“Dari
Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam
Kristus Yesus di Filipi,.......”(Filipi 1:1)
Pada
zaman dahulu banyak orang Kristen yang setelah meninggal diberi gelar Santa
atau Santo (orang kudus). Gelar ini tidak diberikan kepada sembarang orang.
Hanya mereka yang selama hidupnya dianggap benar-benar menjaga kekudusan diri,
menjadi teladan iman dan kasih pada sesama. Dalam Filipi 1:1, Paulus menyebut
jemaat Filipi adalah orang-orang kudus (hagios). Kata Hagios artinya
benda-benda yang dipisahkan atau diistimewakan untuk suatu tujuan tertentu.
Jadi bila orang-orang percaya disebut Hagios, cara hidupnya harus berbeda
dengan cara hidup orang-orang yang masih dalam dosa.
Menjalani
hidup dengan kekudusan tidak mudah. Tentu saja, sebab saat ini kita hidup di
tengah dunia yang cemar. Setiap upaya menjaga kekudusan akan dianggap sebagai
sesuatu yang tidak lazim, kuno, dan bertentangan dengan arus zaman. Meski
demikian, jika kita ingin menjadi pribadi yang berkenan di hadapan Tuhan, hidup
dalam kekudusan merupakan harga yang tidak bisa ditawar. “tetapi hendaklah kamu
menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah
memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (1Petrus
1:15-16). Jadi mana yang harus dipilih? Hidup Kudus tetapi ditolak dunia, atau
hidup tidak kudus tetapi diterima dunia. Sekalipun konsekuensinya tidak ringan,
dari surat Paulus dapat diketahui kalau jemaat di Filipi memilih untuk hidup
kudus agar berkenan di hadapan Tuhan. Karenya dalam bagian selanjut di kitab
ini banyak menasihati dengan tujuan menghibur dan menguatkan hati jemaat. Ini
berarti pula bahwa Tuhan peduli dan memberi kekuatan pada umat yang mau
berusaha menyelaraskan kehidupan mereka dengan firman-Nya.
Berbeda
dengan jemaat di Filipi, saat ini banyak orang Kristen yang tidak berani
mengambil keputusan untuk menjaga dirinya tetap hidup kudus. Meski hal seperti
itu sangat disesalkan, kini yang terpenting adalah sikap kita sendiri. apakah
kita akan ikut-iktan hidup sama seperti mereka, atau berani mengambil komitmen
hidup seperti yang dilakukan jemaat di Filipi?
Setiap
keputusan pasti mengandung konsekuensi, termasuk keputusan untuk hidup sesuai
keinginan Tuhan. Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar