“Carilah
yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup;” (Amos 5:14)
Amos
adalah salah satu tokoh penting dalam Alkitab yang patut menjadi inspirasi kita.
Ia bukanlah berasal dari keluarga yang berada dan berpendidikan tinggi.
Dikatakan, "Aku ini bukan nabi dan aku ini tidak termasuk golongan nabi,
melainkan aku ini seorang peternak dan pemungut buah ara hutan.” (Amos 7:14).
Amos adalah orang biasa: peternak dan pemungut buah ara di hutan, serta
bertempat tinggal di sebuah desa kecil bernama Tekoa yang termasuk wilayah
Yehuda. Itulah sebabnya Amos sering disebut sebagai penggembala dari Tekoa atau
peladang pohon ara dari selatan.
Meski
dari kalangan orang “bawah” bukan berarti Amos tidak punya masa depan dan tidak
layak dipakai Tuhan. Justru dari kesederhanaannya ini Tuhan memilih Amos untuk
alat-Nya. Ada tertulis: “...apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk
memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih
Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang
hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah
untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang
memegahkan diri di hadapan Allah.” (1 Korintus 1:27-29). Jangan pernah minder
atau berkecil hati dengan keadaan yang ada dan janganlah berkata, “Mana mungkin
hidupku dipakai Tuhan, sementara aku tidak pernah mengeyam pendidikan teologia,
tidak fasih bicara, wajahku pas-pasan, aku tidak punya harta yang bisa dibanggakan.
Semua orang pasti memandangku dengan sebelah mata.” Tuhan tidak pernah memilih
seseorang dari fisik, jabatan, kekayaan dan sebagainya. “Bukan yang dilihat
manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi
TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7b). Setiap orang percaya memiliki
kesempatan yang sama untuk dipakai Tuhan sebagai alat kemulian-Nya.
Tuhan
memakai Amos untuk sebuah misi besar yang luar biasa yaitu menyampaikan pesan
penting yang berisi teguran dan peringatan kepada bangsa Israel bagian utara
yang pada waktu itu sedang berada di puncak kejayaan. Mungkinkah? Tidak ada
yang tak mungkin bagi orang percaya, karena dalam segala perkara Tuhan turut
bekerja. Dengan kekuatan sendiri Amos tidak akan mampu, tapi ada Roh Tuhan yang
menyertainya.
"Aku
membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan
rayamu.” (Amos 5:21)
Secara
eksternal bangsa Israel mengalami kemajuan dan kemapanan ekonomi. Namun yang
disesalkan hal ini tidak diimbangi kemajuan dari sisi rohani. Yang terjadi
justru sebaliknya, bangsa Israel sedang menuju kehancuran dan kemerosotan
moral, terutama di kalangan orang-orang kaya atau masyarakat lapisan atas yang
merasa nyaman dengan keadaan mereka yang berlimpah materi/kekayaan. Karena
merasa punya uang mereka bertindak semena-mena dengan melakukan penindasan
terhadap rakyat kecil. Akhirnya negeri dipenuhi ketidakadilan, ketidakbenaran,
keserakahan, kelaliman. Hati Tuhan sangat sedih melihat dosa dan pelanggaran
bangsa Israel yang begitu kronis ini dan Ia sangat peduli terhadap orang-orang
yang tertindas. “Orang yang tertindas ini berseru, dan TUHAN mendengar; Ia
menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.” (Mazmur 34:7).
Melalui
Amos Tuhan menegur bangsa Israel dengan keras agar mereka bertobat! Teguran
Tuhan adalah bukti Ia sangat mengasihi bangsa Israel meski berulangkali mereka
memberontak dan hidup dalam ketidaktaatan. Tuhan menghendaki agar mereka segera
bertobat; jika tidak, Tuhan akan bertindak dengan tangan-Nya sendiri untuk
menghakimi. Penglihatan yang diterima oleh Amos di pasal 7-9 adalah bukti bahwa
Tuhan tidak main-main dengan ucapan-Nya. Tuhan sangat membenci kepura-puraan.
Ibadah dan persembahan tidak akan berarti apa-apa di hadapan Tuhan bila tidak
disertai dengan ketaatan melakukan firman-Nya. Bangsa Israel berpikir bahwa
Tuhan dapat disuap atau disogok dengan besarnya persembahan yang mereka bawa ke
rumah-Nya.
Teguran
Amos ini juga berlaku bagi kita yang hidup di zaman sekarang ini. Bukankah ada
banyak orang Kristen yang sedang terlena karena merasa berada di “puncak”
dengan harta dan kekayaannya yang melimpah, sehingga mereka tidak lagi
mengindahkan firman Tuhan? Kita berpikir bahwa dengan memberikan banyak
persembahan di gereja dan aktif di gereja Tuhan akan diam saja melihat kejahatan
dan ketidaktaatan kita. Amos, yang sama sekali tidak diperhitungkan oleh
manusia, hari ini dipakai Tuhan untuk mengingatkan kita.
“Masihkah
kita mengeraskan hati dan mengabaikan teguran-Nya?
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar