Halaman

Selasa, 08 April 2014

PENGELOLAAN KEUANGAN YANG TIDAK BOROS


“Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya.” (Amsal 21:20)

Ada banyak keluarga Kristen yang mengalami masalah dalam hal keuangan: terus menerus pas-pasan saja atau malah defiait, walaupun sebenarnya pendapatan mereka relative besar dan mencukupi. Pertanyaan: kemana saja uang itu raib? Ternyata masalahnya adalah ketidakmampuan kita dalam mengelola keuangan kita. Besar atau kecilnya pendapatan seseorang memerlukan kecermatan dalam mengelolanya, jika tidak, sewaktu-waktu kita akan mengalami kesulitan keuangan. Ingat! Kemampuan kita akan mengelola uang akan menentukan kepercayaan Tuhan kepada kita atas kekayaan-Nya “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:21).
Seringkali setelah mengembalikan persepuluhan kita berpikir bahwa urusan kita sudah beres dan sisa uang yang 90% menjadi milik kita sepenuhnya, lalu kita pun menghabiskannya tanpa perhitungan. Sesungguhnya, uang yang kita miliki itu sepenuhnya milik Tuhan, sedangkan kita hanyalah bendahara-Nya saja, dipercaya untuk mengelola. Ketidakmengertian inilah yang akhirnya mendorong orang Kristen menjalani hidup boros, tidak bisa mengatur keuangannya dengan baik. Alkitab menyatakan, "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?” (Lukas 16:10-11).
Yang penting bukan seberapa banyak uang yang kita miliki atau seberapa besar penghasilan kita, tetapi seberapa bijak kita mengendalikan pengeluaran. Inilah tandanya orang Kristen tidak dapat mengelola uangnya dengan baik, yaitu “bergaya hidup konsumtif”. Ia selalu lapar mata sehingga tidak dapat mengendalikan diri untuk membelanjakan uangnya; apalagi kalau sudah berada di Mal, tanpa pertimbangan matang membeli apa saja yang diinginkan hanya untuk member kesan “wah” atau agar dipandang orang lain hebat; inilah gaya hidup “borju” (borjuis, berlagak kaya) sehingga berpikiran lebih tinggi daripada yang patut dipikirkannya.
“Tidak ingin disebut orang bebal? Atur keuangan dengan baik dan jangan boros!”
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar