Halaman

Selasa, 08 April 2014

TOPENG PENAMPILAN


“Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik.” (Yakobus 2:8)

Dunia cenderung mengukur manusia berdasarkan penampilan. Jika seseorang berpenampilan baik, ia dianggap orang baik. Namun, penampilan dapat mengecoh; tidak sedikit orang yang menipu dengan bertopeng penampilan keren. Ya, orang menyebutnya sebagai “penjahat berdasi”. Dengan begitu, tidaklah cukup jika kita menilai seseorang berdasarkan penampilan saja.
Namun dalam pelayanan Kristen, kita juga masih banyak yang memakai ukuran duniawi. Ada yang digolongkan sebagai kaum elit, yang mendapatkan prioritas khusus dalam pelayanan. Yakobus mengingatkan orang percaya untuk menjauhi sikap itu. Sikap hati yang membedakan orang seperti itu dianggap jahat “bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat?” (Yakobus 2:4). Sebaliknya, kita mengamalkan iman kristiani dengan mengasihi secara tidak pandang bulu. Bukankah Tuhan sudah memilih orang yang dianggap miskin menurut ukuran duniawi untuk sama-sama menjadi ahli waris Kerajaan yang dijanjikan-Nya “Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?” (Yakobus 2:5)?
Kita mengasihi sesame antara lain dengan berbuat baik kepada mereka “Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat baik.” (Yakobus 2:8). Kita mengasihi tanpa memilah dan memilih, dengan menyadari bahwa setiap orang adalah kepunyaan Allah, sebagaimana diri kita sendiri “Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya kamu menjadi milik Allah?” (Yakobus 2:7). Dan, kasih itu sendiri bersumber dari Allah. Karena itu, seharusnya kita sadar seperti Petrus, yang memahami bahwa Allah dalam mengasihi manusia tidak membedakan orang "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.” (Kisah Para Rasul 10:34). Mari kita belajar mengasihi tanpa pamrih, dan tidak memandang muka. Jika tidak, kita terhitung orang yang melakukan pelanggaran hokum Tuhan “Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran.” (Yakobus 2:9). Tindakan kasih kita hanya seperti topeng.
“Menyadari kasih itu bukan berasal dari dunia, penerapannya pun harus dengan ukuran Tuhan.”
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar