Halaman

Senin, 29 September 2014

KESEMPURNAAN YANG DICELA



“Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.” (Wahyu 2:4)

Menilik hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang Efesus, tidak salah jika mereka dipandang sebagai gereja yang sempurna! Jemaat ini sangat giat dalam pekerjaan Tuhan, tekun dalam iman kepada Kristus, gigih menghadapi rasul palsu dan ajaran sesat “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.” (Wahyu 2:2). Jemaat ini tidak pernah bosan mengiring Tuhan “Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.” (Wahyu 2:3). Mereka pun membenci kejahatan “Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.” (Wahyu 2:6). Gambaran gereja yang sempurna, bukan?
Namun, mengapa Tuhan malah mencela mereka? Tuhan menyebutkan mereka bersalah karena telah meninggalkan kasih yang semu (nats diatas). Hal-hal luar biasa yang mereka lakukan itu menjebak mereka dalam kesombongan rohani sehingga mendinginkan kasih mereka kepada sesama dan Tuhan “Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.” (Yohanes 4:20-21). Kesibukan dan kecintaan mereka pada hal-hal rohani justru mengikis cinta yang utama, yaitu kepada Tuhan dan sesama. Tuhan mengingatkan jemaat ini untuk bertobat dan kembali kepada kasih yang semula; jika tidak, Tuhan akan mengambil kaki dian (semua pelayanan) itu dari hidup mereka “Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.” (Wahyu 2:5).
Tuhan, Sang Empunya pelayanan (kaki dian), mempercayakan pelayanan kepada kita gereja-Nya, sebagai penyalur terang kasih dan berkat-Nya bagi sesama. Apalah artinya gereja yang begitu giat melakukan kegiatan rohani, punya banyak karunia, punya pengetahuan hebat tentang Alkitab, namun menolak untuk berbelas kasih kepada Saudara seiman dan orang yang tidak mengenal Tuhan? Mari indahkan peringatan-Nya dan kembali pada apa yang dikehendaki-Nya. Kiranya hidup kita senantiasa digerakkan oleh kasih yang semula.
“Sesempurna apa pun aktivitas rohani yang kita lakukan, jika kita tidak mengenal kasih sesama, Tuhan justru mencelanya.”
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

10 Tahap Penderitaan Tuhan Yesus



 Dan mereka (kita) mengalahkan dia (iblis) oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka (kita). Karena mereka (kita) tidak mengasihi nyawa mereka (kita) sampai ke dalam maut.” (Wahyu 12:11)
 
Banyak penderitaan yang Tuhan Yesus alami sampai Dia tidak menyayangkan nyawanya untuk menebus dosa Saudara dan saya.
Mari kita melihat kembali penderitaan apa saja yang telah Tuhan Yesus alami:

10 TAHAP PENDERITAAN TUHAN YESUS.

Ada 10 tahap penderitaan Tuhan Yesus dari Taman Getsemani sampai Golgota.
1.       1. Tuhan Yesus berdoa dan berserah kepada kehendak Bapa.
Setelah Tuhan Yesus mengadakan perjamuan malam bersama dengan murid-murid-Nya. Dia mengajak 3 murid yang dikasihi-Nya yaitu Petrus, Yohanes dan Yakobus pergi ke Taman Getsemani untuk berdoa.
Tuhan Yesus berkata: “"Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." (Matius 26:38)
Pada saat Tuhan mengatakan hal tersebut, Tuhan Yesus merasa takut dan gentar. Pada saat itulah Yesus adalah 100% manusia. Dia itu seperti kita, bisa merasa takut dan gentar. Saat itu Tuhan Yesus mulai berdoa: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39) Dia begitu ketakutan sampai-sampai “…seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:44). Di dalam doa-Nya Dia berkata "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" (Matius 26:42). Setelah Dia begitu lelah berdoa, Dia melihat ketiga murid-Nya dan ternyata mereka telah tertidur. Yesus mereka dan berkata "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?” (Matius 26:40). Ternyata murid-murid-Nya tidak kuat berjaga-jaga, sehingga Tuhan Yesus membiarkan mereka tertidur kembali.
Pelajaran yang Tuhan Yesus berikan adalah: Dia mengajarkan kepada kita, apabila kita menghadapi satu masalah yang begitu besar, yang menekan kehidupan kita, mungkin kita dalam keadaan takut dan gentar, yang harus kita lakukan adalah jangan melakukan apa-apa selain berdoa kepada Tuhan. Pada saat menghadapi masalah, janganlah Saudara bergerak ke yang lain, tetapi marilah kita belajar seperti apa yang Tuhan Yesus lakukan. Dia dating kepada Bapa, Dia berdoa dan berdoa. Saudara perhatikan, Tuhan Yesus juga bisa menawar kepada Bapa dengan mengatakan “jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku”. Saudara juga boleh menawar kepada Tuhan, tetapi jika Tuhan tidak menjawab berarti Saudara harus mengalami apa yang Tuhan Yesus alami. Jangan mengeraskan hati, tetapi biarlah kita berkata “Tuhan, kehendak-Mualah yang terjadi.”
Pada saat Saudara berkata “Kehendak-Mu yang jadi” berarti Saudara mengalami kemenangan di dalam doamu itu. Dan Saudara akan keluar menjadi seorang pemenang. Mengapa banyak orang tidak keluar sebagai pemenang? Karena mempertahankan kemauannya sendiri. Apapun yang terjadi, Tuhan mempunyai rencana yang indah bagi kita semua. “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11).
2.       2. Tuhan Yesus ditangkap
Kemudian Tuhan Yesus dibawa kerumah imam besar Kayafas. Di situ telah berkumpul ahli Taurat dan tua-tua, mereka bertanya kepada Yesus, tetapi Dia diam saja. Akhirnya Yesus diludahi, ditinju dan dipukuli.
Pelajaran yang Tuhan Yesus berikan adalah: ketika Dia diludahi, ditinju dan dipukuli, Dia diam saja dan tidak membalas. Pernahkah Saudara diludahi, ditinju dan dipukul gara-gara melakukan kebenaran? Pada saat kita mengalami aniaya, penghinaan seperti itu, kita dapat belajar dari Yesus, Dia tidak membalas. Apa yang Tuhan Yesus katakan? “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.” (Lukas 6:27-35)
Tuhan Yesus pernah berkata “Tidak ada upah/jasa bagi seseorang yang mengasihi Dia. Tetapi kalau kita mengasihi orang yang justru memusuhi kita, itu ada upahnya.” Mana yang akan Saudara pilih? Tentu kita semua memilih untuk diberkati oleh Tuhan.
3.       3. Yesus dibelenggu dan diserahkan kepada wali negeri Pilatus.
Pilatus pada ketika itu tidak menemukan kesalahan pada Tuhan Yesus, tetapi Dia harus tetap dihukum mati. Ada satu kebiasaan yang orang-orang lakukan di sana, yaitu setiap hari raya, mereka harus membebaskan seorang hukuman berdasarkan suara terbanyak. Waktu itu, ada seorang penjahat yang begitu luar biasa kejamnya bernama Barabas. Tapi orang banyak lebih memilih Barabas untuk dibebaskan, bahkan sebaliknya mereka berkata “Salibkan Dia….Salibkan Dia…”
Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan dalam keadaan bingung, istrinya mengirim pesan kepadanya, "Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam." (Matius 27:19). Setelah membaca surat dari istrinya, Pilatus mencari jalan bagaimana cara membebaskan Tuhan Yesus, tetapi orang banyak semua berkata “Salibkan Dia…Salibkan Dia…”
Akhirnya Pilatus tidak bisa berbuat apa-apa, dia mengambil air dan membasuh tangannya dihadapan orang banyak dan berkata "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!" (Matius 27:24). Dan seluruh rakyat itu menjawab "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!" (Matius 27:25). Luar biasa beraninya mereka. Saat itu mereka tidak mengerti apa yang telah mereka katakana. Akibat dari perkataan mereka sendiri, bangsa Yahudi mengalami hukuman yang berat, orang-orang Yahudi memang orang pilihan Tuhan, Tuhan memberkati pada sekelompok orang, tetapi secara keseluruhan, mereka diceraiberaikan oleh Tuhan sampai hari ini. Seperti apa yang terjadi waktu perang salib, mereka dibunuh, diperkosa, belum lagi peristiwa Holocaust pada zamannya Nazi Hitler, mereka mengalami pembantaian, di mana 6 juta orang Yahudi mati terbunuh.
Pelajaran yang Tuhan Yesus berikan adalah: Tuhan Yesus pernah dibelenggu, maka Dia bisa membebaskan kita yang terbelenggu. Walaupun kita rajin ke gereja dan kelihatannya sudah bersungguh-sungguh dengan Tuhan, tetapi kehidupan kita masih terbelenggu dengan: rokok, narkoba, kebiasan buruk menonton film porno, sakit hati dsb. Tuhan Yesus mampu dan mau membebaskan kita dari belenggu itu dan menanggung semua itu.
Daud adalah orang yang mengerti isi hatinya Tuhan. Dia pernah diperhadapkan 2 kali kesempatan di mana kalau dia mau, dia bisa saja membunuh Saul. Pada waktu itu Saul mengejar-ngejar Daud, seolah-olah Tuhan membuka kesempatan bagi Daud, tapi dia tidak mengusik orang yang diurapi Tuhan. Simei adalah orang yang memaki-maki Daud, sampai Yoab hendak membunuh Simei. Tapi Daud berkata “Jangan!” Siapa tahu Tuhan Tuhan izinkan dia untuk memaki-maki Daud. Berhati-hatilah! Sepertinya kita diberikan kesempatan untuk membalas tapi ingat kita tidak boleh melakukan hal seperti itu.
4.       4. Tuhan Yesus disesah/dicambuk
Tindakan pertama bagi seorang yang akan disalibkan adalah dia disesah. Kita sudah melihat bagaimana penderitaan Yesus. Alat yang digunakan sangat mengerikan, ujungnya dari cemeti, dari potongan-potongan tulang dan besi, begitu dihujam ke punggung, ke tangan, begitu ditarik, dagingnya akan tercabik keluar. Itu harus dilakukan sebanyak 39 kali dan banyak orang yang mengalami seperti ini, pada akhirnya mati sebelum disalibkan. Yesaya menggambarkan bagaimana keadaan Yesus pada waktu itu "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” (Yesaya 53:4-5).
Pelajaran yang Tuhan Yesus berikan adalah: Dia mau mengorbankan apapun untuk Saudara dan saya. Dia menanggung penyakit, kesusahan kita dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh.
5.       5. Tuhan Yesus diberikan jubah ungu dan mahkota duri.
Pada waktu mahkota duri ditaruh di atas kepala Yesus dan kemudian ditancapkan dengan buluh, maka duri itu masuk ke kapala Yesus. Darah tercurah dari kepala-Nya. Tuhan Yesus diolok-olok "Salam, hai Raja orang Yahudi!" (Matius 27:29).
Pelajaran yang Tuhan Yesus berikan adalah: Yesus pernah mengalami penderitaan sampai darah-Nya tercurah, Dia pernah diolok-olok dan mendapat hinaan dari semua orang. Tuhan Yesus telah menebus kita dari pikiran-pikiran dan rencana-rencana yang tidak baik. Ingatlah bahwa Tuhan Yesus sendiri pernah mengalami hal yang seperti ini. Dan Dia telah menanggung itu untuk kita semua.
6.       6. Tuhan Yesus memikul salib
Tuhan Yesus jatuh bangun saat memikul salib, sehingga darah-Nya keluar begitu banyak sampai Dia tidak kuat lagi. Akhirnya prajurit memanggil seorang Kirene untuk menggantikan Tuhan Yesus.
Pelajaran yang Tuhan Yesus berikan adalah: Tuhan Yesus pernah menanggung beban yang begitu berat yaitu salib, sebagai pengganti beban berat kita. Adakah diantara Saudara yang menanggung beban berat hari ini? Mungkin itu dalam keluarga, masalah kesehatan, pekerjaan, pelayanan, tetapi Tuhan Yesus pernah berkata “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28). Datanglah kepada Tuhan Yesus, Dia telah menaggung semua ini supaya Saudara dan saya disegarkan.
7.       7. Tangan dan kaki Tuhan Yesus dipaku.
Sesampainya di Bukit Golgota, Bukit Tengkorak, Yesus mulai disalibkan. Paku dihantam ke kaki dan tangan Yesus, betapa sakitnya Yesus pada waktu itu. Tapi Tuhan Yesus rela mengalami itu semua untuk Saudara dan saya. Dia menanggung tangan kita, kaki kita yang mungkin kita perbuat untuk hal-hal yang tidak benar, mungkin tangan untuk menampar, memukul, pegang pena untuk cek kosong, atau hal-hal yang tidak baik. Tuhan Yesus telah menanggung itu semua. Mari kita serahkan itu semua kepada Tuhan.
Pelajaran yang Tuhan Yesus berikan adalah: Dia telah menanggung dosa tangan dan kaki kita yang selama ini melakukan yang tidak benar.
8.       8. Tuhan Yesus disalib.
Rasa sakit yang luar biasa akibat cairan yang mulai menekan jantung, membuat Tuhan Yesus berlumuran darah. Dia ditonton oleh banyak orang dan itu tidak cukup bagi Tuhan Yesus. Semua orang yang melewati-Nya menghujat Tuhan Yesus. Imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, tua-tua, semua menghujat Tuhan Yesus. Bahkan satu dari penyamun yang ada di sebelah Tuhan Yesus juga ikut menghujat Tuhan Yesus.
Pelajaran yang Tuhan Yesus berikan adalah: dalam keadaan seperti ini, seharusnya keinginan sebagai manusia pasti ingin dihibur, tapi justru yang Dia dapatkan adalah cemoohan, cercaan dan hujatan. Mungkin Saudara pernah mengalami keadaan seperti ini ingatlah bahwa Tuhan Yesus telah menanggung itu semua dua ribu tahun yang lalu.
9.       9. Tuhan Yesus ditinggal Bapa.
Dikatakan diantara jam dua belas sampai jam tiga siang tiba-tiba keadaan di Golgota menjadi gelap. Tuhan Yesus gelisah, Dia merasakan bahwa Dia telah ditinggalkan oleh Bapa. Dia berteriak "Eli, Eli, lama sabakhtani?"* Artinya: /Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46).
Pelajaran yang Tuhan Yesus berikan adalah: sebenarnya Tuhan Yesus menggantikan tempat orang-orang berdosa, dimana pada hakekatnya orang-orang berdosa itu terpisah dari Bapa. Apakah Saudara pernah mengalami hal yang demikian? Ingatlah!! Tuhan Yesus sudah pernah menanggung itu semua buat Saudara dan saya.
110.   Tuhan Yesus menyerahkan nyawa-Nya
Tuhan terengah-engah, dan dengan suara nyaring Tuhan Yesus berseru "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.” (Lukas 23:46). Apa yang terjadi setelah itu? Dikatakan bahwa tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Prajurit-prajurit  yang menjaga tempat itu ketakutan melihat gempa bumi dan melihat segala yang terjadi lalu mereka berkata "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah." (Matius 27:54)
Pelajaran yang Tuhan Yesus berikan adalah: Dia memberikan nyawa-Nya bagi Saudara dan saya. Padahal seharusnya kita yang kehilangan nyawa. Dia memberikan nyawa-Nya supaya kita hidup kekal selama-lamanya. Pada saat Yesus menyerahkan nyawa-Nya, orang-orang menjadi percaya dan berkata “"Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah!"
YANG HARUS KITA LAKUKAN UNTUK MEMBALAS KEBAIKAN TUHAN.
Mari kita renungkan kembali segala kebaikan Tuhan, kesengsaraan-Nya dan apa yang telah Dia perbuat bagi kita. Tuhan Yesus mati bagi kita, tetapi pada hari yang ketiga Dia bangkit dari kematian. Tuhan Yesus melakukan semuanya itu untuk kita, apa yang harus kita perbuat untuk membalas kebaikan-Nya?
1.       “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Korintus 6:19-20)
Bagaimana Tuhan Yesus membeli kita dari tangan iblis. Dia dating kepada iblis dengan darah-Nya. Sekarang kita bukan lagi milik iblis maupun milik kita sendiri, tetapi milik Tuhan Yesus sendiri. Karena itu Dia hidup di dalam kita, tingkah laku kita, supaya kita hidup sesuai dengan Firman Allah. Dalam kehidupan sehari-hari, pernahkah Saudara meminta izin kepada yang punya yaitu Tuhan Yesus? Ingat tubuhmu bukan milikmu sendiri, tapi itu adalah milik Tuhan. “Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! Biarlah orang-orang yang melihat kita akan melihat Yesus Kristus. Kita harus menjadi garam dan terang di tengah mereka. Itulah yang harus kita lakukan untuk membalas semua kebaikan Tuhan itu.
2.       “Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.” (1 Korintus 7:23)
Kita ini adalah hambanya Tuhan bukan hamba manusia. Artinya yang pertama, kalau misalnya atasan Saudara menyuruh Saudara melakukan hal yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Apakah Saudara akan lakukan? Tidak!! Kalau itu tidak sesuai dengan Firman Tuhan.Yang kedua, “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. ” (Kolose 3:23-24). Berarti kalau Saudara bekerja untuk seseorang tidak perlu orang itu mengontrol dan melihat dengan ketat, Saudara akan bekerja dengan baik dan dengan tanggung jawab.Ingin setiap upah kita yang kita lakukan Tuhanlah yang memberinya. Kadang-kadang itu bisa melalui manusia. Jadi janganlah kita mengeluarkan maki-makian kepada atasan kita, karena itu akan menghambat berkat Tuhan. Kalau Tuhan yang member upah, tidak aka nada yang bisa menahannya. Mungkin ada orang yang berusaha untuk menahan, tapi Dia yang akan memakai berbagai jalan, sehingga upah itu sampai di Saudara. Semuanya akan menjadi baik. Yang penting dari pihak kita adalah apapun yang kita perbuat, lakukan dengan segenap hati seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia, karena kita adalah hamba Tuhan Yesus Kristus.
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati 

MENGUBAH HATI BAPA



“dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya…….” (Lukas 1:17)

Salah satu pesan Tuhan yang kuat kepada kita adalah bahwa kita, Gereja-Nya akan dipakai Tuhan seperti halnya Yohanes Pembaptis. Salah satu tugas Yohanes Pembaptis adalah membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya. Sederhananya adalah tentang pemulihan keluarga. Tidak dapat dipungkiri melihat kenyataan yang ada di hadapan kita di hari-hari terakhir ini. Berapa banyak kita jumpai pasangan suami isteri yang “bermasalah” datang konseling ke Gereja dengan maksud ingin bercerai. Belum lagi mereka yang berupaya menyelesaikan masalah sendiri melalui pengadilan tanpa meminta bimbingan dari hamba Tuhan, karena mereka sudah yakin bahwa perceraian adalah satu-satunya jalan keluar dari penyelesaian masalah rumah tangga yang mereka hadapi. Masalah yang sering kita jumpai adalah kasus perselingkuhan, perbuatan yang tidak menyenangkan yang dilakukan oleh salah satu pihak terhadap pasangannya serta anak mereka.
Tuhan mau pakai kita gereja-Nya untuk memulihkan keluarga-keluarga untuk itu kita harus memastikan bahwa keluarga kita tetap dalam keadaan harmonis dan romantis. Bagaimana kita dapat memelihara rumah tangga yang harmonis?
1.       Menjadikan Tuhan Yesus sebagai Yang Terutama.
Kasih Kristus adalah dasar yang kuat untuk membangun kehidupan rumah tangga/keluarga. Ada tertulis dalam firman Tuhan “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya;” (Mazmur 127:1). Tuhan Yesus harus menjadi yang terutama dalam hidup keluarga kita, bukan yang lain. Jika kita membuka pintu dan “mengijinkan” Tuhan hadir dalam rumah tangga kita, maka kasih-Nya senantiasa menyelimuti dan memelihara kehidupan rumah tangga kita. Bukti kalau kita menjadikan Tuhan Yesus yang terutama adalah dengan membangun mezbah keluarga, senantiasa menciptakan atmosfir doa, pujian dan penyembahan di dalam rumah tangga kita.
2.       Masing-masing Anggota Keluarga melaksanakan perannya sesuai dengan Firman Tuhan.
Firman Tuhan dengan tegas dan jelas mengatur peran dan fungsi masing-masing anggota keluarga. Dimana suami adalah kepala rumah tangga, sebagai pemimpin rumah tangga yang seharusnya berperan sebagai imam (mempim ibadah), raja (membuat keputusan dan menjamin kesejahteraan dan keamanan keluarga) serta nabi (menyampaikan pesan Tuhan). Sedangkan isteri berperan sebagai penolong yang sepadan (penolong, bukan perongrong atau penodong). Sebagai teman pewaris dari kasih karunia Allah. Apabila salah satu pihak tidak berpesan sesuai dengan fungsi ini atau melaksanakannya dengan tidak maksimal, dapat dipastikan kehidupan rumah tangga akan mengalami gangguan.
Demikian juga “karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.” (Efesus 5:22-23) jelas menyatakan bahwa suami harus mengasihi isteri dan isteri harus tunduk kepada suami. Seandainya suami tidak atau kurang mengasihi isteri dan isteri tidak mau atau kurang tunduk kepada suami dapat dipastikan akan muncul masalah dalam rumah tangga.
3.       Menciptakan Kebersamaan.
Kebersamaan sudah merupakan “barang langka” bagi sebagian besar keluarga, terlebih bagi mereka yang tinggal diperkotaan. Yang dimaksud dengan kebersamaan disini adalah meluangkan waktu yang berkualitas bersama dengan anggota keluarga (suami, isteri dan anak-anak). Berkualitas berarti memanfaatkan waktu secara maksimal tanpa diintervensi/diganggu oleh pekerjaan, atau kesibukan yang lain termasuk sibuk dengan gadget (hp/tablet/ipad/fb/twiter) masing-masing
Kebersamaan tidak bisa dicari, tapi harus diciptakan. Artinya harus ada komitmen yang kuat diantara anggota keluarga untuk memberi waktu khusus di tengah kesibukan masing-masing untuk bertemu, berkumpul dan melakukan aktivitas bersama. “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” (Mazmur 133:1).
4.       Memiliki Ketrampilan Menangani Masalah.
Tidak ada seorangpun / satu rumah tangga pun yang kebal terhadap masalah. Artinya masalah pasti akan datang kepada siapa saja. Kita mungkin tidak bisa terhindar dari masalah rumah tangga, tapi kita bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah yang datang tanpa menimbulkan masalah lain yang lebih besar. Untuk itu diperlukan keterampilan untuk menghadapi masalah. Beberapa hal sederhana yang perlu kita ingat adalah : jangan mengambil keputusan saat kita sedang dalam keadaan marah/panas hati, serang/selesaikan masalahnya, jangan serang orangnya (pasangan atau anak anda) dalam setiap masalah ambil waktu untuk berdoa dan meminta petunjuk Tuhan. Jika Anda dan pasangan merasa menemukan jalan buntu, mintalah hamba Tuhan untuk membimbing Anda menemukan jalan keluar yang sesuai dengan firman Tuhan.
Dalam segala hal, pegang janji Tuhan ini:   Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13).
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

KETIKA DOSA DIBERESKAN



“Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju.” (Yesaya 1:18)

Ketika itu saya sedang menyaksikkan berita di televisi bagaimana di Jepang sedang datang musim dingin dan Negara tersebut sedang ditutupi salju dan menjadikan seperti hamparan putih menutupi semua daerah di tempat tersebut. Sambail mengamati acara tersebut, saya merenungkan tulisan Nabi Yesaya tentang Allah yang menghapus seluruh dosa dan pelanggaran manusia – termasuk dosa saya dan Saudara.  Semuanya disucikan sehingga menjadi putih bersih. Begitu pula Nabi Mikha mengungkap bagaimana Tuhan melawat dan mengapuni manusia. Dia membuang dosa dan pelanggaran umat-Nya ke tubir laut yang paling dalam sehingga tak ada yang tersisa lagi, “Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.” (Mikha 7:19). Yang ada tinggal hati baru seputih salju.
Ketika saya keluar rumah, saya baru mendapati sebuah cabang pohon yang jatuh. Keberadaannya sangat kontras dengan hamparan salju yang putih bersih; ia tampak jelas sebagai sampah. Maka, saya segera menyingkirkannya. Begitu juga dosa yang kita lakukan. Setelah hidup kita ditebus oleh Yesus Kristus, dosa akan segera tampak jelas, dan kita tidak akan tahan membiarkannya. Bila hidup kita masih dipenuhi “sampah” dosa, segala “ranting” dan “daun yang berguguran” tidak terlalu tampak.
Setelah hidup kita dipulihkan oleh Yesus Kristus dan menjadi ciptaan baru, kita masih bisa tergelincir dalam dosa jika kita tidak waspada. Namun secara alamiah, sebagai manusia baru, kita tidak akan tahan hidup dalam dosa. Sebab hati kita akan terganggu dan kehilangan damai sejahtera saat berbuat dosa. Bila Saudara mengalami hal ini, segeralah periksa hidup Saudara. Jangan sampai dosa menguasai hidup Saudara lagi “Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia. Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak! Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan. Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran. Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu ialah kematian. Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:11-23).
“Perubahan ajaib terjadi padaku sejak kuterima Yesus; Hatiku diubahkan menjadi baru.”
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.