Halaman

Senin, 06 Januari 2014

MENJAGA HATI



“Kami telah mendengar tentang keangkuhan Moab, alangkah angkuhnya dia, tentang kesombongannya, keangkuhannya dan kecongkakannya, tentang tinggi hatinya.” (Yeremia 48:29)

Jika Anda membaca dalam kitab Yeremia 48, Anda menemukan mengapa Tuhan menjatuhkan hukuman kepada negeri Moab. Dalam ayat 29, Moab dihukum karena kesombongan mereka. Mereka biasa berbicara secara berlebihan. Apa yang mereka katakan belum tentu benar. Mereka sombong karena mengalami kehidupan yang aman. “Moab hidup aman dari sejak masa mudanya, dia hidup tenang seperti anggur di atas endapannya, tidak dituangkan dari tempayan yang satu ke tempayan yang lain, tidak pernah masuk ke dalam pembuangan; sebab itu rasanya tetap padanya, dan baunya tidak berubah.” (Yeremia 48:11). Kesombongan membuat mereka membesarkan diri terhadap Tuhan, “Buatlah dia mabuk, sebab dia membesarkan diri terhadap TUHAN! Moab akan berguling-guling dalam muntahnya, dan ia sendiripun akan menjadi tertawaan orang.” (Yeremia 48:26). Mereka menertawakan Israel yang dibuang ke Asyur. Mereka tidak meyadari, bahwa kesombongan mereka itu akan mengundang hukuman Tuhan. Kokohnya pertahanan mereka tidak akan bisa melepaskan mereka dari bahaya. Mereka juga ikut dibuang ke Babel.
Kekayaan, kebahagian, kekuasaan serta kesuksesan adalah sebagian dari hal-hal yang bisa membuat seseorang merasa dirinya mampu serta tidak memerlukan orang lain, bahkan merasa tidak memerlukan Tuhan. Kita harus hati-hati terhadap perasaan tersebut, perasaan yang berbahaya, karena Allah menentang orang-orang yang congkak, "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (1 Petrus 5:5).
Kita harus senantiasa mengingat, bahwa apapu yang kita miliki saat ini, semuanya merupakan pemberian Tuhan, sehingga kita tidak boleh berbangga diri. Kita harus mampu menjaga hati kita untuk selalu ada dalam kerendahan hati dan tahu berterima kasih untuk setiap anugerah yang Tuhan berikan atas hidup kita. Setiap kali mengalami kesuksesan, kita harus segera mengingat dua hal, yakni:
Pertama, “Jangan sampai kesuksesan kita capai membuat kita melupakan Allah yang telah memberi kesuksesan!” Ini yang sering dilupakan banyak orang. Kadangkala mereka beranggapan, bahwa karena sudah bekerja dengan sekuat tenaga dan pikiran untuk meraih keberhasilan atau kesuksesan, maka semua yang diraihnya itu adalah semata-mata karena kemampuan dan usaha serta kerja keras dari diri sendiri. padahal mereka lupa, bahwa sekalipun mereka bekerja sekuat tenaga, tetapi jika Tuhan tidak memberikan kekuatan atau jika Dia tidak mengijinkan-Nya, maka semua itu akan menjadi sia-sia.
Kedua, “Jangan sampai kesuksesan yang kita capai membuat kita memandang rendah orang lain!” Tiap-tiap orang memiliki porsi berkat yang berbeda-beda, dan semua berkat yang kita nikmati datangnya dari Tuhan. Oleh sebab itu, sangat disayangkan jika kita menjadi sombong dan memandang hina orang lain dengan kesuksesan yang kita peroleh. Ingatlah selalu, bahwa kesuksesan yang kita miliki seharusnya memacu kita untuk menjadi berkat bagi orang lain dan bukan sebaliknya!
“Kesombongan adalah pintu menuju kehancuran”
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar