“Namun
setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di
tempat, di mana Ia berada;” (Yohanes 11:6)
Dalam
perjalanan hidup ini seringkali dihadapkan pada berbagai macam persoalan dan pergumulan.
Respons kita terhadap persoalan pun bermacam-macam, umumnya kita gampang kecewa
dan putus asa karena merasa bahwa pertolongan Tuhan itu tidak tepat waktu
seperti yang kita harapkan.
Perihal
waktu inilah yang selalu menjadi masalah serius dalam kehidupan orang percaya.
Mengapa? Karena kita menghendaki pertolongan dan jawaban doa dari Tuhan itu
secara cepat, tidak perlu menunggu lama. Itulah keinginan kita! Padahal waktu
kita bukanlah waktu Tuhan. Adakalanya jawaban Tuhan terhadap doa dan permohonan
kita adalah: “tunggu”. Namun yang pasti suatu saat janji Tuhan akan digenapi,
karena janji-Nya adalah “Ya dan Amin”. Firman Tuhan berisi ribuan janji Tuhan
dan tak satu pun janji-Nya yang tak ditepati-Nya. “Janji TUHAN adalah janji
yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur
peleburan di tanah.” (Mazmur 12:7).
Benarkah
pertolongan Tuhan itu terlambat? Kita menganggap bahwa pertolongan Tuhan itu
terlambat dan tidak tepat waktu oleh karena kita mengukurnya menurut agenda,
rencana dan waktu kita. Sementara Tuhan bertindak sesuai dengan waktu-Nya.
Mungkin kita tidak akan mendapat masalah bila waktu Tuhan itu sama dengan waktu
kita.
Inilah
yang mungkin juga dirasakan oleh sebuah keluarga di Betania. Suatu ketika Maria
dan Marta sedang menghadapi persoalan yang sangat berat, di mana Lazarus,
saudaranya, sedang sakit parah. Lalu mereka mengirim kabar tentang sakit yang
dialami Lazarus ini kepada Yesus, dengan harapan Yesus akan bergegas datang ke
Betania dan menyembuhkan saudaranya itu. Kenyataannya? Respons Yesus benar-benar
di luar dugaan. “...setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja
tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;” (ayat nats). Setelah itu,
sesuai dengan waktu-Nya, Yesus pun datang ke rumah mereka, namun apa yang
terjadi? “...ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring
di dalam kubur.” (Yohanes 11:17).
Secara
manusia, kedatangan Tuhan Yesus ke rumah Lazarus sudah terlambat, tetapi di
balik itu ada rencana-Nya yang luar biasa.
“Jawab
Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau
akan melihat kemuliaan Allah?" (Yohanes 11:40).
Semua
orang pasti akan berkata bahwa, “Nasi sudah menjadi bubur!” setelah mendapati
Lazarus sudah mati, bahkan telah empat hari dikuburkan.
Nada
penyesalan tersirat dari pernyataan Marta, "Tuhan, sekiranya Engkau ada di
sini, saudaraku pasti tidak mati.” (Yohanes 11:21). Sambil tersungkur di bawah
kaki Tuhan Yesus Maria pun mengungkapkan hal yang sama, "Tuhan, sekiranya
Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." (Yohanes 11:32). Kita pun
seringkali bersikap bersikap demikian, kecewa dan bersungut-sungut dengan
mengatakan bahwa semuanya sudah terlambat, "Tuhan, ia sudah berbau, sebab
sudah empat hari ia mati." (Yohanes 11:39). Benarkah demikian? Pertolongan
Tuhan itu tidak pernah terlambat, karena “Ia membuat segala sesuatu indah pada
waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia
tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”
(Pengkhotbah 3:11). Hal ini dibuktikan ketika Yesus bertindak dengan berkata,
"Lazarus, marilah ke luar!" Orang yang telah mati itu datang ke luar,
kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan
kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan
ia pergi." (Yohanes 11:43-44). Luar biasa! Lazarus yang sudah mati selama
empat hari pun dibangkitkan-Nya!
Jika
saat ini kita sedang mengalami pergumulan berat: sakit-penyakit, perekonomian,
keuangan, karir/pekerjaan sepertinya sudah mati dan tiada harapan lagi,
janganlah menyerah pada keadaan! Tetaplah berserah kepada Tuhan dan nantikan
pertolongan-Nya dengan sabar, maka kita akan melihat mujizat-Nya dinyatakan.
Selalu ada rencana yang indah di balik “keterlambatan” Tuhan dalam bertindak.
Jika seolah-olah Tuhan terlambat dan lamban, di balik itu pasti ada sesuatu
yang sedang Dia kerjakan. Tuhan ingin kita beklajar untuk percaya. Selama ini
murid-murid atau orang-orang sudah biasa melihat Yesus menyembuhkan orang
sakit, namun mereka belum melihat Yesus membangkitkan orang mati. Dalam hal ini
Yesus sedang mengajar murid-murid-Nya untuk mengembangkan iman mereka supaya
mereka tahu bahwa Yesus adalah kebangkitan dan hidup.
“....syukurlah
Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu
dapat belajar percaya.” (Yohanes 11:15)
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
mungkin terlihat berat utk tatap menanti janji Tuhan saat tidak ad apa pun yang dpat di lihat.. tp pada ahir nya mempercaya Tuhan utk menyelesaikan dlam segala maslaah bukan hnaya pilihan di tengah-tengah keraguan tanpa pilihan tp percya lah bhwa itu keharusan.. Tuhan pasti tolong
BalasHapus