Halaman

Jumat, 27 September 2013

ASAM GARAM



“haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ulangan 6:7)

 Orangtua sering barkata kepada anak-anaknya bahwa dirinya telah banyak makan asam garam kehidupan. Artinya mereka sedang meyakinkan bahwa pengalaman anak-anaknya. Ditilik dari usia memang orangtua lebih banyak pengalamannya. Namun apakah hal itu hanya dikatakan ketika digunakan untuk melarang atau menasehati anak untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan orangtua ataukah pengalaman yang banyk dimiliki orangtua hanya untuk disimpan tanpa mau menceritakannya kepada anak cucu?
Tuhan ingin kita sebagai orangtua dapat mengajarkan kasih Allah kepada anak-anak kita sehingga mereka memilik pegangan yang pasti ketika mereka dalam masalah. Orang Israel diajar Tuhan cara mempersiapkan generasi penerus. Mereka harus membekali pewaris kehidupan itu dengan intensitas yang tinggi. Ini penting karena dalam diri anak sedang terjadi proses penanaman sekaligus perlombaan berebut pengaruh antara nilai-nilai yang berasal dari kebenaran firman Tuhan dengan nilai yang berasal dari iblis.
Oleh sebab itu, setiap orangtua harus menyadari bahwa prinsip utamanya adalah firman Tuhan. Inilah yang seharusnya mengisi dan mewarnai pola pikir dan pengalaman batin. Jika proses penanaman nilai terjadi akan terlihat ada proses belajar pada diri anak. Ketika anak-anak menceritakan masalahnya, orangtua akan mendengar seraya mendiskusikan jalan keluar yang akan dipilihnya. Orangtua yang telah makan asam garam kehidupan yang diterangi kasih Allah akan jadi sahabat bagi anak-anak untuk mengatasi tantangan kehidupan ini.
Sekarang ini bagaimanakah keadaan keluarga Anda? Apakah ada anak-anak yang sedang bermasalah yang belum juga menemukan jalan keluar? Tugas kita sebagai orangtua adalah selalu mengingatkan anak-anak untuk melibatkan Tuhan dalam masalah-masalah yang mereka hadapi. Dengan cara menceritakan pengalaman kita bersama Tuhan dalam menyelesaikan masalah, niscaya mereka pun akan melakukan hal yang sama.
Ceritakan pengalaman Anda bersama Tuhan dan lihatlah betapa Dia juga menolong buah cinta kita! Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar