Halaman

Senin, 29 September 2014

KESEMPURNAAN YANG DICELA



“Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.” (Wahyu 2:4)

Menilik hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang Efesus, tidak salah jika mereka dipandang sebagai gereja yang sempurna! Jemaat ini sangat giat dalam pekerjaan Tuhan, tekun dalam iman kepada Kristus, gigih menghadapi rasul palsu dan ajaran sesat “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.” (Wahyu 2:2). Jemaat ini tidak pernah bosan mengiring Tuhan “Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.” (Wahyu 2:3). Mereka pun membenci kejahatan “Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.” (Wahyu 2:6). Gambaran gereja yang sempurna, bukan?
Namun, mengapa Tuhan malah mencela mereka? Tuhan menyebutkan mereka bersalah karena telah meninggalkan kasih yang semu (nats diatas). Hal-hal luar biasa yang mereka lakukan itu menjebak mereka dalam kesombongan rohani sehingga mendinginkan kasih mereka kepada sesama dan Tuhan “Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.” (Yohanes 4:20-21). Kesibukan dan kecintaan mereka pada hal-hal rohani justru mengikis cinta yang utama, yaitu kepada Tuhan dan sesama. Tuhan mengingatkan jemaat ini untuk bertobat dan kembali kepada kasih yang semula; jika tidak, Tuhan akan mengambil kaki dian (semua pelayanan) itu dari hidup mereka “Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.” (Wahyu 2:5).
Tuhan, Sang Empunya pelayanan (kaki dian), mempercayakan pelayanan kepada kita gereja-Nya, sebagai penyalur terang kasih dan berkat-Nya bagi sesama. Apalah artinya gereja yang begitu giat melakukan kegiatan rohani, punya banyak karunia, punya pengetahuan hebat tentang Alkitab, namun menolak untuk berbelas kasih kepada Saudara seiman dan orang yang tidak mengenal Tuhan? Mari indahkan peringatan-Nya dan kembali pada apa yang dikehendaki-Nya. Kiranya hidup kita senantiasa digerakkan oleh kasih yang semula.
“Sesempurna apa pun aktivitas rohani yang kita lakukan, jika kita tidak mengenal kasih sesama, Tuhan justru mencelanya.”
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar