“Haleluya!
Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang
saleh.” (Mazmur 149:1)
Nabi
Amos sudah menubuatkan bahwa di hari-hari akhir menjelang kedatangan Tuhan yang
kedua kali akan terjadi pemulihan besar-besar dalam hal pujian dan penyembahan.
"Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh;
Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali
reruntuhannya;” (Amos 9:11). Tuhan berjanji memulihkan atau mendirikan kembali
pondok Daud. Apa maksudnya? Dalam firman-Nya “Tabut Allah itu dibawa masuk,
lalu diletakkan di tengah-tengah kemah yang dipasang Daud untuk itu, kemudian
mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan Allah.
Setelah Daud selesai mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan,
diberkatinyalah bangsa itu demi nama TUHAN. Lalu dibagikannya kepada setiap
orang Israel, baik laki-laki maupun perempuan, kepada masing-masing sekeping
roti, sekerat daging dan sepotong kue kismis. Juga diangkatnya dari orang Lewi
itu beberapa orang sebagai pelayan di hadapan tabut TUHAN untuk memasyhurkan
TUHAN, Allah Israel dan menyanyikan syukur dan puji-pujian bagi-Nya. Kepala
ialah Asaf dan sebagai orang kedua ialah Zakharia; lalu Yeiel, Semiramot,
Yehiel, Matica, Eliab, Benaya, Obed-Edom dan Yeiel yang harus memainkan gambus
dan kecapi, sedang Asaf harus memainkan ceracap dan Benaya serta Yahaziel,
imam-imam itu, selalu harus meniup nafiri di hadapan tabut perjanjian Allah
itu.” (1 Tawarikh 16:1-6) dijelaskan bahwa di dalam pondok atau kemah Daud ada
tabut Tuhan, di mana raja Daud menempatkan para imam d situ dan mereka terus
menerus memainkan alat music sambil memuji-muji Tuhan. Di situlah hadirat Tuhan
turun dan mereka merasakan lawatan Tuhan secara luar biasa. Saat ini kemah Daud
sudah tidak ada, tapi Tuhan berjanji memulihkannya; dan waktu pemulihan itu
sekarang!
Kata
“pemulihan” memiliki arti mengembalikkan sesuatu yang telah hilang atau rusak
kepada keadaan semula atau aslinya dengan menata kembali, menyegarkan dan
menyelesaikan hingga menjadi sempurna. Saat ini pemulihan dalam hal pujian
penyembahan nyata melanda gereja Tuhan; kegerakan rohani terjadi di mana-mana.
Kepada siapa puji-pujian kita tujukan? Pujia-pujian kita harus tertuju dan
terpusat pada Tuhan, bukan kepada hamba Tuhan, pemimpin pujian atau pemain music,
karena hanya Tuhanlah yang layak menerima pujian dan kemulian. "Ya Tuhan
dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab
Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya
itu ada dan diciptakan." (Wahyu 4:11). Apa itu pujian? Adalah ungkapan
hati penuh sukacita dan ucapan syukur kepada Tuhan karena kasih setia-Nya,
kebaikan-Nya, anugerah-Nya, pertolongan-Nya, kemenangan-Nya dan perbuatan-Nya
yang ajaib.
Dalam
memuji dan menyembah Tuhan sudahkah kita memahami dan meresapi setiap kata yang
kita nyanyikan? Jika tidak, berarti kita memuji dengan bibir saja, sedangkan
hati kita jauh dari Tuhan.
“Bangsa
ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.” (Markus
7:6)
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar