Halaman

Senin, 16 September 2013

HAGIOS (Orang Kudus)



“Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi,.......”(Filipi 1:1)

Pada zaman dahulu banyak orang Kristen yang setelah meninggal diberi gelar Santa atau Santo (orang kudus). Gelar ini tidak diberikan kepada sembarang orang. Hanya mereka yang selama hidupnya dianggap benar-benar menjaga kekudusan diri, menjadi teladan iman dan kasih pada sesama. Dalam Filipi 1:1, Paulus menyebut jemaat Filipi adalah orang-orang kudus (hagios). Kata Hagios artinya benda-benda yang dipisahkan atau diistimewakan untuk suatu tujuan tertentu. Jadi bila orang-orang percaya disebut Hagios, cara hidupnya harus berbeda dengan cara hidup orang-orang yang masih dalam dosa.
Menjalani hidup dengan kekudusan tidak mudah. Tentu saja, sebab saat ini kita hidup di tengah dunia yang cemar. Setiap upaya menjaga kekudusan akan dianggap sebagai sesuatu yang tidak lazim, kuno, dan bertentangan dengan arus zaman. Meski demikian, jika kita ingin menjadi pribadi yang berkenan di hadapan Tuhan, hidup dalam kekudusan merupakan harga yang tidak bisa ditawar. “tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (1Petrus 1:15-16). Jadi mana yang harus dipilih? Hidup Kudus tetapi ditolak dunia, atau hidup tidak kudus tetapi diterima dunia. Sekalipun konsekuensinya tidak ringan, dari surat Paulus dapat diketahui kalau jemaat di Filipi memilih untuk hidup kudus agar berkenan di hadapan Tuhan. Karenya dalam bagian selanjut di kitab ini banyak menasihati dengan tujuan menghibur dan menguatkan hati jemaat. Ini berarti pula bahwa Tuhan peduli dan memberi kekuatan pada umat yang mau berusaha menyelaraskan kehidupan mereka dengan firman-Nya.
Berbeda dengan jemaat di Filipi, saat ini banyak orang Kristen yang tidak berani mengambil keputusan untuk menjaga dirinya tetap hidup kudus. Meski hal seperti itu sangat disesalkan, kini yang terpenting adalah sikap kita sendiri. apakah kita akan ikut-iktan hidup sama seperti mereka, atau berani mengambil komitmen hidup seperti yang dilakukan jemaat di Filipi?
Setiap keputusan pasti mengandung konsekuensi, termasuk keputusan untuk hidup sesuai keinginan Tuhan. Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar