“Karena
itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan
kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah,” (Ibrani
6:17)
Abraham
menerima janji Allah tentang masa depan. Janji itu begitu luar biasa, "Sesungguhnya
Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat
banyak." (Ibrani 6:14). Syaratnya, Abraham harus sepenuhnya taat pada
Allah. Bagi orang yang sudah lanjut usia dengan istri yang mandul pula, janji
itu terlalu indah untuk jadi kenyataan. Mungkin terlintas dalam pikiran
Abraham, “Apa jaminan bahwa Allah akan menepati janji-nya?” Bagaimanapun juga
ia hanya manusia. Bagaimana caranya manusia bisa mengajukan tuntutan kepada
Allah jika Dia ingkar janji? Benar-benar jalan tak mudah untuk dijalani....
Saudaraku,
kalau saat ini Anda ada di posisi Abraham mungkin Anda juga akan ragu atas
janji Tuhan. Namun, satu hal yang harus Anda pahami adalah tidak mungkin Allah
berdusta. Itu artinya apa pun perkataan-Nya bisa dipercaya, termasuk janji dan
sumpah-Nya. Pertanyaannya, jika Allah adalah satu-satunya Pribadi yang tidak
pernah berdusta, mengapa Allah bersumpah ketika berjanji pada Abraham? Ada 2
alasan Allah bersumpah. Pertama, sumpah adalah kebiasaan umum manusia untuk
mengakhiri segala keraguan atau kecurigaan terhadap suatu janji. Kedua, untuk
membungkam mereka yang akan membantah kepastian janji itu. Allah bersumpah demi
diri-Nya sendiri karena manusia umumnya akan mengucapkan demi Yang Mahatinggi
dan tidak ada yang lebih tinggi dari Dia. Itulah alasan Allah bersumpah demi
diri-Nya.
Kepastian
janji Tuhan ini tidak hanya berlaku bagi Abraham, tapi juga bagi seluruh
janji-Nya yang tertuang dalam firman-Nya bagi kita. Saudaraku, adakah janji
Tuhan secara spesifik yang kamu terima? Jika ya, pilihlah untuk mempaercayai
janji-janji Tuhan dalam hidup Anda. Sebab, janji-Nya “ya dan amin”. Dan, mulai
wujudkan bersama Dia, percayalah!
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar