“Jadi,
saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging,
supaya hidup menurut daging.” (Roma 8:12).
Sebagai
orang percaya kita adalah orang-orang yang berhutang kepada Tuhan. Hutang yang
dimaksud bukan dalam pengertian daging, tetapi kita berhutang kepada Roh yaitu
supaya kita hidup oleh Roh. “Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan
mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu
akan hidup.” (Roma 8:13). Apabila kita tidak mengasihi sesama, kita dikatakan
telah berhutang kepada sesama. Begitu pula bila kita tidak mengasihi Tuhan
dengan sungguh, maka sesungguhnya kita adalah orang yang berhutang kepada
Tuhan.
Dahulu
kita adalah orang berdosa, berarti kita berhutang kepada dosa, sehingga kita
harus menjadi hamba dosa. Namun sekarang, kita “….telah dimerdekakan dari dosa
dan menjadi hamba kebenaran.” (Roma 6:18), oleh sebab Kristus telah lunas
membayar surat hutang dosa kita di kayu salib, bukan dengan emas atau perak,
tetapi dengan darah-Nya sendiri. “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus
dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan
dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan
darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang
tak bernoda dan tak bercacat.” (1 Petrus 1:18-19). Rasul Paulus menulis:
“dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa
dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib:
Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan
mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.” (Kolose 2:14-15).
Jadi
sekarang, bagaimana caranya kita membayar hutang itu? Yaitu dengan cara mengasihi
sesama kita sama seperti kita mengasihi Tuhan. Mengasihi Tuhan yang tidak
kelihatan secara mata jasmani tidak mungkin dapat kita lakukan, namun dapat
kita lakukan dengan cara beribadah kepada-Nya dengan sungguh dan mengasihi sesama
kita. “Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia
membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak
mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak
dilihatnya.” (1 Yohanes 4:20). Jadi mengasihi sesama adalah bukti bahwa kita
ini berasal dari Allah dan mengenal Allah.
“….semua
orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling
mengasihi." (Yohanes 13:35).
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.