“Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran.” (2 Timotius 3:16)
Konsep
makanan bergizi empat sehat lima sempurna dikenal luas di negeri ini.
Sayangnya, belum seluruh warga masyarakat menerapkannya. Ada yang terbentur
keterbatasan ekonomi sehingga tidak mampu memperoleh bahan makanan yang
memadai. Ada pula yang tahu dan mampu mendapatkan makanan bergizi, namun mengabaikannya
dan makan secara sembrono.
Bukan
hanya tubuh yang memerlukan makanan bergizi; jiwa dan roh kita juga
memerlukannya. Dari mana jiwa dan roh mendapatkan asupan gizi yang menyehatkan?
Sumber utamanya tidak lai firman Tuhan. Menurut Paulus, firman Tuhan mengandung
manfaat yang komplet; pengajaran yang benar dan sehat, penyadaran akan dosa dan
kesalahan, perbaikan karakter dan perilaku, serta pendidikan dan pembinaan
dalam kebenaran.
Soal
ketersediaan, firman Tuhan yang ajaib ini relatif mudah diperoleh. Selain
melalui kitab suci yang tercetak, kita juga dapat mengaksesnya melalui berbagai
perangkat digital. Masalahnya, seberapa haus dan laparkah kita akan firman-Nya?
Apakaqh kita meluangkan waktu setiap hari untuk menyimak dan mempelajarinya?
Dan, apakah kita menjadikan Alkitab sebagai standar kebenaran serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari?
Jika
kita tahu manfaat firman Tuhan, namun memilih mengabaikannya dan hidup secara
sembrono, kita akan mengalami malnutrisi rohani. Kerohanian kita tidak akan
bertumbuh, dan kehidupan kita tidak berbuah lebat bagi kemulian Tuhan. Tentu
kita tidak menginginkan keadaan yang seperti itu.
Kehidupan
rohani yang bertumbuh dan berbuah dimulai dari kecukupan asupan “gizi” rohani.
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar