“Marilah,
baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti
kirmizi, akan menjadi putih seperti salju.” (Yesaya 1:18)
Ketika
itu saya sedang menyaksikkan berita di televisi bagaimana di Jepang sedang datang
musim dingin dan Negara tersebut sedang ditutupi salju dan menjadikan seperti
hamparan putih menutupi semua daerah di tempat tersebut. Sambail mengamati
acara tersebut, saya merenungkan tulisan Nabi Yesaya tentang Allah yang
menghapus seluruh dosa dan pelanggaran manusia – termasuk dosa saya dan
Saudara. Semuanya disucikan sehingga
menjadi putih bersih. Begitu pula Nabi Mikha mengungkap bagaimana Tuhan melawat
dan mengapuni manusia. Dia membuang dosa dan pelanggaran umat-Nya ke tubir laut
yang paling dalam sehingga tak ada yang tersisa lagi, “Biarlah Ia kembali
menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala
dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.” (Mikha 7:19). Yang ada tinggal hati baru
seputih salju.
Ketika
saya keluar rumah, saya baru mendapati sebuah cabang pohon yang jatuh.
Keberadaannya sangat kontras dengan hamparan salju yang putih bersih; ia tampak
jelas sebagai sampah. Maka, saya segera menyingkirkannya. Begitu juga dosa yang
kita lakukan. Setelah hidup kita ditebus oleh Yesus Kristus, dosa akan segera
tampak jelas, dan kita tidak akan tahan membiarkannya. Bila hidup kita masih
dipenuhi “sampah” dosa, segala “ranting” dan “daun yang berguguran” tidak
terlalu tampak.
Setelah
hidup kita dipulihkan oleh Yesus Kristus dan menjadi ciptaan baru, kita masih
bisa tergelincir dalam dosa jika kita tidak waspada. Namun secara alamiah,
sebagai manusia baru, kita tidak akan tahan hidup dalam dosa. Sebab hati kita
akan terganggu dan kehilangan damai sejahtera saat berbuat dosa. Bila Saudara
mengalami hal ini, segeralah periksa hidup Saudara. Jangan sampai dosa
menguasai hidup Saudara lagi “Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa
kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana,
supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan
anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman,
tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati,
tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada
Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab kamu tidak akan dikuasai
lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah
kasih karunia. Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak
berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!
Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang
sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu
taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam
ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? Tetapi syukurlah kepada Allah!
Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah
mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan
dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. Aku mengatakan hal ini secara manusia
karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota
tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada
kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota
tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan. Sebab
waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran. Dan buah apakah yang kamu
petik dari padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena
kesudahan semuanya itu ialah kematian. Tetapi sekarang, setelah kamu
dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah
yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang
kekal. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal
dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:11-23).
“Perubahan
ajaib terjadi padaku sejak kuterima Yesus; Hatiku diubahkan menjadi baru.”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar