“Kasih
itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan
tidak sombong. (1 Korintus 13:4)
Pernahkah
Anda berusaha memaafkan seseorang lalu mendapati diri Anda tidak sanggup
melakukannya? Anda telah meratap, mendoakan tentang hal itu dan memohon kepada
Tuhan untuk membantu Anda, namun kemarahan itu tidak kunjung lenyap.
Akhirilah
kegagalan jenis itu dengan melandasi pemberian maaf Anda atas iman dan bukannya
atas perasaan. Pemberian maaf sejati sama sekali tiada kaitannya dengan
perasaan Anda. Itu dilandasi kepatuhan kepada Tuhan dan iman kepada-Nya.
Itu
berarti, begitu Anda memaafkan seseorang, Anda harus menganggapnya telah
dimaafkan selama-lamanya! Bila perasaan yang lama bangkit lagi di dalam diri Anda
dan iblis berusaha menyakinkan Anda bahwa sesungguhnya belum memaafkan, maka
lawanlah dia. Katakanlah, “Tidak, aku telah memaafkan orang itu dengan iman.
Aku tidak mau bercokol dalam perasaan lama itu.” Kemudian, “Jika kita mengaku
dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala
dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes 1:9),
percayalah bahwa Anda menerima pengampunan dan penyucian dari dosa tidak
mengampuni dan dari semua kejahatan yang sehubungan dengan itu termasuk ingatan
bahwa Anda telah disakiti orang!
Pernahkah
Anda mendengar seseorang berujar,”Aku mungkin memaafkan tetapi aku takkan
pernah melupakan !” Itu adalah pengampunan bermutu rendah. Anda sebagai
pemercaya tidak boleh merasa puas dengan hal itu. Anda harus mengampuni secara
adikodrati “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih
mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah
mengampuni kamu.”(Efesus 4:32). Anda harus mengampuni seperti Tuhan mengampuni.
Melepaskan orang itu dari rasa bersalah selama-lamanya tanpa syarat dan
berkiprah seolah-olah tidak pernah ada keburukan apa pun yang terjadi antara
Anda dengan dia. Anda harus dengan sengaja melupakan dan mengampuni sekaligus.
Selagi
Anda melakukan hal itu, sesuatu yang adikodrati akan terjadi dalam diri Anda.
Rasa nyeri yang disebabkan oleh peristiwa itu akan lenyap. Kuasa Tuhan akan
membasuh dan melenyapkan pengaruh-pengaruhnya dan Anda akan dapat melupakannya
selama-lamanya.
Janganlah
menjadi seorang pemegang buku yang emosional, yang mencatat dengan cemas semua
kesalahan yang telah Anda derita. Belajarlah untuk mengampuni dan melupakan.
Itu akan membuka sesuatu dunia berkat yang baru bagi Anda.
Coba
Anda baca kembali ayat di Firman-Nya di Lukas 6:27-37, Anda akan mengerti apa
yang dimaksud oleh Tuhan untuk kita mau mengampuni dengan iman. "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun
tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan
dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.” (Lukas 6:37).
Tuhan Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar