Halaman

Selasa, 14 Oktober 2014

JANGAN LUPAKAN TUHAN



“Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;” (Ulangan 8:11)

Pernahkah Anda memperoleh sesuatu yang tampaknya mustahil? Mungkin itu pemenuhan kebutuhan financial, kesembuhan secara ajaib, atau solusi atas masalah yang rumit. Biasanya sesaat setelah mengalaminya, hati kita akan meluap dengan sukacita, takjub, dan bersyukur. Tetapi, berapa lamakah ucapan syukur itu bertahan? Perubahan seperti apakah yang terjadi dalam hidup kita melaluinya?
Bangsa Israel mendapatkan sesuatu yang rasanya mustahil: Tuhan membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Lalu Dia membawa mereka mengembara di padang gurun selama empat puluh tahun demi merendahkan hati mereka dan membuat mereka berpegang pada perintah-Nya “Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.” (Ulangan 8:2). Pada akhirnya Dia membawa mereka masuk ke tanah perjanjian yang penuh dengan kelimpahan “Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung; suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya; suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apapun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga. Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu.” (Ulangan 8:7-10). Tuhan tahu, selalu ada kecenderungan melupakan diri-Nya saat bangsa Israel hidup dalam kenyamanan dan kelancaran. Oleh karena itu, Dia perlu memperingatkan mereka “dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak,” (Ulangan 8:12-13). Melupakan Tuhan buka hanya tidak lagi mengakui keberadaan-Nya dan menjadi tinggi hati dengan menganggap segala yang mereka peroleh sebagai hasil kerja keras mereka “jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan,” (Ulangan 8:14).
Apakah saat ini kita sedang dipenuhi dengan ucapan syukur karena memperoleh sesuatu yang sepertinya mustahil? Merasakan kenyamanan karena terpenuhi kebutuhan kita? Berhati-hatilah agar jangan tinggi hati dan melupakan Tuhan Sang Pemberi dengan tidak lagi hidup sesuai dengan perintah-Nya.
“Kenyamanan hidup kiranya tidak menjadikan kita terlena, melainkan semakin giat dan penuh sukacita melayani Tuhan.”
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar