“Kejahatan
dirancangkannya di tempat tidurnya, ia menempatkan dirinya di jalan yang tidak
baik; apa yang jahat tidak ditolaknya.” (Mazmur 36:5)
Perhatikan
teguran Tuhan kepada jemaat di Laodikia ini, “Jadi karena engkau suam-suam
kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.”
(Wahyu 3:16). Bukankah banyak orang Kristen yang kondisinya suam-suam kuku,
tidak dingin atau panas? Ibadah memang rajin, tapi mereka tetap saja
berkompromidengan dosa. Mereka sulit sekali berkata “tidak” terhadap dunia ini.
Ketidakberanian
dan ketidaktegasan untuk berkata “tidak” kepada dosa seringkali menjadi
penyebab utama kita tidak bisa maju di dalam Tuhan. Akhirnya kekristenan kita
tetap saja standar, biasa-biasa saja dan tidak berdampak terhadap orang lain.
Apalagi dalam budaya timur seringkali kita merasa sungkan dan sulit sekali
menolak ajakan orang lain, walaupun kita tahu ajakan itu untuk melakukan
tindakan yang menyimpang dari kebenaran. Sungguh benar ayat nats di atas,
“.....apa yang jahat tidak ditolaknya.”
Sebagai
anak-anak Tuhan, yaitu anak-anak terang, kita harus bersikap tegas terhadap
pilihan-pilhan yang seringkali menjerumuskan kita ke dalam dosa; memliki
keberanian untuk berkata “tidak” terhadap segala bentuk kejahatan meski
terkadang kita harus berhadapan dengan resiko yang tidak mudah. Contoh Yusuf,
karena takut akan Tuhan ia dengan penuh ketegasan menolak bujuk rayu isteri
Potifar. "Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf menolak... Bagaimanakah
mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap
Allah?" Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf
tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan
dia.” (Kejadian 39:7-10). Dan karena keberanian menolak rayuan isteri Potifar
ini Yusuf harus menanggung resiko yaitu difitnah dan akhirnya dijebloskan ke
dalam penjara. Ada harga yang harus dibayar untuk hidup dalam kebenaran!
Mampukah kita bersikap seperti Yusuf ini? Atau malah sebaliknya, kita tak
berdaya dan dengan gampangnya berkata “ya” meski kita tahu benar bahwa
perbuatan itu dosa? Mana yang harus Anda pilih: takut kepada manusia atau
kepada Tuhan?
Berkompromi
dengan dosa bukti bahwa kita ini hanyalah Kristen-Kristenan!
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar