Halaman

Kamis, 09 Januari 2014

NASI SUDAH MENJADI BUBUR



“Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.” (1 Timotius 1:15)

“Nasi sudah menjadi bubur.” Ungkapan ini sudah sering kita dengar bukan? Yes, ungkapan yang menunjukkan suatu peristiwa buruk dan dianggap sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Satu-satunya yang bisa dilakukan hanya menyesali peristiwa itu. Tetapi, tunggu dulu! Coba bayangkan, nasi yang sudah menjadi bubur itu bila ditambahin suwiran daging ayam, potongan-potongan kecil telur dadar, taburan bawang goreng, plus krupuk di atasnya! Wow, bubur itu berubah menjadi santapan nikmat nan lezat, bukan?
Nah, Saudaraku, begitu juga kita di mata Allah. Bagi orang lain, kita mungkin dipandang sebagai sampah atau barang rusak yang tidak berguna. Namun itu tidak berlaku bagi Dia. Lihat saja kehidupan Rasul Paulus sebelum ia jadi hamba Tuhan. Paulus yang dahulu bernama Saulus adalah penghujat, penganiaya pengikut Kristus, dan orang yang ganas. “aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.” (1 Timotius 1:13). Namun sejak perjumpaan-Nya dengan Yesus Kristus, hidupnya berubah 180 derajat. Dahulu sebagai orang yang paling berdosa “Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.” (1 Timotius 1:16), sekarang ia justru jadi rasul yang paling banyak menggembalakan orang percaya. Pelayanannya untuk Tuhan sangat gencar dilakukan. Bukti nyata dahsyatnya pelayanan penggembalaan Rasul Paulus ini bisa. Saudaraku lihat dari banyaknya surat yang dikirimkan Paulus bagi orang-orang Kristen yang dilayaninya dan surat ini terdapat pada Kitab Roma hingga Kitab Ibrani.
Kisah Paulus membuktikan bahwa tida ada “Manusia sampah” di mata Tuhan. Di tangan-Nya semua yang buruk menjadi indah, yang busuk menjadi harum. Maka, apa pun keadaan Saudara saat ini serahkan semua beban hidupmu pada Tuhan. Percayalah, Dia sanggup mengubah padang gurun menjadi taman nan indah.
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar