“Biarlah
mereka menyanyikan syukur bagi nama-Mu yang besar dan dahsyat; Kuduslah Ia!”
(Mazmur 99:3)
Sering
kita jumpai ada banyak orang Kristen yang tidak bersungguh-sungguh dalam memuji
Tuhan. Mereka memuji Tuhan ala kadarnya padahal mereka tahu kepada siapa pujian
itu ditunjukan, bukan kepada manusia, tapi kepada Tuhan, Sang Pencipta langit
dan bumi dan segala isinya. Maka dari itu sikap hati dan sikap tubuh kita dalam
memuji Tuhan hati kita harus benar, tidak ada ganjalan, harus terbebas dari
hal-hal yang negatif: iri hati, amarah, jengkel, sakit hati, benci, dendam,
sombong dan sebagainya. Begitu juga sikap tubuh kita turut menentukan.
Pemazmur
menggambarkan bagaimana kita bersikap dan mengekspresikan puji-pujian bagi
Tuhan: A. Bersorak-sorai,
“Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar;
bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!” (Mazmur 32:11). B. Bertepuk tangan.
“Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai!”
(Mazmur 47:2). C. Angkat tangan, “Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur
hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.” (Mazmur 63:5). D. Tari-tarian.
“Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka
bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi!” (Mazmur 149:3).
Ketika
kita memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh dan dengan sikap hati yang benar Tuhan
menyatakan hadirat-Nya di tengah-tengah kita, bahkan Ia sendiri bertakhta di
atas puji-pujian kita. Untuk menghormati hadirat Tuhan, selain memuji Dia, kita
juga harus menyembah-Nya. Penyembahan adalah ungkapan penghormatan atas
kebesaran, keagungan dan kekudusan Tuhan. Karena itu kita harus menghormati
hadirat Tuhan dengan menyembah-Nya, bukan hanya lewat kata-kata saja, tetapi
bisa juga melalui sikap kita bersujud, bertelut, tersungkur, mengangkat tangan
dan sebagainya sebagai tanda merendahkan diri dan ketidaklayakan kita dihadapan
Tuhan, karena Dia adalah “….Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi
segala allah.” (Mazmur 95:3).
“Janganlah
memuji dan menyembah Tuhan karena kebiasaan, apalagi jika kita tidak hidup
dalam kebenaran: niscaya Tuhan tidak akan pernah berkenan kepada puji-pujian
kita!”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar