“Mereka
datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya:
"Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang
menanggung pembangunan rumah ibadat kami." (Lukas 7:4-5)
Seseorang
datang mengeluh kepda kami dengan mengatakan bahwa ia kecewa kepada Tuhan.
Menurutnya ia telah banyak berkorban untuk pelayanan gereja, tetapi masalahnya
justru semakin banyak dan tak kunjung
selesai. Ia merasa layak ditolong, tetapi Tuhan seolah tak mau menolongnya.
Sebagai
manusia kita tentu memiliki banyak harapan, dan kita berharap Tuhan
mengabulkannya. Kita berharap bahwa ketaatan kita kepada-Nya selalu berbuah
manis, bahwa Dia akan selalu memenuhi keinginan kita. Ketika Tuhan tidak
memenuhinya, kita kecewa dan menuduh Tuhan tidak adil. Nah, apakah memang harus
seperti itu? Bagi tua-tua Yahudi dalam bacaan nats Alkitab hari ini tampaknya,
“ya” tetapi bagi Yesus “tidak”.
Perhatikan
bahwa Yesus membandingkan iman perwira itu dengan iman orang Israel. Jadi, hamba
perwira itu sembuh bukan karena perbuatan tuannya menolong orang Yahudi
membangun rumah ibadat, melainkan karena imannya yang tidak tanggung-tanggung
kepada Yesus. Iman inilah yang membuat Yesus terheran-heran, “Setelah Yesus
mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang
banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar
ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" (Lukas
7:9).
Karena
itu, masihkah kita akan “menuntut” berkat Tuhan dengan mengandalkan perbuatan
baik kita? Apakah kita akan menyatakan bahwa kita layak ditolong karena kita
telah banyak melayani, memberikan persembahan, menolong orang lain? Perspektif
semacam ini perlu diluruskan. Pertama, kita akan ditolong Tuhan. Kedua,
pertolongan-Nya tidak selalu berlangsung menurut waktu dan cara yang kita
harapkan. Maukah kita mengamininya?
Mari
kita camkan baik-baik, “Pertolongan Tuhan itu mendatangkan kebaikan bagi kita,
bukan untuk membalas kebaikan kita”.
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar