“ Ingat
saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut
ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang
berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.(1 Korintus 1:26)
Mengapa?
Karena orang yang bijak, orang yang berpengaruh, orang yang terpandang akan
mengandalkan kemampuan mereka sendiri, bukan mengandalkan anugerah Allah.
Paulus
termasuk orang yang bijak dan terpandang. “Sekalipun aku juga ada alasan untuk
menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat
menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:( Filipi 3:4). Tetapi
Paulus memilih untuk bergantung pada anugerah: “Tetapi apa yang dahulu
merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.(Filipi
3:7). Mengapa atribut tersebut tidak berharga? Karena Paulus ingin hidup bukan
berdasarkan kemampuan alamiahnya, melainkan dalam anugerah kebangkitan yg
diperolehnya bukan karena kebaikannya: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan
kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku
menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,(Ayat 10). Paulus belajar dengan
tekun untuk menunujukkan dirinya layak dipercaya, dan ia dengan penuh hasrat
berdoa agar dirinya dipenuhi dengan pengenalan akan kehendak Allah dalam segala
hikmat dan pengertian rohani. Mampukan Anda dan saya untuk terus berjalan dan
berkemampuan berdasarkan anugerah Allah.
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar