Halaman

Rabu, 11 September 2013

DI UBAH SEPERTI PERIUK

"Sebab itu, katakanlah kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku ini sedang menyiapkan malapetaka terhadap kamu dan merancangkan rencana terhadap kamu. Baiklah kamu masing-masing bertobat dari tingkah langkahmu yang jahat, dan perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu!” (Yeremia 18:11)
Pada zaman prasejarah, manusia purba ternyata sudah membuat periuk besar untuk memasak. Baru-baru ini meseum di Jepang memamerkan koleksi periuk yang terbuat dari tanah liat sebagai alat memasak manusia purba. Sebuah penelitian baru mengungkap kemungkinan bahan makanan yang dimasak manusia purba pada 15.000 tahun lalu. Para peneliti dari Jepang menduga salmon sabagai makanan laut yang diolah dalam periuk besar tersebut. Penemuan aerkologi di Cina dan Jepang menunjukkan bahwa manusia telah membuat wadah tanah liat sejak 20.000 tahun lalu.
Berbeda dengan cerita diatas bacaan kita kali ini adalah bagian dari kitab Yeremia dalam Perjanjian Lama. Perikop ini berisi perkataan Nabi Yeremia bin Hilkia, tentang Yehuda dan Yerusalem, yang hidup pada zaman raja Yosiam Yoyakim, Yoyakim dan Zedekia dari Kerajaan Yehuda sekitar abad ke-7 SM. Yeremia, diperintahkan untuk pergi ke rumah tukang periuk untuk menyaksikan pembuatan periuk dari tanah liat. Karena periuk tidak sesuai dengan maksud tukangnya, ia harus membentuknya kembali menjadi sesuatu yang lain agar sesuai dengan rencana semula.
Demikian halnya Tuhan. Dia pun mempunyai kebebasan untuk mengubah rencana-rencana-Nya bagi kehidupan kita. Jkalau Tuhan telah merencanakan kebaikan dan berkat bagi kita, kemudian kita memberontak kepada –Nya. Dia dapat membentuk kita menjadi periuk untuk di binasakan (ay. 18:7-11). Namun di sisi lain, jika kita karena keras kepala kita sendiri, menjadi periuk untuk dibinasakan, tetapi kemudian bertobat, Tuhan akan mulai membentuk kita menjadi perabot untuk kehormatan dan berkat.
Tukang periuk atau penjunan hidup kita adalah Tuhan. Dia memiliki hak sepenuhnya atas hidup kita. Tuhan bisa memberkati kita, hal itu tergantung pada keputusan diri sendiri. Jika kita bertobat dan hidup sesuai kehendak-Nya, berkat yang kita terima. Namun, jika kita memberontak pada Tuhan selamanya, kebinasaanlah yang akan kita terima saat ini, manakah yang Anda pilih?
Bertobatlah dan hiduplah sesuai kehendak Tuhan, selagi masih ada kesempatan untuk itu. Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar