Halaman

Kamis, 15 Agustus 2013

MULAILAH MEMPERHATIKAN BAHASA ANDA



“Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.” (Amsal 10:19)

Kita pemercaya perlu mulai memperhatikan bahasa kita! Kita perlu berhenti menghambur-hamburkan kata-kata seolah-olah itu tidak penting dan mulai menggunakannya seolah-olah hidup kita bergantung padanya – karena menurut Firman Allah demikian, “Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” (Amsal 18:21).
Terlampau banyak dari kita memiliki yang disebut oleh Firman-Nya, “Lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya dari pada seorang yang serong bibirnya lagi bebal.” (Amsal 19:1) “bibir serong” ini berarti lebih daripada berdusta dan mengucapkan kata yang tidak senonoh. Itu berarti mempunyai bibir yang tidak patuh. Ini berarti mengucapkan hal-hal yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan.
Kita semua pada suatu ketika telah malakukan hal itu. Kita akan berkata, misalnya, bahwa kita mempercayai Tuhan untuk kesembuhan kita dan kemudian kita akan berpaling kepada seseorang dan memberikan pernyataan seperti, “Rasa sakit ini akan segera membunuhku!”
Itu namanya serong! Itu bertentang dengan pernyataan Firman Tuhan.
“Ah, Anda, saya tahu saya mengucapkan itu tetapi bukan itu yang saya maksudkan sebenarnya.”
Perhatikanlah, dunia roh tidak berkiprah atas hal yang Anda maksudkan. Itu berkiprah atas hal yang Anda ucapkan. “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.” (Markus 11:23)
Camkalah! Ayat itu tidak menyatakan bahwa Anda akan memperoleh apa yang Anda “maksudkan”. Itu menyatakan bahwa Anda akan memperoleh apa yang Anda katakan. Yang lebih penting adalah ucapan Anda. Saya tidak menyarankan agar Anda bingung sepanjang waktu mencemasi frase berikut yang mungkin akan Anda ucapkan. Gunakan saja hikmat yang telah diberi Tuhan kepada Anda. Latihlah mulut Anda untuk mematuhi Firman-Nya. Kemudian, ketika Anda sangat membutuhkannya, Anda akan mendapati bahwa Firman itu diam dengan segala kekayaannya dalam diri Anda.
Ingatlah selalu di Firman-Nya,  “Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman. Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran. Di bibir orang berpengertian terdapat hikmat, tetapi pentung tersedia bagi punggung orang yang tidak berakal budi. Orang bijak menyimpan pengetahuan, tetapi mulut orang bodoh adalah kebinasaan yang mengancam. Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya, tetapi yang menjadi kebinasaan bagi orang melarat ialah kemiskinan. Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan, penghasilan orang fasik membawa kepada dosa. Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat. Siapa menyembunyikan kebencian, dusta bibirnya; siapa mengumpat adalah orang bebal. Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi. Lidah orang benar seperti perak pilihan, tetapi pikiran orang fasik sedikit nilainya. Bibir orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi.” (Amsal 10:11-21). Amin
Tuhan Yesus Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar