“Namun
demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang
semula.” (Wahyu 2:4)
Menilik
hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang Efesus, tidak salah jika mereka
dipandang sebagai gereja yang sempurna! Jemaat ini sangat giat dalam pekerjaan
Tuhan, tekun dalam iman kepada Kristus, gigih menghadapi rasul palsu dan ajaran
sesat “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku
tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau
telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak
demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.” (Wahyu 2:2). Jemaat
ini tidak pernah bosan mengiring Tuhan “Dan engkau tetap sabar dan menderita
oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.” (Wahyu 2:3). Mereka pun
membenci kejahatan “Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala
perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.” (Wahyu 2:6). Gambaran
gereja yang sempurna, bukan?
Namun,
mengapa Tuhan malah mencela mereka? Tuhan menyebutkan mereka bersalah karena
telah meninggalkan kasih yang semu (nats diatas). Hal-hal luar biasa yang
mereka lakukan itu menjebak mereka dalam kesombongan rohani sehingga
mendinginkan kasih mereka kepada sesama dan Tuhan “Nenek moyang kami menyembah
di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang
menyembah." Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai
perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung
ini dan bukan juga di Yerusalem.” (Yohanes 4:20-21). Kesibukan dan kecintaan
mereka pada hal-hal rohani justru mengikis cinta yang utama, yaitu kepada Tuhan
dan sesama. Tuhan mengingatkan jemaat ini untuk bertobat dan kembali kepada
kasih yang semula; jika tidak, Tuhan akan mengambil kaki dian (semua pelayanan)
itu dari hidup mereka “Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh!
Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak
demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari
tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.” (Wahyu 2:5).
Tuhan,
Sang Empunya pelayanan (kaki dian), mempercayakan pelayanan kepada kita
gereja-Nya, sebagai penyalur terang kasih dan berkat-Nya bagi sesama. Apalah
artinya gereja yang begitu giat melakukan kegiatan rohani, punya banyak
karunia, punya pengetahuan hebat tentang Alkitab, namun menolak untuk berbelas
kasih kepada Saudara seiman dan orang yang tidak mengenal Tuhan? Mari indahkan
peringatan-Nya dan kembali pada apa yang dikehendaki-Nya. Kiranya hidup kita
senantiasa digerakkan oleh kasih yang semula.
“Sesempurna
apa pun aktivitas rohani yang kita lakukan, jika kita tidak mengenal kasih sesama,
Tuhan justru mencelanya.”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar