“Maka
bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat
kemuliaanmu, (Yesaya 62:2)
Sebagai
anak-anak terang sudah seharusnya kehidupan kita bercahaya di tengah-tengah
dunia yang diliputi kegelapan ini. Bagaimana bisa bercahaya? Yaitu apabila kita
tidak lagi hidup “….menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging
berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan
daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan
apa yang kamu kehendaki.” (Galatia 5:16-17). Hanya karena jamahan Roh Kuduslah
kita dimungkinkan menerima firman Tuhan dengan hati terbuka, lemah lembut dan
antusias. Saat tanah hati kita sudah bersih dari kerikil atau bebatuan, benih
firman yang ditabur itu akan bertunas, tumbuh subur dan kemudian berbuah lebat.
Maka dari kehidupan kita akan ke luar buah Roh yaitu “….kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri.” (Galatia 5:22-23).
Hidup
yang bercahaya tidak bergantung musim yang ada, tapi di segala situasi dan
keadaan. Masalah, penderitaan atau kesesakan takkan mempengaruhi sikap kita
karena kita percaya bahwa “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang
memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13), sehingga apa pun yang terjadi kita
tetap bisa bersukacita dan mengucap syukur. Yusuf adalah contoh orang yang
hidupnya bercahaya. Meski berada dalam tekanan dan penderitaan ia tetap tampil
sebagai sebagai pemenang dan menjadi berkat bagi orang lain. Apa kuncinya?
Hidup melekat kepada Tuhan sehingga Roh Tuhan senantiasa memenuhi hidup Yusuf.
Penuh dengan Roh Kudus bukan sekedar berkata-kata dalam bahasa lidah, namun
hidup yang sepenuhnya dikendalikan Roh Kudus.
Semakin
kita bercahaya semakin besar kerinduan kita melayani Tuhan dan bersaksi kepada
orang lain. “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu
menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” (Roma 12:11). Mengapa kita harus bersaksi?
Karena kita ini adalah utusan-utusan Kristus, sebagaimana “….perantaraan
Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya….” (2 Korintus 5:15)
“….maka
Tuhan pun mengutus kita untuk mengerjakan pelayanan pendamaian sebagai
saksi-saksi-Nya”.
Amin
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar