), serta “…marilah kita mengasihi bukan
dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam
kebenaran.” (1 Yohanes 3:18).
Ketika
kita menyadari akan panggilan Tuhan kita pasti akan bersemangat dan sangat
antusias untuk mengerjakan perkara-perkara rohani. “Janganlah hendaknya
kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” (Roma
12:11). Karena sadar bahwa kita ada sebagaimana kita ada sekarang ini
semata-mata karena anugerah dan campur tangan Tuhan, maka kita pun tidak serta
merta hanya puas menerima anugerah Tuhan, melainkan kita rindu untuk melangkah
ke tingkat kehidupan yang dikehendaki Tuhan yaitu untuk melayani Tuhan. “Dan
Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan
tubuh Kristus,” (Efesus 4:11-12).
“Jaga
sikap hati dalam mengerjakan panggilan Tuhan dan tindakan kasih serta memberi
diri untuk dipakai Tuhan dalam pelayanan adalah bukti nyata seseorang
mengerjakan panggilan Tuhan dalam hidupnya.”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar