Halaman

Minggu, 11 Agustus 2013

ANUGERAH DI DALAM KITA



“ Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.(1 Korintus 1:26)

Mengapa? Karena orang yang bijak, orang yang berpengaruh, orang yang terpandang akan mengandalkan kemampuan mereka sendiri, bukan mengandalkan anugerah Allah.
Paulus termasuk orang yang bijak dan terpandang. “Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:( Filipi 3:4). Tetapi Paulus memilih untuk bergantung pada anugerah: “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.(Filipi 3:7). Mengapa atribut tersebut tidak berharga? Karena Paulus ingin hidup bukan berdasarkan kemampuan alamiahnya, melainkan dalam anugerah kebangkitan yg diperolehnya bukan karena kebaikannya: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,(Ayat 10). Paulus belajar dengan tekun untuk menunujukkan dirinya layak dipercaya, dan ia dengan penuh hasrat berdoa agar dirinya dipenuhi dengan pengenalan akan kehendak Allah dalam segala hikmat dan pengertian rohani. Mampukan Anda dan saya untuk terus berjalan dan berkemampuan berdasarkan anugerah Allah.
Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar