“Akan
tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci:
"Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat
baik.” (Yakobus 2:8)
Dunia
cenderung mengukur manusia berdasarkan penampilan. Jika seseorang berpenampilan
baik, ia dianggap orang baik. Namun, penampilan dapat mengecoh; tidak sedikit
orang yang menipu dengan bertopeng penampilan keren. Ya, orang menyebutnya
sebagai “penjahat berdasi”. Dengan begitu, tidaklah cukup jika kita menilai seseorang
berdasarkan penampilan saja.
Namun
dalam pelayanan Kristen, kita juga masih banyak yang memakai ukuran duniawi.
Ada yang digolongkan sebagai kaum elit, yang mendapatkan prioritas khusus dalam
pelayanan. Yakobus mengingatkan orang percaya untuk menjauhi sikap itu. Sikap
hati yang membedakan orang seperti itu dianggap jahat “bukankah kamu telah
membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran
yang jahat?” (Yakobus 2:4). Sebaliknya, kita mengamalkan iman kristiani dengan
mengasihi secara tidak pandang bulu. Bukankah Tuhan sudah memilih orang yang
dianggap miskin menurut ukuran duniawi untuk sama-sama menjadi ahli waris
Kerajaan yang dijanjikan-Nya “Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi!
Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk
menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah
dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?” (Yakobus 2:5)?
Kita
mengasihi sesame antara lain dengan berbuat baik kepada mereka “Akan tetapi,
jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci:
"Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri", kamu berbuat
baik.” (Yakobus 2:8). Kita mengasihi tanpa memilah dan memilih, dengan
menyadari bahwa setiap orang adalah kepunyaan Allah, sebagaimana diri kita
sendiri “Bukankah mereka yang menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya kamu
menjadi milik Allah?” (Yakobus 2:7). Dan, kasih itu sendiri bersumber dari
Allah. Karena itu, seharusnya kita sadar seperti Petrus, yang memahami bahwa
Allah dalam mengasihi manusia tidak membedakan orang "Sesungguhnya aku
telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.” (Kisah Para Rasul 10:34).
Mari kita belajar mengasihi tanpa pamrih, dan tidak memandang muka. Jika tidak,
kita terhitung orang yang melakukan pelanggaran hokum Tuhan “Tetapi, jikalau
kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa
kamu melakukan pelanggaran.” (Yakobus 2:9). Tindakan kasih kita hanya seperti
topeng.
“Menyadari
kasih itu bukan berasal dari dunia, penerapannya pun harus dengan ukuran
Tuhan.”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar