“Tetapi
aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya,
hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu” (Mazmur 13:6a)
Ada
batas kekuatan manusia untuk bertahan menghadapi persoalan hidu. Jika kita
merenungkan ungkapan hati Daud dalam kitab Mazmur ini, tentu kita dapat menarik
kesimpulan tentang apa yang terjadi pada dirinya dan tentunya bisa sebagian
diantara Anda dan saya mengalami juga. Ya, Daud merasa sangat lelah dan tidak
mampu lagi menghadapi beragam persoalan yang bertubi-tubi menimpanya.
“Berapa
lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan
wajah-Mu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam
diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan
diri atasku? Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya TUHAN, Allahku! Buatlah
mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati, supaya musuhku jangan
berkata: "Aku telah mengalahkan dia," dan lawan-lawanku
bersorak-sorak, apabila aku goyah.” (Mazmur 13:1-5).
Bukankah doa-doa seperti
ini juga yang sering kita ucapkan kepada Tuhan untuk menyatakan ketidakmampuan
kita mengatasi persoalan hidup? Menurut saya, ungkapan hati seperti ini sangat
wajar muncul dalam pikiran atau ucapan kita.
Daud
pun merasa seolah-olah Tuhan meninggalkannya. Tetapi, satu ucapan terakhir yang
patut kita cermati dan kita teladani: Daud tetap menguatkan kepercaayaannya
kepada Tuhan! Itulah yang membuatnya dapat bertahan dan tampil sebagai pemenang
pada akhirnya.
Apakah
yang memampukan Daud bertahan? “Kasih setia Tuhan”.
Kasih
setia-Nya menyediakan perlindungan dan kekuatan baginya sehingga ia mampu
bertahan jauh melampaui batas kemampuannya sebagai manusia. Begitu juga di
tengah pergolakan badai hidup, Anda dan saya dapat mengandalkan kasih setia
Tuhan. Dia tidak akan membiarkan kita tergeletak, tetapi kita akan menyaksikan
kuasa-Nya menolong dan meneguhkan kita.
Tanpa
kasih setia Tuhan, dengan apakah kita akan bertahan dalam menghadapi berbagai
persoalan hidup? Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar