“Aku
akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku akan melepaskan engkau
dan kota ini dari tangan raja Asyur;” (2 Raja-Raja 20:6)
Pernah
Anda mendengar sebuah puisi yang mengungkapkan “Aku mau hidup seribu tahun
lagi”. Yups, itulah sebuah puisi karya Chairil Anwar. Harapan senada sering
kita temukan dalam acara ulang tahun : “Semoga diberi panjang umur”. Memiliki
umur panjang, sehat, dan bahagia menjadi dambaan banyak orang. Persoalannya,
tidak ada orang yang dapat menambah umur atau membelinya sekalipun ia adalah
orang berduit. Kematian tetap saja membayangi dan membatasi masa hidup setiap
manusia.
Kenyataan
akan singkatnya hidup dan misteri kematian pernah dihadapi oleh Raja Hizkia. Ia
menderita suatu penyakit dan Nabi Yesaya menyatakan bahwa ia tidak akan sembuh
dan segera mati “Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu
datanglah nabi Yesaya bin Amos, dan berkata kepadanya: "Beginilah firman
TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati,
tidak akan sembuh lagi." (2 Raja-Raja 20:1). Vonis kematian itu membuat
Raja Hizkia sangat sedih. Namun, ia menyadari kepada siapa ia harus membawa kepedihan
hatinya. Ia mencurahkan isi hatinya dan meminta belas kasihan kepada Allah
“Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada TUHAN:
"Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan
setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di
mata-Mu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat.” (2 Raja-Raja
20:2-3). Dalam kemurahan-Nya, Allah mendengarkan doa Hizkia tersebut. “"Ah
TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan
dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu."
Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. “ (2 Raja-Raja 20:5). Sang raja
tidak akan segera mati, bahkan Tuhan berkenan memberinya bonus tambahan umur
sepanjang lima belas tahun.
Bisa
jadi kita pernah diperhadapkan pada situasi yang tidak kita inginkan. Mungkin
kita merasa sudah lama berdoa, tetapi sepertinya tak juga ada jawaban. Kita
tidak mendapatkan kepastian yang gamblang seperti yang diterima Raja Hizkia.
Bagaimanapun, yakinlah bahwa kehendak Tuhan jauh lebih indah dari apa yang kita
pikirkan. Sepanjang masa hidup yang masih boleh kita jalani ini, teruslah
selalu mengucap syukur dan baiklah kita menggunakannya untuk memuliakan Dia.
“Yang
terpenting bukanlah berapa panjang umur kehidupan kita, melainkan bagaimana
kita mengisi dan menggunakannya dengan menjadi pelaku firman-Nya dan terus
memuji dan memuliakan nama-Nya.
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar