Halaman

Selasa, 08 April 2014

PUJIAN BAGI TUHAN


“Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh.” (Mazmur 149:1)

Nabi Amos sudah menubuatkan bahwa di hari-hari akhir menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kali akan terjadi pemulihan besar-besar dalam hal pujian dan penyembahan. "Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh; Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya;” (Amos 9:11). Tuhan berjanji memulihkan atau mendirikan kembali pondok Daud. Apa maksudnya? Dalam firman-Nya “Tabut Allah itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tengah-tengah kemah yang dipasang Daud untuk itu, kemudian mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan Allah. Setelah Daud selesai mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, diberkatinyalah bangsa itu demi nama TUHAN. Lalu dibagikannya kepada setiap orang Israel, baik laki-laki maupun perempuan, kepada masing-masing sekeping roti, sekerat daging dan sepotong kue kismis. Juga diangkatnya dari orang Lewi itu beberapa orang sebagai pelayan di hadapan tabut TUHAN untuk memasyhurkan TUHAN, Allah Israel dan menyanyikan syukur dan puji-pujian bagi-Nya. Kepala ialah Asaf dan sebagai orang kedua ialah Zakharia; lalu Yeiel, Semiramot, Yehiel, Matica, Eliab, Benaya, Obed-Edom dan Yeiel yang harus memainkan gambus dan kecapi, sedang Asaf harus memainkan ceracap dan Benaya serta Yahaziel, imam-imam itu, selalu harus meniup nafiri di hadapan tabut perjanjian Allah itu.” (1 Tawarikh 16:1-6) dijelaskan bahwa di dalam pondok atau kemah Daud ada tabut Tuhan, di mana raja Daud menempatkan para imam d situ dan mereka terus menerus memainkan alat music sambil memuji-muji Tuhan. Di situlah hadirat Tuhan turun dan mereka merasakan lawatan Tuhan secara luar biasa. Saat ini kemah Daud sudah tidak ada, tapi Tuhan berjanji memulihkannya; dan waktu pemulihan itu sekarang!
Kata “pemulihan” memiliki arti mengembalikkan sesuatu yang telah hilang atau rusak kepada keadaan semula atau aslinya dengan menata kembali, menyegarkan dan menyelesaikan hingga menjadi sempurna. Saat ini pemulihan dalam hal pujian penyembahan nyata melanda gereja Tuhan; kegerakan rohani terjadi di mana-mana. Kepada siapa puji-pujian kita tujukan? Pujia-pujian kita harus tertuju dan terpusat pada Tuhan, bukan kepada hamba Tuhan, pemimpin pujian atau pemain music, karena hanya Tuhanlah yang layak menerima pujian dan kemulian. "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan." (Wahyu 4:11). Apa itu pujian? Adalah ungkapan hati penuh sukacita dan ucapan syukur kepada Tuhan karena kasih setia-Nya, kebaikan-Nya, anugerah-Nya, pertolongan-Nya, kemenangan-Nya dan perbuatan-Nya yang ajaib.
Dalam memuji dan menyembah Tuhan sudahkah kita memahami dan meresapi setiap kata yang kita nyanyikan? Jika tidak, berarti kita memuji dengan bibir saja, sedangkan hati kita jauh dari Tuhan.
“Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.” (Markus 7:6)
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar