“Janganlah
kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.”
(Ibrani 13:5)
Uang
tidaklah jahat, tapi cinta terhadap uanglah yang jahat. Karena cinta uang
banyak orang menjadi “gelap mata” dan menyimpang dari kebenaran. Mereka rela
melakukan apa saja demi uang, bahkan berani menghalalkan segala cara
untukmendapatkan uang, tidak peduli apakah itu mengorbankan orang lain atau
melanggar hukum.
Memang
harus diakui bahwa uang itu penting bagi kehidupan kita, tapi uang bukanlah
segala-galanya karena banyak hal di dalam kehidupan ini yang tidak dapat
diukur, dibeli dan digantikan dengan oleh uang. Apakah uang bisa membeli
sukacita, bahagia, ketenangan, apalagi keselamatan jiwa? Tentu tidak! Salomo,
yang meskipun memiliki kekayaan yang melimpah, bahkan dikatakan bahwa “Raja
Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat.” (1 Raja-Raja
10:23), mengakui bahwa berlimpahnya materi ternyata tidak menjamin kebahagian
seseorang. Salomo berkata, “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang,
dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun
sia-sia.” (Pengkhotbah 5:9). Ketidakpuasan ini bersumber dari cinta uang dan
hati yang terfokus pada kekayaan semata. “Karena di mana hartamu berada, di
situ juga hatimu berada.” (Matius 6:21). Karena cinta uang dan hati yang
melekat kepada kekayaan, seseorang tidak pernah merasa cukup, sebaliknya selalu
merasa kurang dan kurang. Sebanyak apa pun uang dan kekayaan yang dimiliki
tidak dengan serta merta membuat orang merasa puas dan cukup.
Rasa
puas dan rasa cukup berbicara soal hati. Bila hati kita dipenuhi ucapan syukur
maka di segala keadaan kita pasti berkata cukup. “Cukup” tidak berarti kita
berhenti bekerja dan berusaha, malah berpuas diri. Kita bisa berkata “cukup”
bila kita melihat dan menikmati apa yang telah kita terima dan dapatkan, bukan
pada apa yang belum kita peroleh. Rasul Paulus menasehati kita, “Mengucap
syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam
Kristus Yesus bagi kamu.” (1 Tesalonika 5:18).
"Berjaga-jagalah
dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang
berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya
itu." (Lukas 12:15).
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar