“Hajarlah
anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya.”
(Amsal 19:18).
Bolehkah
kita memukul anak? Demikian pertanyaan umum yang sering ditanyakan para
orangtua. Umumnya orangtua memukul anak karena marah dan banyka orangtua
mengganggap hal tersebut merupakan hukuman supaya anak tidak nakal. Namun,
sadarkah orangtua bahwa pukulan-pukulan berakibat negatif pada anak-anak. Pada
tataran terendah, mereka akan malu apalagi kalau ada orang lain. Anak yang seringkali
diancam, dipukul atau diintimidasi cenderung akan melakukan hal yang sama
kepada anak-anak yang lebih kecil. Bahkan beberapa remaja, yang tumbuh dengan
keinginan yang kuat, memberontak kepada pemegang otoritas seperti orangtua,
guru, penegak hukum.
Salah
satu tugas dan tanggung jawab utama orangtua terhadap anak-anaknya adalah
mendidiknya sejak kecil. Namun masalahnya banyak orangtua yang justru salah
menggunakan metode mendidik, sebut saja mendidik dengan kekerasan. Sudah
berabad-abad metode ini dianggap sebagai cara yang tepat untuk membentuk
anak-anaknya menjadi orang yang baik. Padahal justru tindakan memukul, mencubit
dsb akan membentuk karakter anak menjadi keras dan pemberontak dan timbul
kepahitan. Raja Salomo berkata, “hajarlah anakmu selama ada harapan....” Hal
yang dimaksud hajar pada nats bukan pengertian secara harfiah yaitu memukul,
melainkan mendidik.
Dalam
hal ini tentunya mendidik dengan bijak dan benar. Mendididk yang benar dan
bijak adalah mendisiplinkan anak dengan tidak melibatkan kekerasan sebagai
bentuk hukumannya. Sebab banyak cara lain untuk menghukum atau mendisiplinkan
anak selain memukul, mencubit, intimidasi dsb. Misalnya dengan memotong uang
jajan, tidak memperbolehkan anak menonton televisi, membersihkan halaman rumah dll.
Banyak
cara yang bisa kita lakukan untuk mendidik anak menjadi anak yang disiplin
tetapi tidak berwatak keras. Marilah kita mendidik anak-anak kita seturut
ajaran firman Tuhan. Ingatlah, kekerasan yang digunakan dalam proses pendidikan
kepada mereka hanya berdampak buruk di kemudian hari. Padahal, maksud
pendidikan kita bukan ini.
Didiklah
anak sejak kecil dengan benar dan sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar