“dan
Kaudatangi setiap pagi, dan Kauuji setiap saat?” (Ayub 7:18)
Masalah
adalah bagian dari kehidupan manusia di dunia ini. Musa pun mengakuinya, “Masa
hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan
kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan
kami melayang lenyap.” (Mazmur 90:10). Sekuat apa pun manusia dan secemerlang
apa pun otak manusia takkan mampu menghindarkannya dari masalah. Tak seorang
pun manusia yang masih bernafas yang akan terluput dari masalah dan pergumulan
hidup meski dalam bentuk dan porsi yang berbeda-beda. Inilah nanti yang
membedakan rspons dari tiap-tiap orang dalam menghadapi masalah tersebut.
Umumnya
orang tidak suka dihadapkan pada masalah dan kesulitan. Kita maunya hanya
menerima hal-hal yang baik saja dari Tuhan dan merasa keberatan bila harus
mengalami hal-hal yang tidak baik menurut penilaian kita. Namun Ayub menegur
keras isterinya, "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau
menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?"
Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.” (Ayub 10:2).
sikapAyub dalam menghadapi masalah berat yang menimpa ini berbanding terbalik
atau berbeda 180 derajat dari sikap isteri. Ayub tidak menunjukkan sikap putus
asa dan menyerah pada keadaan. Inilah yang patut kita contoh supaya kita
dihadapkan pada masalah kita tetap kuat dan tidak lagi mengucapkan perkataan
yang negative, apalagi sampai menyalahkan Tuhan.
Apakah
Saudara mengalami pergumulan seberat Ayub saat ini? Mari belajar menyerahkan
seluruh pergumulan kita kepada Tuhan dan mohon kekuatan kepada Roh Kudus supaya
kita diberi kesanggupan menanggung beban yang ada. Percayalah bahwa “…Allah
setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui
kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar,
sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10:13b). dalam menyingkapi permasalahan
hidup yang terjadi ingatlah janji firman-Nya: “janganlah takut, sebab Aku
menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan
meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan
kanan-Ku yang membawa kemenangan.” (Yesaya 41:10).
“…bahwa
kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan
tahan uji menimbulkan pengharapan.” (Roma 5:3-4).
Setiap
masalah yang terjadi pasti ada sisi positifnya. Tidak ada masalah yang terlalu
besar yang tidak dapat terselesaikan karena kita sendirian menghadapinya, ada
Tuhan di pihak kita. "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku
sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5b). kita harus
berkeyakinan bahwa “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13). Oleh karena itu hadapilah setiap masalah
dengan iman.
Melalui
masalah, kita diajar untuk memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan. Acapkali
ketika segala sesuatu berjalan dengan
baik dan lancar kita melupakan Tuhan, cenderung mengandalkan kekuatan sendiri,
jam-jam doa kita abaikan, ibadah pun kita anggap sebagai kebiasaan dan
rutinitas belaka. Firman-Nya mengingatkan,”….janganlah bersandar kepada
pengertianmu sendiri. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah
akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;” (Amsal 3:5.7). masalah adalah sarana yang
dipakai Tuhan untuk menarik kita semakin mendekat kepada-Nya, belajar berjalan
bersama Dia dan melibatkan Dia di segala aspek kehidupan sehingga kita dapat
membangun persekutuan yang karib dengan Tuhan setiap saat. Akhirnya pemazmur
pun mengakui, “Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku
berpegang pada janji-Mu. Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah
ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Orang yang kurang ajar menodai aku dengan
dusta, tetapi aku, dengan segenap hati aku akan memegang titah-titah-Mu. Hati
mereka tebal seperti lemak, tetapi aku, Taurat-Mu ialah kesukaanku. Bahwa aku
tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.” (Mazmur
119:67-71). Tuhan juga memakai masalah sebagai alat uji ketekunan dan kesabaran
kita, karena biasanya saat masalah datang kita semakin ogah-ogahan mencari
Tuhan dan berusaha mencari solusi sendiri di luar Tuhan. Bukannya makin
bertekun mencari-Nya. Kita pun tidak sabar menunggu waktu Tuhan. Namun Yakobus
menasehati, “….ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.” (Yakobus
1:3).
Bagi
bangsa Israel, perjalanan mereka di padang gurun justru memberi mereka banyak
kesempatan untuk melihat dan mengalami mujizat serta kuasa Tuhan.
“Sebab
kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu
memperoleh apa yang dijanjikan itu.” (Ibrani 10:36).
“Saudaraku,
ketika kita saat diterpa masalah jangan sekali-kali kita menyalahkan Tuhan.”
Amin.
Tuhan
Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar