“Memang
tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi
dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai
kepada mereka yang dilatih olehnya.” (Ibrani 12:11)
(Ilustrasi)
Seorang istri berkali-kali mengancam suaminya untuk bercerai, semua hal kecil
jadi masalah besar. Sampai masalah suami kelelahan karena capek kerjapun jadi
masalah. Lelah karena bekerja baginya tidak masuk akal.
Saat
suaminya mempertahankan pernikahan mereka, wanita itu sengaja terus menerus
mengancam cerai karena ia tahu suaminya tidak akan menceraikannya. Hingga suatu
saat suaminya benar-benar menceraikannya. Ia menyesal tetapi suaminya terlanjur
kecewa. Saat itu ia merasa hidupnya sangat menderita. Ia memiliki satu putri
dan ia tidak memiliki pekerjaan. Ia tidak sebebas dulu menghabiskan penghasilan
suaminya karena kini mantan suaminya hanya memberikan uang secukupnya.
Wanita
ini diberi “ganjaran” oleh Tuhan karena sikapnya yang mempermainkan pernikahan.
Wanita ini merasa Tuhan terlalu keras mendisiplinkannya, hingga ia harus
berhutang sana sini. Namun sejak menjadi janda ia belajar apa rasanya bekerja
keras, bagaimana rasanya kelelahan saat bekerja, bagaimana berbagi dengan
mereka yang kekurangan dan bagaimana menghargai orang lain, keluarga dan diri
sendiri. Dari sini pula wanita ini menjadi wanita yang tangguh di dalam Tuhan.
Ia mengatakan bahwa disiplin dari Tuhan sangat membentuk pribadinya jauh lebih
baik.
Saudaraku,
dari setiap pelanggaran yang kita lakukan pasti ada ganjaran dari Tuhan untuk
mendisiplinkan kita. Tapi dari kedisiplinan itu sendiri kita bisa didewasakan,
karakter kita dapat diubahkan dan kepribadian kita terbentuk. Saudaraku, tak
perlu mengeraskan hati bila kita sedang dibentuk.
Amin
Tuhan
Yesus Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar