Tiga
kunci rohani yang dinamis akan memampukan Anda untuk mengembangkan hubungan
intim ini dengan Bapa Surgawi Anda, tidak peduli sifat hubungan Anda dengan
Ayah Anda di dunia.
Pertama,
Anda harus mengembangkan sikap yang penuh syukur atas ayah Anda di dunia,
walaupun dia mungkin telah melukai Anda dengan teramat dalam. Rasul Paulus
belajar rahasia dari ungkapan rasa syukur ini pada saat dia berdoa tiga kali
tentang duri dalam dagingnya yang menyakitkan, namun tetap merasakan lukanya.
Pada akhirnya Rasul Paulus mulai bermegah dalam kelemahan, karena mengetahui
bahwa kelemahannya justru kuasa Allah dinyatakan:
“Tentang
hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu
mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih
karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi
sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya
kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam
kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan
kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.”(2 Korintus
12:8-10)
Terlepas
dari kegagalan ayah Anda di dunia ini, bersyukurlah kepada Allah atas dirinya.
Anda mungkin merasa tidak suka untuk melakukan ini karena pengalaman masa lalu
Anda, tetapi ingatlah apa yang dikatakan Yesus kepada Petrus. Pewahyuan tentang
hubungan sebagai anak ini tidak datang melalui “daging dan darah”. Pewahyuan
ini datang hanya melalui pengalaman rohani, dan untuk menerimanya, Anda harus
mengijinkan roh Anda untuk mengesampingkan pikiran dan emosi Anda. Begitu Anda
mulai bermegah dalam kelemahan Anda, Allah akan memberi Anda suatu pewahyuan
tentang keberadaan-Nya sebagai Bapa. Bawalah luka Anda dengan rasa sakitnya ke
kayu salib dan akuilah “Engkaulah Bapaku!” Jika Anda mau memuliakan Allah di
tengah-tengah penderitaan Anda, pewahyuan ke-Bapa-an yang dihasilkan bahkan
lebih besar dari apa yang tidak Anda dapatkan dalam hubungan Anda dengan bapa
Anda secara biologis karena kuasa Allah disempurnakan dalam kelemahan.
Kedua,
percayalah kepada kesaksian darah Yesus Kristus dan bukannya mempercayai
perasaan-perasaan yang dibangkitkan oleh emosi Anda. “dan kepada Yesus,
Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih
kuat dari pada darah Habel.”(Ibrani 12:24) menunjukkan bahwa darah Yesus
“berbicara” untuk kita secara rohani. Kesaksian darah Yesus adalah bahwa Allah
adalah Bapa Surgawi Anda dan Anda adalah anak-Nya. Ini adalah kesaksian yang
abadi, dan kesaksian ini akan selalu berbicara.
Ketiga,
sementara Anda bersyukur kepada Allah atas bapa Anda di dunia ini dan mengakui,
“Kaulah Bapaku,” biarkan iman Anda bangkit untuk mengakui kesaksian darah Yesus
sampai Anda merasa roh Anda mulai mengesampingkan kesan mental dan emosi-emosi
yang dipicu oleh hubungan bapa-anak duniawi Anda. Begitu Anda mengakui Bapa,
Roh yang menjadikan Anda anak Allah akan bekerja dalam diri Anda untuk
melepaskan Anda dari perbudakan masa lalu: “Sebab kamu tidak menerima roh
perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh
yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya
Bapa!"(Roma 8:15). Terus akuilah, “Engkaulah Bapaku,” sampai mencapai titik
di mana dari roh Anda yang terdalam Anda dapat berseru, “Abba, Bapa.”
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar