“siapa
yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan
kepadanya." (Mazmur 50:23b)
Rasul
Paulus adalah seorang penginjil yang hebat. Ia melakukan pekerjaan Tuhan dengan
tulus hati. Ia tidak punya maksud lain dalam melayani Tuhan. Paulus tidak pernah terpikir untuk cari muka, cari
kekayaan, atau cari pamor. Bahkan Paulus tetap bekerja menjadi pembuat tenda
ketika ia melayani Tuhan. Ia berani bayar harga demi melayani Tuhan. Dihina,
difitnah, atau dianggap sesat, Paulus tidak kecewa. Setiap perkataan yang
disampaikan olehnya keluar dari ketulusan hatinya. Paulus tidak pernah
muluk-muluk berbicara ke orang lain, atau untuk mencari empati dari orang lain.
Ia tidak berbicara semanis mungkin untuk mendapat keuntungan dari jemaat. No!!
Paulus berbicara apa adanya. Dosa yah dosa, benar ya benar.
Saudaraku,
mungkin ada di antara kita yang saat ini aktif melayani di gereja. Adakah
pelayanan itu kita lakukan dengan tulus? Atau kita melayani karena berkat
(uang), pujian yang kita terima, atau sekedar pamer? Hal ini berlaku bukan
hanya di dalam gereja atau di dalam pelayanan. Di dalam keseharian kitapun,
ketulusan hati itu perlu. Misalnya, kita berusaha bermanis-manis mulut dengan
gembala atau dengan bos kita agar kita mendapat pujian yang bagus, sedangkan
pada kenyataannya kita sangat benci dengan gembala atau bos tersebut. Yah,
istilahnya jangan munafiklah. Berbicara apa adanya. Berbohong demi keuntungan
diri sendiri adalah dosa. Berbuat sesuatu tanpa di dasari ketulusan hati adalah
sia-sia.
Ketulusan
adalah salah satu fondasi hidup. Jika kita hidup tanpa ketulusan, maka kita
bagaikan rumah “miring” karena hanya memiliki 3 tiang penopang tanpa “tiang
ketulusan.
Ketulusan
bukan hanya mendapat kesuksesan melainkan ketulusan juga mendapatkan kepercayaan.
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar