Halaman

Rabu, 14 Mei 2014

MENGUCAP SYUKUR DENGAN BERIBADAH PENUH SUKACITA


“Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam!” (Mazmur 84:2)

Wujud lain dari seseorang yang senantiasa mengucap syukur adalah senantiasa beribadah kepada Tuhan dengan sukacita. “Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!” (Mazmur 100:2).
Dari ayat ini Tuhan member perintah kepada kita untuk beribadah kepada-Nya dengan sukacita sekalipun dalam keadaan dukacita. Beribadah dengan sukacita tidak dikarenakan kondisi yang dialami dan juga bukan karena perasaan lagi enak, tetapi merupakan sebuah pilihan! Tidak sedikit orang Kristen yang datang beribadah karena terpaksa, lagi butuh Tuhan atau saat enak hati saja tanpa memiliki kerinduan mendalam kepada Tuhan; mereka lebih suka menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah yang ada dengan banyak alasan: sibuk, capai, kerja, lembur, padahal kalau untuk urusan pribadi kita selalu memiliki waktu. Ada tertulis: “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:25). Ibadah merupakan anugerah dari Tuhan di mana kita dilayakkan untuk menghampiri tahkta kasih karunia dan kekudusan-Nya, karena itu kita harus beribadah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh dan penuh sukacita. Ibadah yang sejati adalah ibadah yang korban persembahannya ialah tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Tuhan “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Roma 12:1): jadi seluruh keberadaan kita (tubuh, jiwa, dan roh) harus terlibat dalam ibadah. Karena kita harus mempersiapkan korban persembahan hidup kita dengan penuh sukacita.
Selama hari masih siang, artinya selama masih da kesempatan, mari kita gunakan waktu-waktu yang ada untuk mengejar perkara-perkara rohani: beribadah kepada Tuhan dengan sukacita dan antusias, serta melayani Dia dengan roh yang meyala-nyala. Ingat, kesempatan belum tentu datang dua kali, sehingga daripada menyesal, pergunakanlah kesempatan dengan baik.
“….ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.” (1 Timotius 4:8), karena itu beribadalah kepada Tuhan dengan sukacita.
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar