“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23)
Seorang
wartawan bertanya kepada Don Moen, orang mana yang memberi kesulitan paling
besar dalam pelayanannya. Don Moen menjawab seketika, “Saya mempunyai kesulitan
paling banyak dengan Don Moen dibandingkan dengan orang-orang manapun yang
masih hidup.”
Pernyataan
Don Moen menggarisbawahi bahwa problem terbesar kita ternyata bukanlah setan
dan anak buahnya. Mereka sudah dikalahkan oleh Tuhan Yesus di kayu salib.
Problem terbesar kita tidak lain adalah diri sendiri. sekalipun kita sudah
percaya kepada Yesus, sifat kedagingan manusia yang berpusat pada diri sendiri
dan egois itu masih melekat. Keakuan itu bahkan sering masih sangat kuat.
Setiap
orang percaya memiliki pergumulannya masing-masing untuk menghadapi keakuan
ini. Inilah antara lain yang hendak disampaikan oleh penulis Amsal ketika
memperingatkan kita untuk menjaga hati.
Kita
perlu waspada jika kecendrungan untuk mati-matian menjunjung gengsi. Kita
berusaha keras agar setiap orang menghormati kita dan tidak ada yang meremehkan
kita. Tanpa kita sadari, sikap semacam itu malah memperkuat keangkuhan dan
kesombongan. Sederet masalah lain akan mengikutinya, seperti tidak mau ditegur,
tidak mau mengampuni, dan merasa diri paling benar. Inilah keakuan yang perlu
kita taklukan di dalam kehidupan kita. Inilah kondisi yang perlu kita waspadai
agar tidak membelenggu hati kita. Kiranya Kristuslah yang bertahta di dalam
hati kita dan memimpin segenap hidup kita, bukannya keakuan kita sendiri,
seperti firman-Nya di Amsal, “Hai
anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku;
janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu.
Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan
kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan,
karena dari situlah terpancar kehidupan. Buanglah mulut serong dari padamu dan
jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu. Biarlah matamu memandang terus
ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka. Tempuhlah jalan yang rata dan
hendaklah tetap segala jalanmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri,
jauhkanlah kakimu dari kejahatan.” (Amsal 4:20-27)
Ketika
kita belajar tunduk pada kehendak Tuhan, kita menaklukkan problem terbesar
kita. Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar