“Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku?” (Mazmur 116:12)
Sebelum memasuki hari baru ini mari renungkan sejenak kebaikan dan kemurahan Tuhan dalam hidup Saudara? Berapa kali Tuhan menyembuhkan Saudara? Berapa kali Saudara akan jatuh tetapi tangan Tuhan menopang Saudara? Berapa kali Tuhan menjawab doa-doa Saudara? Jawabnya: tak terhitung. Sampai kapan pun kita tak akan sanggup menghitung kebaikan dan kesetiaan Tuhan yang terjadi di sepanjang perjalanan hidup kita, seperti lagu “Kasih Tuhan” yang dinyanyikan oleh Maria Shandy; “Bagaikan langit yang membentang begitu luas kasih Tuhan, tiada terhitung pertolongan-Mu dalam hidupku. Bagaikan dalamnya samudra begitu dalam kasih Tuhan, tiada terhitung kesetiaan-Mu dalam hidupku”.
Setelah mengalami begitu banyak kebaikan dan kemurahan Tuhan, adakah dalam hati kita timbul pertanyaan: “Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku?”. Cukupkah kita hanya mengucap syukur kepada Tuhan lewat bibir atau ucapan saja tanpa melakukan sesuatu sebagai wujud respons kita atas kebaikan-Nya? Rasul Paulus menasihatkan, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,” (Filipi 2:5). Apa yang ada di dalam pikiran Tuhan Yesus? Pikiran Tuhan Yesus dipenuhi keinginan dan kerinduan-Nya untuk senantiasa menyenangkan hati Bapa. Tuhan Yesus menyenangkan hati Bapa melalui ketaatan-Nya melakukan kehendak Bapa. Tuhan Yesus berkata, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” (Yohanes 4:43). Karena itu, “….dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:8). Bukti nyata ketaatan Tuhan Yesus adalah Ia rela memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang melalui kematian-Nya di atas kayu salib.
Hati Tuhan akan disenangkan apabila kita menaati firman-Nya dengan sepenuh hati. Ketika kita taat artinya kita mengasihi Tuhan, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” (Yohanes 14:15).
“Sudahkah kita membalas kebaikan Tuhan melalui ketaatan kita?
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.
Setelah mengalami begitu banyak kebaikan dan kemurahan Tuhan, adakah dalam hati kita timbul pertanyaan: “Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku?”. Cukupkah kita hanya mengucap syukur kepada Tuhan lewat bibir atau ucapan saja tanpa melakukan sesuatu sebagai wujud respons kita atas kebaikan-Nya? Rasul Paulus menasihatkan, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,” (Filipi 2:5). Apa yang ada di dalam pikiran Tuhan Yesus? Pikiran Tuhan Yesus dipenuhi keinginan dan kerinduan-Nya untuk senantiasa menyenangkan hati Bapa. Tuhan Yesus menyenangkan hati Bapa melalui ketaatan-Nya melakukan kehendak Bapa. Tuhan Yesus berkata, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” (Yohanes 4:43). Karena itu, “….dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:8). Bukti nyata ketaatan Tuhan Yesus adalah Ia rela memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang melalui kematian-Nya di atas kayu salib.
Hati Tuhan akan disenangkan apabila kita menaati firman-Nya dengan sepenuh hati. Ketika kita taat artinya kita mengasihi Tuhan, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” (Yohanes 14:15).
“Sudahkah kita membalas kebaikan Tuhan melalui ketaatan kita?
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar