Halaman

Jumat, 24 Januari 2014

YA DAN AMIN!



“Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah,” (Ibrani 6:17)

Abraham menerima janji Allah tentang masa depan. Janji itu begitu luar biasa, "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak." (Ibrani 6:14). Syaratnya, Abraham harus sepenuhnya taat pada Allah. Bagi orang yang sudah lanjut usia dengan istri yang mandul pula, janji itu terlalu indah untuk jadi kenyataan. Mungkin terlintas dalam pikiran Abraham, “Apa jaminan bahwa Allah akan menepati janji-nya?” Bagaimanapun juga ia hanya manusia. Bagaimana caranya manusia bisa mengajukan tuntutan kepada Allah jika Dia ingkar janji? Benar-benar jalan tak mudah untuk dijalani....
Saudaraku, kalau saat ini Anda ada di posisi Abraham mungkin Anda juga akan ragu atas janji Tuhan. Namun, satu hal yang harus Anda pahami adalah tidak mungkin Allah berdusta. Itu artinya apa pun perkataan-Nya bisa dipercaya, termasuk janji dan sumpah-Nya. Pertanyaannya, jika Allah adalah satu-satunya Pribadi yang tidak pernah berdusta, mengapa Allah bersumpah ketika berjanji pada Abraham? Ada 2 alasan Allah bersumpah. Pertama, sumpah adalah kebiasaan umum manusia untuk mengakhiri segala keraguan atau kecurigaan terhadap suatu janji. Kedua, untuk membungkam mereka yang akan membantah kepastian janji itu. Allah bersumpah demi diri-Nya sendiri karena manusia umumnya akan mengucapkan demi Yang Mahatinggi dan tidak ada yang lebih tinggi dari Dia. Itulah alasan Allah bersumpah demi diri-Nya.
Kepastian janji Tuhan ini tidak hanya berlaku bagi Abraham, tapi juga bagi seluruh janji-Nya yang tertuang dalam firman-Nya bagi kita. Saudaraku, adakah janji Tuhan secara spesifik yang kamu terima? Jika ya, pilihlah untuk mempaercayai janji-janji Tuhan dalam hidup Anda. Sebab, janji-Nya “ya dan amin”. Dan, mulai wujudkan bersama Dia, percayalah!
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar