Halaman

Selasa, 28 Januari 2014

BISA BERUBAH



“Maka berteriaklah mereka: "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!" (Yohanes 19:15)

Dalamnya lautan bisa diukur, tapi dalamnya hati siapa yang bisa menduganya? Itulah ungkapan yang mengungkapkan setiap orang punya misteri dalam dirinya. Tindakannya di depan orang lain senantiasa punya maksud. Ungkapan ini gambaran sikap manusia yang bisa berubah setiap saat. Contohnya pada pertengahan tahun lalu ada sebuah SMS dikirim ke salah satu media massa lokal. Isinya, “Sebentar kita memuji-muji seseorang, sebentar kemudian kita menghujatnya. Sebentar menghujat, sebentar mendukungnya.”
Itulah sifat manusia. Tidak bisa diandalkan karena bisa berubah setiap saat. Sebentar bicara A, semenit kemudian bisa bicara B. Hal yang sama juga dilakukan bangsa Israel yang ada di Yerusalem. Ketika kebutuhan dan keinginan mereka terpenuhi, mereka menyanjung setinggi langit kedatangan Tuhan Yesus ke tengah-tengah mereka. Semua orang di sana melontarkan pujian bagi Tuhan Yesus, bahkan mereka mengalasi jalan yang akan dilalui-Nya dengan pakaian mereka “Mereka membawa keledai itu kepada Yesus, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan menolong Yesus naik ke atasnya. Dan sementara Yesus mengendarai keledai itu mereka menghamparkan pakaiannya di jalan. Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat. Kata mereka: "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!" (Lukas 19:35-38). Namun tiga setengah tahun kemudian mereka kompak menuntut kematian Yesus. Mereka lebih memilih Barabas ketimbang Yesus.
Ketika kita populer, banyak yang datang mendekat pada kita dan menyanjung meski tidak semuanya tulus. Banyak orang menyanjung untuk menutupi apa yang ada di benak mereka. Iri hati, harapan untuk dipromosiin dan sejuta rahasia lainnya. Mari, kita sikapi dengan bijak dukungan yang mengalir pada kita. Usahakan agar hati kita tidak menjadi over pede dan sombong. Demikian pula, kalau kita saat ini dijatuhkan orang yang semula mendukung kita. Seharusnya kita tidak terkejut lagi karena orang Israel dahulu juga berkhianat pada Yesus. Namun, Tuhan Yesus sudah memberikan teladan untuk mengampuni mereka. Dia memilih jalan untuk setia. Jadi, mari kita meneladani-Nya!
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar