“Dialah
yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan
berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya
sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum
permulaan zaman” (2 Timotius 1:9)
Keselamatan
memiliki arti dilepaskan atau dibebaskan dari hukuman, kutuk dan akibat-akibat
dosa lainnya. Keselamatan ini tidak dapat kita raih dengan kekuatan sendiri,
misalnya dengan berbuat baik, beramal dan sebagainya. Hanya ada satu cara untuk
memperoleh keselamatan yaitu dengan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan
menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Namun proses
keselamatan tidak hanya berhenti sampai di sini saja, atau sekali langsung
selesai, tetapi harus dikerjakan terus-menerus di sepanjang hidup kita, karena
keselamatan memiliki dua sisi yaitu sisi anugerah dan sisi ketaatan.
“....karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan
saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku
tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun
pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” (Filipi 2:12-13).
Adapun
sasaran mengerjakan keselamatan ini adalah untuk menjadi serupa dengan Kristus,
maka karakter kita pun harus berubah dan bertumbuh ke arah Dia, sebab,
“Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti
Kristus telah hidup.” (1 Yohanes 2:6). Saat kita mengalami kelahiran baru yang
berubah adalah roh kita, tetapi karakter, pola berpikir, kebiasaan kita belum
berubah. Maka Tuhan menghendaki kita menghasilkan buah sesuai dengan pertobatan
kita, “Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.” (Matius 3:8), di
sinilah terjadi perubahan manusia lama ke manusia baru. Tuhan adalah Sang
penjunan dan kita ini adalah tanah liatnya. Dia selalu punya cara untuk
membentuk dan memurnikan kita.
Proses
pembentukan Tuhan memang “sakit” karena di dalamnya terkadung: penyangkalan
diri; pikul salib dan komitmen untuk mengikut Dia sampai akhir hidup kita. "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius 16:24).
“Sebab
semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari
semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu,
menjadi yang sulung di antara banyak saudara.” (Roma 8:29).
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar