“Tanya
Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"
Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata
Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada
saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.”
(Markus 10:51-52)
Dalam
perikop ini Markus mengkisahkan kejadian nyata ketika Yesus ada di Yerikho,
lalu di pinggir jaln ada seorang yang buta sejak lahirnya, yang bernama Bartimeus,
yang mengharapkan perubahan pada dirinya melalui Yesus, setelah tujuh ayat
dalam kisah ini maka Bartimeus yang buta dapat melihat dengan sempurna.
Bagi
banyak orang percaya kuasa Allah hanyalah sesuatu yang abstrak, tidak real,
bahkan sudah tidak terjadi lagi mujizat itu hanya pada zaman Yesus hadir di
muka bumi saja, atau kuasa Allah hanya ada dalam bentuk nyanyian, slogan,
tulisan bahkan hanya sebuah khotbah yang menarik. Tetapi harus kita ketahui dan
sadari bahwa kerinduan Yesus Kristus adalah untuk menyatakan kuasa-Nya bagi
setiap orang percaya saat mereka menghadapi hal-hal yang bagi mereka adalah
sesuatu yang mustahil. Ada banyak masalah yang tak terselesaikan, penyakit yang
tak dapat disembuhkan, hati yang kecut dan tawar, serta kehidupan rohani yang
terpisah dari Allah.
Apa
saja yang dilakukan oleh Bartimeus sehingga pintu mujizat itu terbuka dan
menjadi nyata dalam hidupnya serta mengubah penyakitnya dari kebutaan menjadi
melihat?
1. Keyakinan Kemenangan bukan
Keputus-asaan.
Bartimeus
telah menderita kebutaan selama bertahun-tahun dan tidak ada seorang manusia
pun yang sanggup dan mampu untuk mengubah keadaannya, tetapi Bartemeus tidak
membiarkan dirinya dikuasai oleh putus asa. Kemengan atau kekalahan dimulai
dari hati kita. Alkitab berkata dengan tegas “Jika engkau tawar hati pada masa
kesesakan, kecillah kekuatanmu.” (Amsal 24:10). Putus asa berasal dari hati
yang meragukan Allah dan kuasa-Nya.
Ketika
Bartimeus mendengar berita-berita tentang Kristus, keyakinan akan kemenangan
dalam pergumulannya dibangkitkan karena kemenangan berasal dari hati yang
percaya akan kuasa dan kesanggupan Allah. Orang yang percaya penuh kepada Yesus
Kristus tidak putus asa dan tawar hati dalam menghadapi masalah, ia tidak
meluhat besarnya, sulitnya dan kesukaran pada masalah, tetapi melihat besarnya
kuasa Allah yang sanggup memberikan kemenangan pada dirinya. Ini yang
menjadikan Bartimeus tetap memiliki keyakinan akan kemenangan dalam menghadapi
pergumulan kehidupannya.
2. Tak Kenal Menyerah Dalam Situasi
Yang Sulit.
Yang
tertulis di firman-Nya, “ Ketika
didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru:
"Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang menegornya supaya
ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah
aku!"” (Markus 10:47-48), maka kita mendapatkan suatu spirit dalam doa
yang dilakukan oleh Bartimeus. Ketika dia berseru kepada Yesus maka ada banyak
orang yang menghalangi dan menyuruhnya untuk diam, tetapi Bartimeus tidak tawar
hati dan dia memiliki hati yang tetap untuk terus berseru dan berseru sampai
sesuatu terjadi melalui doanya. Semangat yang tak kenal menyerah dalam doa dan
mengerang kepada Tuhan Yesus dimiliki oleh Bartimeus. Jangan buang waktu dan
tenaga untuk hal-hal yang membuat kita tawar hati dan kehilangan kekuatan,
tetapi tetaplah maju dalam doa. “Orang yang berjalan maju dengan menangis
sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa
berkas-berkasnya.” (Mazmur 126:6). Dibutuhkan tindakan atau langkah doa yang
terus-menerus untuk mengalami kuasa mujizat, jangan menyerah, karena Allah
rindu untuk kita menghampiri Dia dalam doa di tengah penderitaan dan kesesakan
kita. Seruan Bartimeus kepada Yesus untuk menyatakan belas kasihan-Nya dengan
berkali-kali dan semakin keras walau disuruh oleh banyak orang supaya ia diam
dan diam serta tak bersuara lagi, tidak menyurutkan tekad Bartimeus untuk
mundur dalam situasi ini. Tuhan rindu supaya kita membuat dan melakukan
terobosan pada sesuatu yang tidak menyenangkan untuk mengalami hal-hal yang baru
dalam kehidupan yaitu teruslah maju dalam doa, jangan menyerah sampai kita
pilang membawa berkas-berkasnya dari pintu mujizat yang sudah terbuka bagi
kita.
3. Ketaatan Untuk Menanggalkan Jubah
Tertulis
“Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.”
(Markus 10:50). Maka suatu tindakan yang dilakukan oleh Bartimeus adalah dengan
menanggalkan jubahnya untuk menghampiri Yesus Kristus. Ada bahagian kita dalam
setiap mujizat dan kuasa Allah yang akan dinyatakan yaitu “ketaatan akan firman
Tuhan”. Taat untuk menanggalkan jubah manusia lama. “Tetapi di Sardis ada
beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan
Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.” (Wahyu 3:4).
Jubah atau pakian berbicara tentang kehidupan, ubah jubah manusia lama dengan
pakaian putih supaya kita berjalan bersama dengan Yesus Kristus untuk
menghadapi dan melewati semua pergumulan yang ada. Dalam hal ini juga berbicara
tentang kataatan untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan pada zaman ini
dalam setiap aspek hidup kita sehingga kita menjadi pribadi yang berkenan di
hati Tuhan, minta kepada Tuhan Yesus seperti satu pujian yang mengubah diri
kita: “Dia jamah segenap hidupku, dan bri damai di hatiku, semua tlah berubah
dan aku tahu Yesus jamah, ku jadi baru.”
4. Perkataan Iman
Allah
tidak akan menjamah atau melakukantindakan mujizat pada orang yang memiliki
imian kepada Dia, seperti bacaan di atas maka kita mengetahui bahwa Bartimeus
memiliki iman kesembuhan, sehingga Yesus mengatakan pergilah dan imanmu telah
menyelamatkan engkau, meka terjadilah mujizat kepada Bartimeus dengan dapat
melihat dari kedua matanya. Ucapan supaya dapat melihat di tengah kondisi yang
masih buta dari Bartimeus adalah bentuk dari wujud iman yang ada dalam dirinya
dan diperkatakan. Sebagai orang percaya kita harus yakin ada kuasa di dalam
perkataan orang yang beriman, perkataan-perkataan yang berisi firman Tuhan
tidak akan kembali dengan sia-sia ke dalam kehidupan kita.
Paulus
dengan tegas mengaitkan iman dengan perkataan, “Namun karena kami memiliki roh
iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku
berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga
berkata-kata.” (2 Korintus 4:13). Iman yang diperkatakan akan mendatangkan
kuasa Allah yang dinyatakan dalam hidup kita, jangan ragu untuk terus
memperkatakan pintu mujizat sudah dibuka oleh Allah dalam hidupmu, sebab hal
ini bukan sekedar slogan tetapi Yesus Kristus benar-benar akan menggeapinya
bagi kita di tahun ini.
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar