“Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam!” (Mazmur 84:2)
Wujud
lain dari seseorang yang senantiasa mengucap syukur adalah senantiasa beribadah
kepada Tuhan dengan sukacita. “Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita,
datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!” (Mazmur 100:2).
Dari
ayat ini Tuhan memberi perintah kepada kita untuk beribadah kepada-Nya dengan
sukacita sekalipun dalam keadaan dukacita. Beribadah dengan sukacita tidak
dikarenakan kondisi yang dialami dan juga bukan karena perasaan lagi enak,
tetapi merupakan sebuah pilihan! Tidak sedikit orang Kristen yang datang
beribadah karena terpaksa, lagi butuh Tuhan atau saat enak hati saja tanpa
memiliki kerinduan mendalam kepada Tuhan; mereka lebih suka menjauhkan diri
dari pertemuan-pertemuan ibadah yang ada dengan banyak alasan; sibuk, capai,
kerja lembur, padahal kalau untuk urusan pribadi kita selalu memiliki waktu.
Ada tertulis: “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah
kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling
menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”
(Ibrani 10:25). Ibadah merupakan anugerah dari Tuhan di mana kita dilayakkan untuk
menghampiri tahkta kasih karunia dan kekudusan-Nya, karena itu kita harus
beribadah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh dan penuh sukacita. Ibadah yang
sejati adalah ibadah yang korban persembahannya ialah tubuh kita sebagai
persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Tuhan “Karena itu,
saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Roma 12:1): jadi
seluruh keberadaan hidup kita (tubuh, jiwa dan roh) harus terlibat dalam
ibadah. Tetapi kita harus mengubah mulai sekarang setiap kita mau melangkah
baik itu untuk ibadah maupun dalam kehidupan kita sehari dengan yang pertama
dan utama adalah : roh, jiwa dan tubuh. Karena itu kita harus mempersiapkan
korban persembahan hidup kita dengan sukacita.
Selama
hari masih siang, artinya selama masih ada kesempatan, mari kita gunakan
waktu-waktu yang ada untuk mengejar perkara-perkara rohani: beribadah kepada
Tuhan dengan sukacita dan antusias, serta melayani Dia dengan roh yang
menyala-nyala. Ingat, kesempatan belum tentu datang dua kali, sehingga daripada
menyesal, pergunakanlah kesempatan dengan baik.
“… ibadah itu berguna dalam segala hal, karena
mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.” (1
Timotius 4:8), karena itu beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita.
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar