“Orang
banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat
penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.” (Yohanes 6:2)
Gemuruh
dan gegap gempita pesta kejuaran sepakbola piala dunia 2014 di Brasil telah
usai pada bulan Juli lalu.hasilnya tim sepakbola Jerman telah membuktikan diri
sebagai yang terbaik dan berhasil mencetak sejarah sebagai wakil Eropa pertama
yang bisa menjadi juara dunia di benua Amerika. Selama kejuaran berlangsung
emosi para penggemar sepakbola di seluruh penjura dunia benar-benar terkuras.
Ada yang bersukacita ketika tim jagoannya menang; ada pula yang kecewa, sedih,
menangis, bahkan sampai meluapkan kemarahan saat melihat tim yang mereka
bangga-banggakan tersingkir secara dramatis di babak-babak awal. Itulah
ekspresi dari para penonton pertandingan sepakbola.
Mereka
sepertinya terlihat aktif dengan apa yang ditontonnya, namun sesungguhnya
mereka tidak memberikan sumbangsih apa pun. Bagi yang melihat langsung di
stadion, kontribusi mereka hanya sebatas selembar tiket yang telah dibeli.
Sementara mereka yang melihat di layar televisi tidak ada peran sama sekali.
Tapi mereka begitu larut dalam setiap pertandingan sehingga dengan mudahnya
berkomentar, melontarkan kritikan pedas, bahkan ada yang sampai memaki-maki
pemain, padahal mereka hanya penonton dan tidak turut ambil bagian dalam
pertandingan.
Begitu
pula ketika Tuhan Yesus berangkat ke Galilea ada banyak orang
berbondong-bondong mengikuti Dia, oleh karena mereka “melihat” mujizat, tapi
mereka tidakmengalami dan merasakan mujizat itu, alias menonton saja. Bukankah
ada banyak orang Kristen yang demikian? Hanya puas sebagai penonton, sekedar
melihat dan mendengar orang lain mengalami mujizat dan dipakai Tuhan secara
luar biasa, tapi dirinya sendiri tidak punya kerinduan mendalam kepada Tuhan.
Jangankan turut terlibat dalam pelayanan, keberadaannya di gereja saja hanya
sebatas simpatisan. Mereka tetap saja menjadi jemaat yang pasif dan tidak
memiliki rasa haus dan lapar terhadap perkara-perkara rohani. Namun ketika
mereka berada dalam masalah dan mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan,
secepat kilat langsung melontarkan komentar, menghakimi orang lain, melontarkan
kritikan kepada saudara seiman atau bahkan kepada hamba Tuhan.
“Jangan
jadi orang Kristen yang bermental penonton!”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar