“Dengarlah,
hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau
perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu
dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang
dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ulangan
6:4-7)
Kejemuan,
kelesuan, kebosanan. Itu mungkin sebagian dari alasan mengapa banyak anak-anak
Tuhan sepertinya tidak lagi bersemangat, sepertinya tidak lagi bergairah kepada
Tuhan Yesus dalam kehidupan kekristenan mereka. Namun kalau pertanyaan yang
menjadi judul diatas dilontarkan, Puji Tuhan, artinya ada keinginan untuk tetap
on-fire dalam Tuhan, ada keinginan untuk memenuhi Ulangan 6:4-7 diatas. Lalu
apa jawabannya? Bagaimana agar kita tetap bergairah dan bersemangat bagi Yesus?
1. Kenalilah Tuhan dan Apa yang
telah Ia lakukan untukmu.
Ada
pepatah “tidak kenal maka tidak sayang”. Prinsip yang sama berlaku pula disini.
Ulangan 6:4 berkata “Dengarlah hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan
itu esa!” Ayat ini menegaskan bahwa Tuhan yang kita sembah dalam Yesus adalah
Tuhan yang unik, tiada duanya. Tidak ada ilah, dewa atau sesembahan apapun yang
seperti Dia. Hanya Tuhan Yesus yang begitu luar biasa namun juga menunjukkan
kasihnya kepada kita “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga
Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).
Segala sesuatu yang ada dalam hidup kita, Ia berikan untuk mendatangkan
kebaikan dalam hidup kita “ (Roma 8:28).
Untuk
semakin mengasihi Tuhan, kita perlu semakin lama mengenalnya. Tuhan menyatakan
dirinya secara umum melalui karya-karya-Nya (baca Roma 1), tetapi terlebih lagi
melalui firman-Nya dan Yesus Kristus. Itulah sebabnya, kalau engkau merasa
sepertinya tidak bergairah lagi, ambil waktu untuk membaca dan mempelajari
firman-firman-Nya dan minta agar Roh Kudus yang menyegarkan jiwa kita saat kita
melakukan hal tersebut. Minta juga agar roh Kudus mengingatkan kita betapa
selama ini Tuhan menunjukkan kasih setia-Nya kepada kita.
2. Lakukan yang Tuhan Yesus lakukan:
Tiada pernah berhenti berdoa.
Semua
tokoh-tokoh iman dalam Alkitab memiliki ciri yang sama: mereka senang dan
memiliki kehidupan doa yang konsisten. Terlebih Tuhan Yesus. Doa memastikan
kita memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Doa membuat api Roh Kudus terus
berkobar dalam kehidupan kita. Doa bukan sekedar menaikkan permohonan kepada
Tuhan, tetapi kita bercakap-cakap dengan Dia. Membaca firman Tuhan dan
kehidupan doa yang konsisten adalah saudara kembar yang tidak boleh dipisahkan
kalau engkau ingin tetap on-fire dalam Tuhan. Doa adalah juga senjata yang
ampuh melawan musuh-musuh yang mencoba mengambil damai sejahtera/sukacita kita
“dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan
berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya
untuk segala orang Kudus,” (Efesus 6:18). Kita bisa saja ingin mengasihi Tuhan
sepenuh hati, tetapi kita akan jatuh dalam perjalanan hidup kita kalau kita
menjalaninya tanpa doa “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh
ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius
26:41).
3. Berjalan Erat dengan Yesus setiap
hari dan sekarang!
Untuk
memastikan bahwa kita akan selalu bergairah pada Yesus, maka kita perlu
berjalan bersama dengan Dia, menuruti perintah-perintah-Nya, sekarang! Bukan
nanti, bukan besaok, bukan kapan-kapan, tetapi sekarang! Penundaan adalah
penyebab dari kelesuan rohani, ketika waktunya untuk berdiri teguh berdasarkan
kebenaran firman Tuhan dalam berbagai percobaan, maka berdirilah teguh! Kalau
tidak, justru kita memadamkan api roh itu dalam diri kita. Namun saat kita
berjalan erat dengan Tuhan dan melakukan apa yang Ia perintahkan, jiwa kita
disegarkan dan roh kita diperkuat. Alkitab berkata dimana harta kita berada,
disitu pula hati kita berada. Kalau kita mengaku bahwa Yesus lah yang paling
penting dalam hidup kita, harta yang terbaik dalam hidup kita, maka hati kita
akan selalu disegarkan setiap kali kita berjalan bersama Dia “Diaken haruslah
suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik. “
(1 Tim 3:12), “Dan ketika mereka sedang
makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara
kamu akan menyerahkan Aku." (Matius 6:21).
4. Menjauh dari hal-hal yang
memadamkan rohmu.
Kadang
yang membuat kita tidak bergairah pada Yesus adalah hal-hal lain dalam hidup
yang menjauhkan kita dari hadirat-Nya. Kita harus menentukan siapa (apa) yang
menjadi prioritas dalam hidup kita. Tuhan Yesus
mengatakan bahwa tidak mungkin kita melayani dua majikan “Tak seorangpun
dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang
seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan
tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada
Mamon." (Matius 6:24)., artinya tidak mungkin kita menyenangkan hati Tuhan
dan juga menyenangkan hal-hal yang bertentangan dengan Tuhan. Kita harus
menjauhkan diri dari pergaulan yang tidak memuliakan Tuhan, keinginan-keinginan
daging yang hanya mementingkan diri sendiri, kegiatan-kegiatan yang menyita waktu pribadi/doa dengan Tuhan.
Sebaliknya, biarlah prioritas utama kita kepada Dia. Tuhan berjanji, kalau kita
menempatkan Dia pada yang utama dalam hidup kita, bukan saja Ia akan mencukupi
kebutuhan kita “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33) tetapi juga memberikan
apa yang hati kita inginkan “dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan
memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada
TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;” (Mazmur 37:4-5).
5. Ingatlah dan jagalah akan cinta
mula-mulamu kepada Tuhan.
Bukanlah
hal yang aneh kalau anak-anak Tuhan pernah mengalami “sepertinya” kehilangan
gairahkepada Tuhan. Petrus pernah mengalaminya, Daud pernah mengalaminya. Namun
mereka segera bangkit kembali dan mengejar hadirat Tuhan kembali. “Namun
demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang
semula.” (Wahyu 2:4) menjelaskan bahwa yang membuat anak-anak Tuhan jatuh
bukanlah kehilangan kasih, tetapi karena meninggalkan kasih mula-mula itu. Jadi
bagaimana agar kita kembali bergairah kepada Yesus, yaitu kembali kepada kasih
mula-mula itu; kepada hal yang membuat jatuh cinta kepada Tuhan Yesus pertama
kali. Mintalah ampun kepada Tuhan “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah
setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan.” (1 Yoh 1:9) kalau engkau sepertinya menjauh dari
Dia dan mintalah agar kasih-Nya kembali menyegarkanmu, membuatmu kembali baru.
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar