Halaman

Minggu, 04 Agustus 2013

KITA BERTUMBUH DI DALAM KRISTUS



“Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.” (1 Petrus 4:1-2)
Mereka yang telah menanggung penderitaan telah berhenti berbuat dosa. Ayat ini berbicara tentang mencapai kedewasaan rohani, menjadi orang dewasa di dalam Kristus. “Orang yang dewasa secara rohani” di dalam Kerajaan Allah tidak lagi hidup menurut keinginan manusia, namun berkomitmen sepenuhnya pada dan mentaati kehendak Allah. Kita tidak lagi menyerah pada tekanan dunia ini, Paulus menggambarkan kuasa ini dalam, “dan kami siap sedia juga untuk menghukum setiap kedurhakaan, bila ketaatan kamu telah menjadi sempurna.”( 2 Korintus 10:6 ).
Kita harus ingat bahwa, berapapun umur kita secara jasmani, kita dilahirkan sebagai bayi ke dalam Kerajaan Allah. Dan Dia mengharapkan agar kita bertumbuh. Dia memerintahkan kita, “Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,” (1 Petrus 2:2). Sama seperti kita melalui tahap-tahap pertumbuhuan jasmani (masa bayi, masa kanak-kanak, dan masa dewasa), kita juga melalui tahap-tahap kedewasaan rohani. Paulus menyatakan, “Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.” (1 Korintus 3:1). Dalam surat yang lain, Paulus menggambarkan tahap selanjutnya dalam pertumbuhan rohani, masa kanak-kanak: “sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,” (Efesus 4:14). Dan Paulus kembali menulis, “Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!” (1 Korintus 14:20). Kita perlu polos dalam pemikiran, menjadi seperti anak-anak, dalam kejahatan; namun dalam pengertian dan keteguhan, kita perlu menjadi orang percaya yang dewasa.
Perhatikan perkataan Petrus: “adi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,”(1 Petrus 4:1). Seseorang yang telah berhenti berbuat dosa telah mencapai kedewasaan rohani yang sempurna. Poin utamanya adalah Yesus belajar taat melalui penderitaan. Nyatalah bahwa pertumbuhan rohani bukan terjadi ketika matahari bersinar cerah daqlam hidup kita, ketika setiap orang menyanjung kita dan memperlakukan kita dengan ramah, dan segala sesuatu berjalan dengan lancar. Tidak, kita bertumbuh secara rohani ketika kita terus mentaati Allah di tengah percobaan. Kita bertumbuh semakin kuat ketika kita tunduk pada hikmat Allah setiap kali orang memfitnah kita, menggosipkan kita, memperlakukan kita dengan buruk, atau berusaha mencelakakan kita...atau ketika kita baru saja kehilangan pekerjaan kita, mendapatkan laporan buruk dari pengacara atau dokter, atau tidak tahu dari mana akan mendapatkan dana yang diperlukan.
Kita memilih untuk mempercayai Allah ditengah kesukaran, bahkan sekalipun hal itu tampaknya merugikan kita. Kita memilih untuk melawan kejahatan yang menyerang kita, pertama dan terutama dengan mentaati Firman Allah. Dengan cara seperti inilah pertumbuhan rohani yang sejati terjadi. 
Tuhan Yesus Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar