Halaman

Kamis, 01 Agustus 2013

MENGAMPUNI DAN MELUPAKAN



“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. (1 Korintus 13:4)
Pernahkah Anda berusaha memaafkan seseorang lalu mendapati diri Anda tidak sanggup melakukannya? Anda telah meratap, mendoakan tentang hal itu dan memohon kepada Tuhan untuk membantu Anda, namun kemarahan itu tidak kunjung lenyap.
Akhirilah kegagalan jenis itu dengan melandasi pemberian maaf Anda atas iman dan bukannya atas perasaan. Pemberian maaf sejati sama sekali tiada kaitannya dengan perasaan Anda. Itu dilandasi kepatuhan kepada Tuhan dan iman kepada-Nya.
Itu berarti, begitu Anda memaafkan seseorang, Anda harus menganggapnya telah dimaafkan selama-lamanya! Bila perasaan yang lama bangkit lagi di dalam diri Anda dan iblis berusaha menyakinkan Anda bahwa sesungguhnya belum memaafkan, maka lawanlah dia. Katakanlah, “Tidak, aku telah memaafkan orang itu dengan iman. Aku tidak mau bercokol dalam perasaan lama itu.” Kemudian, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9), percayalah bahwa Anda menerima pengampunan dan penyucian dari dosa tidak mengampuni dan dari semua kejahatan yang sehubungan dengan itu termasuk ingatan bahwa Anda telah disakiti orang!
Pernahkah Anda mendengar seseorang berujar,”Aku mungkin memaafkan tetapi aku takkan pernah melupakan !” Itu adalah pengampunan bermutu rendah. Anda sebagai pemercaya tidak boleh merasa puas dengan hal itu. Anda harus mengampuni secara adikodrati “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”(Efesus 4:32). Anda harus mengampuni seperti Tuhan mengampuni. Melepaskan orang itu dari rasa bersalah selama-lamanya tanpa syarat dan berkiprah seolah-olah tidak pernah ada keburukan apa pun yang terjadi antara Anda dengan dia. Anda harus dengan sengaja melupakan dan mengampuni sekaligus.
Selagi Anda melakukan hal itu, sesuatu yang adikodrati akan terjadi dalam diri Anda. Rasa nyeri yang disebabkan oleh peristiwa itu akan lenyap. Kuasa Tuhan akan membasuh dan melenyapkan pengaruh-pengaruhnya dan Anda akan dapat melupakannya selama-lamanya.
Janganlah menjadi seorang pemegang buku yang emosional, yang mencatat dengan cemas semua kesalahan yang telah Anda derita. Belajarlah untuk mengampuni dan melupakan. Itu akan membuka sesuatu dunia berkat yang baru bagi Anda.
Coba Anda baca kembali ayat di Firman-Nya di Lukas 6:27-37, Anda akan mengerti apa yang dimaksud oleh Tuhan untuk kita mau mengampuni dengan iman.  "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.” (Lukas 6:37).
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar