“Kamu
adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.”
(Yohanes 15:14)
Tuhan
menginginkan agar setiap orang percaya makin hari makin meningkatkan hubungan
dengan-Nya, semakin hari semakin intim dan karib dengan Dia seperti hubungan
seorang sahabat. Tuhan mau kita menjadi sahabat-sahabat-Nya.
Orang
yang menjadi sahabat Kristus adalah orang yang senantiasa bergaul karib dengan
Dia, seia-sekata di segala keadaan, baik itu suka maupun duka. Menjadai sahabat
berarti lebih dari sekedar teman: kedua belah pihak sudah saling mengenal luar
dalam, saling memahami, saling berbagi. Ada unsur kesetiaan dan juga komitmen
di dalamnya. Jadi di mana kedua belah pihak saling membagi isi hati, bahkan
tidak ada hal yang dirahasiakan. Penulis Amsal menggambarkan, “Seorang sahabat
menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.”
(Amsal 17:17), bahkan “....ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang
saudara.” (Amsal 18:24). Itulah arti seorang sahabat! Tuhan Yesus berkata,
“Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat
oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan
kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.” (Yohanes
15:14-15). Pada saat kita belajar menjadi sahabat Yesus kita sedang belajar
untuk mengenal dan memahami isi hati, pikiran, perasaan dan juga kehendak-Nya.
Bagaimana kita bisa mengenal dan memahami isi hati, pikiran, perasaan dan
kehendak Tuhan? Yaitu melalui firman-Nya. Memperkatakan Kitab Taurat tersebut,
merenungkan itu siang dan malam dan bertindak hati-hati sesuai dengansegala
yang tertulis di dalamnya “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat
ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati
sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian
perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” (Yosua 1:8).
Seberapa
dekat hubungan kita dengan Tuhan? Apakah kita mendekat kepada-Nya ketika sedang
dalam permasalahan yang berat? Ataukah kekariban kita dengan Tuhan, seperti
hubungan antarsahabat di setiap waktu? Sedahkah kita layak disebut sebagai
sahabat Kristus?
“TUHAN
bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya
diberitahukan-Nya kepada mereka.” (Mazmur 25:14)
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar