“Aku
mengajarkan jalan hikmat kepadamu, aku memimpin engkau di jalan yang lurus.”
(Amsal 4:11)
Karena
hikmat yang dimiliki plus berkat kekayaan sebagai bonus dari Tuhan, Salomo
menjadi seorang anak raja yang sangat terkenal. Alkitab mengatakan, “Raja
Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat.” (1 Raja-Raja
10:23). Berita tentang kehebatan Salomo ini sampai juga ke telinga Ratu negeri
Syeba. Tidak puas hanya sekedar mendengar, Ratu Syeba pun datang ke Yerusalem
dengan rombongan besar dan membawa banyak persembahan “Ketika ratu negeri Syeba
mendengar kabar tentang Salomo, berhubung dengan nama TUHAN, maka datanglah ia
hendak mengujinya dengan teka-teki. Ia datang ke Yerusalem dengan pasukan
pengiring yang sangat besar, dengan unta-unta yang membawa rempah-rempah,
sangat banyak emas dan batu permata yang mahal-mahal. Setelah ia sampai kepada
Salomo, dikatakannyalah segala yang ada dalam hatinya kepadanya.” (1 Raja-Raja
10:1-2). Bahkan Ratu Syeba pun berkesempatan untuk menguji dan membuktikan
kebenaran berita itu.
Memiliki
kekayaan bagi seorang raja adalah hal yang lumrah, tapi memiliki hikmat yang
luar biasa, tidak semua raja memilikinya. Kedatangan Ratu Syeba adalah bukti
betapa ia pun sangat merindukan hikmat seperti yang dimiliki oleh Raja Salomo.
Dengan kata lain, Ratu Syeba yang sudah memiliki segalanya (kecantikan,
kekayaan, kedudukan) masih merasa kurang karena ia tidak memiliki hikmat
seperti yang dimiliki oleh Salomo. Hal itu membuktikan bahwa hikmat jauh lebih
berharga dan bernilai dari apa pun juga. “Berbahagialah orang yang mendapat
hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi
keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. Ia lebih berharga dari pada
permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya.” (Amsal 3:13-15).
Dari manakah datangnya hikmat? “Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari
mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.” (Amsal 2:6). Tertulis pula
“Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah
pengertian.” (Amsal 9:10).
Kita
diperintahkan mencari dan mengejar hikmat itu. “Mencari dan Mengejar” adalah
kata kerja aktif, artinya dibutuhkan kesungguhan dan tindakan nyata
memperolehnya. Hikmat adalah anugerah Tuhan, tapi harus ada usaha kita. Tanpa
upaya kita tidak mungkin mendapatkannya. Jika menyadari ini kita akan berusaha
sedemikian rupa mengejarnya lebih dari mengejar harta duniawi.
“Karena
hikmat lebih berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak
dapat menyamainya.” (Amsal 8:11).
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar