Halaman

Rabu, 05 November 2014

HIKMAT LEBIH BERHARGA DARI HARTA DAN PANGKAT



“Aku mengajarkan jalan hikmat kepadamu, aku memimpin engkau di jalan yang lurus.” 
(Amsal 4:11)

Karena hikmat yang dimiliki plus berkat kekayaan sebagai bonus dari Tuhan, Salomo menjadi seorang anak raja yang sangat terkenal. Alkitab mengatakan, “Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat.” (1 Raja-Raja 10:23). Berita tentang kehebatan Salomo ini sampai juga ke telinga Ratu negeri Syeba. Tidak puas hanya sekedar mendengar, Ratu Syeba pun datang ke Yerusalem dengan rombongan besar dan membawa banyak persembahan “Ketika ratu negeri Syeba mendengar kabar tentang Salomo, berhubung dengan nama TUHAN, maka datanglah ia hendak mengujinya dengan teka-teki. Ia datang ke Yerusalem dengan pasukan pengiring yang sangat besar, dengan unta-unta yang membawa rempah-rempah, sangat banyak emas dan batu permata yang mahal-mahal. Setelah ia sampai kepada Salomo, dikatakannyalah segala yang ada dalam hatinya kepadanya.” (1 Raja-Raja 10:1-2). Bahkan Ratu Syeba pun berkesempatan untuk menguji dan membuktikan kebenaran berita itu.
Memiliki kekayaan bagi seorang raja adalah hal yang lumrah, tapi memiliki hikmat yang luar biasa, tidak semua raja memilikinya. Kedatangan Ratu Syeba adalah bukti betapa ia pun sangat merindukan hikmat seperti yang dimiliki oleh Raja Salomo. Dengan kata lain, Ratu Syeba yang sudah memiliki segalanya (kecantikan, kekayaan, kedudukan) masih merasa kurang karena ia tidak memiliki hikmat seperti yang dimiliki oleh Salomo. Hal itu membuktikan bahwa hikmat jauh lebih berharga dan bernilai dari apa pun juga. “Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih berharga dari pada permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya.” (Amsal 3:13-15). Dari manakah datangnya hikmat? “Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.” (Amsal 2:6). Tertulis pula “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.” (Amsal 9:10).
Kita diperintahkan mencari dan mengejar hikmat itu. “Mencari dan Mengejar” adalah kata kerja aktif, artinya dibutuhkan kesungguhan dan tindakan nyata memperolehnya. Hikmat adalah anugerah Tuhan, tapi harus ada usaha kita. Tanpa upaya kita tidak mungkin mendapatkannya. Jika menyadari ini kita akan berusaha sedemikian rupa mengejarnya lebih dari mengejar harta duniawi.
“Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya.” (Amsal 8:11).
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar