Halaman

Kamis, 17 Oktober 2013

KETULUSAN



“siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya." (Mazmur 50:23b)

Rasul Paulus adalah seorang penginjil yang hebat. Ia melakukan pekerjaan Tuhan dengan tulus hati. Ia tidak punya maksud lain dalam melayani Tuhan. Paulus  tidak pernah terpikir untuk cari muka, cari kekayaan, atau cari pamor. Bahkan Paulus tetap bekerja menjadi pembuat tenda ketika ia melayani Tuhan. Ia berani bayar harga demi melayani Tuhan. Dihina, difitnah, atau dianggap sesat, Paulus tidak kecewa. Setiap perkataan yang disampaikan olehnya keluar dari ketulusan hatinya. Paulus tidak pernah muluk-muluk berbicara ke orang lain, atau untuk mencari empati dari orang lain. Ia tidak berbicara semanis mungkin untuk mendapat keuntungan dari jemaat. No!! Paulus berbicara apa adanya. Dosa yah dosa, benar ya benar.
Saudaraku, mungkin ada di antara kita yang saat ini aktif melayani di gereja. Adakah pelayanan itu kita lakukan dengan tulus? Atau kita melayani karena berkat (uang), pujian yang kita terima, atau sekedar pamer? Hal ini berlaku bukan hanya di dalam gereja atau di dalam pelayanan. Di dalam keseharian kitapun, ketulusan hati itu perlu. Misalnya, kita berusaha bermanis-manis mulut dengan gembala atau dengan bos kita agar kita mendapat pujian yang bagus, sedangkan pada kenyataannya kita sangat benci dengan gembala atau bos tersebut. Yah, istilahnya jangan munafiklah. Berbicara apa adanya. Berbohong demi keuntungan diri sendiri adalah dosa. Berbuat sesuatu tanpa di dasari ketulusan hati adalah sia-sia.
Ketulusan adalah salah satu fondasi hidup. Jika kita hidup tanpa ketulusan, maka kita bagaikan rumah “miring” karena hanya memiliki 3 tiang penopang tanpa “tiang ketulusan.
Ketulusan bukan hanya mendapat kesuksesan melainkan ketulusan juga mendapatkan kepercayaan. Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar