“Bertekunlah
dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.”
(Kolose
4:2)
Berjaga-jaga
berarti waspada terhadap segala kemungkinan, terutama dalam hal-hal negative.
Berjaga-jaga juga berarti sikap bersiap-siap, awas atau berhati-hati.mengapa
kita harus selalu berjaga-jaga? Karena hari-hari yang kita jalani ini penuh
kejutan, perubahan, percepatan atau hal-hal yang tak terduga yang bisa saja
terjadi sewaktu-waktu. Tak seorang pun tahu apa yang akan terjadi di kemudian
hari, karena itu “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak
tahu apa yang akan terjadi hari itu.” (Amsal 27:1). Seorang bijak berkata,
“Kita tidak tahu bagaimana hari esok, yang bisa kita lakukan ialah berbuat
sebaik-baiknya dan berbahagia pada hari ini.”
Ada
beberapa faktor mengapa orang tidak berjaga-jaga:
1. Terlalu percaya diri atau over
confidence. Rasa percaya diri yang berlebihan membuat merasa dirinya cukup kuat
sehingga dalam segala hal mengandalkan kekuatan sendiri. Orang yang demikian
sulit sekali menerima nasehat dan teguran orang lain. Alkitab memperingatkan:
“….janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.. Janganlah engkau
menganggap dirimu sendiri bijak” (Amsal 3:5,7). Rasul Paulus juga
memperingatkan, “…siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah
supaya ia jangan jatuh!” (1 Korintus 10:12); “Baiklah tiap-tiap orang menguji
pekerjaannya sendiri;” (Galatia 6:4). Jika saat ini kita tegak berdiri dan
menang atas percobaan, jangan takabur, sebab iblis tidak akan pernah
menghentikan usahanya sebelum misinya berhasil yaitu mencuri, membunuh dan
membinasakan.”Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan
membinasakan;” (Yohanes 10:10a).
2. Kurangnya pengenalan akan Tuhan
dan firman-Nya. “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah
yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena
engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.”
(Hosea 4:6). Seseorang yang tidak memiliki pengenalan yang benar tentang Tuhan
(pribadi, kuasa, kasih, kehendak-Nya dan sebagainya) akan cenderung mengisi
hari-harinya dengan perbuatan-perbuatan sia-sia. Ia lupa bahwa setiap tindakan
ada konsekuensinya.
“Apabila
mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh
kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit
bersalin--mereka pasti tidak akan luput.” (1 Tesalonika 5:3).
Kurangnya
pengenalan yang benar tentang Tuhan adalah akibat dangkalnya pengenalan kita
tentang firman-Nya. Kita pun menjadi kurang peka secara rohani. Kita tidak
menyadari bahwa hari-hari yang sedang kita jalani ini sedang berada di
penghujung zaman, artinya kedatangan Tuhan sudah teramat sangat dekat.
Dibutuhkan
sikap berjaga-jaga setiap waktu “…hari Tuhan datang seperti pencuri pada
malam.” (1 Tesalonika 5:2). Kita berpikir bahwa situasi dan keadaan tampak
baik-baik saja dan tidak ada sesuatu yang perlu dikuatirkan, “Semuanya damai
dan aman…”. Alkitab memperingatkan: “Karena manusia tidak mengetahui waktunya.
Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung
yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu
yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba.” (Pengkhotbah 9:12).
Namun bila kita senantiasa tinggal di dalam firman Tuhan (membaca, merenungkan
siang-malam dan melakukannya) maka kita akan semakin menyadari bahwa kekuatan
kita sangat terbatas. Keamanan, ketenangan dan ketentraman sejati hanya dapat
kita temukan di dalam Tuhan. Tidak ada jalan lain yang membuat kita tegak
berdiri di masa-masa akhir selain kita harus berjaga-jaga senantiasa di dalam
Tuhan dan tidak lagi hidup semberono, sebab kita tahu nasehat Alkitab: “Karena
itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti
orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada,
karena hari-hari ini adalah jahat.” (Efesus 5:15-16).
3. Ketika kita salam dalam bergaul.
“Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus 15:33b).
penulis Amsal juga mengingatkan, “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi
bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.. pergaulan yang
salah, membawa seseorang makin terbawa arus dunia ini sehingga lebih menuruti
keinginan daging.
“Jangan
merasa diri kuat, tapi makin mendekatlah kepada Tuhan aupaya kita dapat
bertahan! Dan berjaga-jagalah senantiasa karena tak seorang pun tahu apa yang
akan terjadi esok, sebab hari-hari ini adalah jahat!”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar